Beranda / Romansa / Istri Tawanan Sang Mafia / 7 || Kelancangan seorang maid

Share

7 || Kelancangan seorang maid

Penulis: Hanabi_Letzy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-16 19:20:00

Grazella terlihat keluar dari lift bersama Sheryl, dan duduk di depan Wiliam. Sementara Gabriel tidak merespon, dia masih emosi dengan gadis itu. "Nona, mau makan apa?" Sheryl terlihat mengambil piring dan mel4yani sang Nona.

"Salad saja, Ryl" Grazella makan dengan hati hati, karena lidahnya sangat sakit, Meskipun sudah di obati.

Nyatanya Gabriel sangat perduli dengan gadisnya. Pria itu menghubungi Dokter, untuk mengobati luka di lidah Grazella.

"Per favore prendi un po' di latte,"

'Tolong ambilkan susu,'

Salah satu maid dengan sigap mengambilnya di kulkas. Suara dingin itu membuat Grazella mendongakkan wajahnya. Wajah dingin Gabriel terlihat sedikit bengkak, mungkin karena tamparan yang ia berikan. Sementara dirinya sudah membaik berkat cream yang di berikan Dokter tadi.

Salah satu maid membawa susu, dan meletakan di meja.

"Silahkan, Tua ...."

Gelas itu sudah jatuh dengan cantiknya di bawah.

"Apa yang kau, lakukan!" Gabriel terlihat naik pitam.

Wajah pria itu sudah bak iblis, yang butuh mangsa. Bukannya menjawab, maid itu justru asik menatap Grazella dengan tatapan ....

Kepala maid itu menundukkan kepalanya, kedua tangan paruh baya itu dibasahi oleh keringat dingin. Dia benar-benar takut, dia tau salah satu anak buahnya ini pasti tidak akan selamat. Lututnya pun sudah lemas tak bertenaga. Saat melihat tidak ada jawaban dari anak buahnya, paruh baya itu mendongak, dan menatap tajam sang maid.

Bagaimana bisa, dia berani menatap Nona–nya dengan tatapan seperti itu.

"Tania! Perhatikan pandanganmu!" Seketika maid itu tersadar, dia pun seperti orang bodoh yang kehilangan akalnya.

"Ma-maaf Tuan. maaf." Maid itu langsung berlutut, menghadap Tuannya.

"Apa sangat jelek?"

"Huh?" Maid itu terkejut melihat, Tuannya malah bertanya.

"Wajahnya memang sangat jelek. Lihatlah jerawatnya? Sangat menjijikan! Bukankah begitu?" Gabriel menekankan kata menjijikan, dengan melihat ke arah Grazella, gadis itu meremas kuat dress–nya.

Seluruh maid yang ada di sana, melotot sempurna. Sheryl terlihat menatap sendu ke arah sang Nona. Wiliam pun terlihat mengepalkan tangannya.

"I- iya, Tuan." Maid itu sedikit ragu menjawab, Gabriel tersenyum miring mendengar jawaban sang maid.

"Malangnya nasibku, harus hidup bersamanya seumur hidup,"

"Apakah, Anda dijodohkan, Tuan?" Dengan lancangnya maid itu berucap, dan menatap ke arah Gabriel.

Bibi Margaret hanya menghela nafas kasar, dia sudah tau endingnya akan seperti apa. Salah satu maid yang sedang menunduk berbaris, dengan para maid lain nampak tersenyum cerah.

"Dasar bodoh! Tapi bagus, agar gadis j4lang itu sadar, kalo dia tidak pantas untuk Tuan Gabriel! Hanya aku yang pantas!" batinnya tersenyum cerah.

Gabriel beranjak dan menghampiri maid tersebut "Menurutmu, siapa yang pantas bersanding denganku, h'm?" Maid itu terkejut saat Tuannya ikut berjongkok, dan menyentuh dagunya, serta mendongakkan wajahnya.

Maid itu yakin kalau Tuannya ini menyukainya. Dia membulatkan matanya saat jari Gabriel menyentuh bibirnya, terlihat pria itu semakin mendekatkan kepalanya ke wajah sang maid, Grazella meremas kuat dress–nya melihat pemandangan itu.

"Dasar, brengs3k!" batin Grazella mengepalkan tangannya.

Maid itu sangat terkejut, mendengar apa yang di ucapkan Gabriel. "Apa kau juga mau, menjadi kekasihku?" Maid itu terlihat gugup bukan main.

"Siapa pun yang anda sukai, Tuan. Karena menurut saya, gadis itu tidak cocok untuk Anda. Wajahnya saja sangat jelek dan rusak, bisa-bisa dia membuat anda malu, Tuan" Entah keberanian dari mana gadis itu sanggup melanjutkan kata-katanya.

"Saya juga, mau bersama Anda, Tuan." Maid itu tersenyum lebar.

"Hahaha. Aku suka ini. Ternyata di mansionku ada gadis yang sangat pintar!" Gabriel lebih mendekati maid itu.

Grazella sudah muak, meskipun dia tidak mengerti apa yang diucapkan dua sejoli ini, dia tau jelas kalau yang dibahas adalah wajahnya. Mata gadis itu sudah berembun, dia terlihat berdiri, dan berbalik. Grazella ingin menuju kamarnya saja.

Suara tembakan itu membuat sang gadis terdiam.

Grazella segera membalikan badannya, terlihat maid itu sudah menuju alam baka.

"Leon!" Semua maid dan bibi Margaret pun sontak melotot sempurna.

Bukan karena pemandangan mengerikan itu, tetapi suara Grazella yang dengan lantangnya menyebut nama itu.

Bukan rahasia umum nama tersebut sangat keramat, siapa pun yang berani memanggilnya dengan nama itu, detik itu juga dia akan menuju alam baka. Bahkan Tuan Besar Mattew yang ayahnya saja, pernah hampir menuju Sang Tuhan kala memaksa memanggil nama tersebut.

Belum sadar atas rasa terkejutnya, suara menggelikan menambah senam jantung mereka. "Maaf, sayang ... tanganku gatal, dan tidak sengaja menembaknya, h'm?" Wiliam menjatuhkan rahangnya. Astaga ... jangan sampai para musuhnya melihat hal menjijikan ini, bisa hancur imagenya.

Grazella benar benar tak habis pikir, dengan pria itu. Bisa-bisanya dia membunuh manusia seperti membunuh nyamuk, sangat mudah.

"Siapa kamu sebenarnya, Leon?" batinnya menatap selidik ke arah Gabriel .

Gabriel menyembunyikan identitas aslinya, dia hanya mengatakan bahwa dia pengusaha sukses di Italia, dan pistol itu legal di sana, para maid dan bodyguard pun sudah ia briefing untuk tutup mulut.

Gadis itu hanya bisa percaya, karna memang dia tidak tau apa-apa. Grazella hanya seorang gadis Indonesia yang hidupnya penuh dengan kesengsaraan, di otaknya hanya ada uang, uang dan uang.

Gabriel menghampiri Grazella dan mengusap lembut wajah gadis itu. "Aku harus bekerja, nanti sore aku akan mengajakmu keluar, sekarang beristirahatlah."

Bibir kenyal pria itu mengecup bibirnya. Grazella hanya terdiam dengan mata melotot, Gabriel tersenyum geli melihat ekspresi lucu gadis itu.

"Jangan nakal, El. Aku akan segera kembali," ucap Gabriel dengan senyum manisnya.

Gabriel meninggalkan mansion, dengan Wiliam di belakangnya. Para anak buahnya masih sibuk membersihkan area meja makan.

Pria itu tidak tahan berlama lama mendiami gadisnya. Grazella memilih segera masuk ke kamar.

Gadis itu mengunci kamar dari dalam, setelahnya masuk ke kamar mandi. Dia membersihkan area pay*dara. Sesuatu berwarna putih keluar dengan deras.

"Kenapa sa-kit sekali, karena tidak aku keluarkan." Gadis itu keluar dari kamar mandi, dan mengambil paper bag yang ada di dalam lemari. Grazella kembali ke kamar mandi.

Di hadapan cermin wastafel, ia mulai menempelkan ujung benda, yang berbentuk corong pada payud4ranya. Satu tangan memegang botol penampung asi, yang langsung terhubung dengan corong, yang tertempel pada payud4ra.

Grazella menghidupkan mesinnya.

"Akh ... sakit." Gadis itu menggigit bibirnya karena merasakan nyeri di sana.

Tak terasa satu botol itu sudah penuh, dia melepas alatnya, dan segera memakai kembali pakaiannya. Gadis itu menggeram kesal karna masih saja masakan nyeri di payudar*nya.

"Apa masih ada, ya? Biasanya juga cuma sebotol" Asi itu belum juga habis, dari saran sang Dokter, gadis itu harus memompa sampai benar-benar habis, kalau tidak ingin merasakan nyeri.

Grazella menuju walk in closet untuk mengganti bajunya, karena dia sangat tidak nyaman memakai dress. Matanya membulat sempurna.

Bagaimana tidak? Semua baju yang ada di sana tidak layak pakai, baju itu hanya menutupi bagian intim saja.

Yah ... lemari besar itu, hanya ada berbagai jenis lingerie.

"Baju laknat begini, masih saja di simpan! Dasar pria m3sum!" Gadis itu kembali memakai dress, dan turun ke bawah.

Saat membuka kulkas matanya berbinar senang, di sana bagaikan surga untuknya. Berbagai jenis camilan dan coklat terpampang nyata, tapi bukan itu yang dia cari, dia pun mengedarkan pandangannya.

"Yes!" Grazella berteriak kegirangan.

To be continued...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Tawanan Sang Mafia    54 || "Itu kau"

    Di ruangan inap yang luas, nan mewah tersebut terlihat hening. Gabriel duduk di kursi dengan memegang tangan Grazella. Pria itu mengecup tangan sang istri dengan lembut.Mata Gabriel terus melihat ke arah perut sangat istri. Lagi-lagi buliran bening keluar dari sana. Dia merasa menjadi suami paling tidak berguna.Lenguhan Grazella membuat pria itu, langsung menghapus kasar wajahnya.Gabriel menetralkan wajahnya, dan tersenyum lebar menyambut kesadaran sang istri."Hey, Sayang," sapa Gabriel. Grazella ikut tersenyum, dia berusaha untuk bangun."No, kamu harus banyak istirahat," tolak Gabriel. Namun gadis itu menggeleng, ia tetap memaksa untuk duduk. Gabriel pun membantu Grazella untuk duduk."Mau sesuatu?" tawarnya."H–haus," jawab sang gadis lemas.Dengan langkah seribu, Gabriel mengambil air minum yang berada di nakas samping brangkar."Mana yang sakit, h'm?" Gabriel mengusap lembut wajah istri kecilnya.Gadis itu menggeleng lemah. Dia melihat arah pandang suaminya, dan tersenyum lemb

  • Istri Tawanan Sang Mafia    53 || Keguguran

    Pria dengan wajah panik itu semakin kesal saat melihat jalanan yang macet, di depannya terdapat kecelakaan beruntun."Cepat cari jalan lain, Wil! Aku membayarmu bukan untuk bersantai!" seru Gabriel."Baik, Tuan" Wiliam yang tahu Gabriel sudah kesal pun memilih memutar arah dan mencari rute lain.Hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di depan sebuah gedung kosong yang sudah sangat usang. Gabriel dengan cepat turun dari mobil itu."Tunggu, Riel! Mungkin mereka menjebakmu! Tunggu anak buahmu," saran Wiliam."Persetan dengan itu! Istriku sedang menunggu!" segahnya.Wiliam mengusap rambutnya kasar, dia terus menghubungi Jack, agar cepat sampai.Gabriel berlari bak kesetanan, langkahnya berhenti melihat mobil yang sangat ia kenali terparkir di sana, matanya sudah berkobar penuh kebencian."Dasar sial4n kau Selena! Akan kubunuh kau!" sumpahnya. Samar-samar dia mendengar tangisan histeris istrinya. Gabriel segera menuju ke

  • Istri Tawanan Sang Mafia    52 || Dipaksa meminum racun

    Setelah hampir sepekan Bibi Margaret cuti, akhirnya ia kembali ke mansion sang majikan. Wanita paruh baya itu menyerngitkan dahi melihat gerbang utama terbuka lebar, tidak biasanya.Bibi Margaret segera masuk, dia heran karena tidak melihat para penjaga."Kemana para penjaga?" gumamnya bingung.Sepanjang berjalan menuju mansion sangat sepi tidak ada penjaga seperti biasanya. Saat berada di halaman alangkah terkejutnya  wanita itu melihat semua penjaga sudah tergeletak pingsan.Setelah mengingat sesuatu, matanya melotot sempurna."Nyonya!" Paruh baya itu berlari masuk ke mansion.Saat melewati dapur dia di buat melongo melihat para maid sudah pingsan. Dia langsung menuju lift dan mencari Grazella.Paruh baya itu menangis histeris, dia mengambil benda pipihnya dan mendial Jack, tangannya terlihat bergetar.   • • •Pria itu menendang meja di depan dengan kerasnya. Seluruh orang yang berada di

  • Istri Tawanan Sang Mafia    51 || Grazella di culik

    Lima orang pegawai toko sudah mulai menyiapkan berbagai perlengkapan, dua wanita terlihat memasukan pakaian dan sepatu bayi di raknya. Sedangkan tiga laki-laki memasang kelambu dan lampu untuk mempercantik kamar itu.Mereka akan menyulap kamar yang sudah di kosongkan Gabriel menjadi 'Baby room'  Grazella dan Sheryl hanya diam memandangi mereka semua yang bekerja.Grazella yang melihat album toko itu seketika berbinar."Apakah ini contoh modelnya?" tanya sang gadis dengan semangat."Iya, Nyonya. Tetapi Anda tenang saja, karena Tuan Gabriel sudah memilihnya," jelas salah satu pegawai itu."Huh?" Grazella sedikit terkejut, pegawai itu tersenyum dan melanjutkan perkataannya."Anda sangat beruntung Nyonya, sedari pagi Tuan sudah menyuruh toko kami untuk buka, dan hampir 4 jam Tuan Gabriel memilih sendiri design–nya,""Tuan Gabriel tidak ingin membuat Nyonya lelah," sambung pegawai itu."Apa kau sangat menantikan keha

  • Istri Tawanan Sang Mafia    50 || Baby Room

    Saat Gabriel menghis4p dengan kuat semangka Grazella, dia merasakan sesuatu yang sangat familiar di lidahnya."J–jadi itu semua benar," batinnya dengan wajah penuh kebingungan. Gabriel menatap wajah Grazella yang sudah mendongak ke atas dengan mata tertutup."5hit! Kenapa wajahnya sangat s3ksi!" Batinnya menggeram kesal."Baby, apa benar itu 4si milikmu?" Tubuh Grazella langsung mematung, wajahnya sudah pucat pasi."K–kenapa? Apa kamu jijik?" tanya Grazella. Gadis itu terlihat sedikit kecewa dengan hal itu."No! Aku sangat menyukainya," ungkap Gabriel. Gadis itu hanya diam, dia masih syok kenapa bisa suaminya tahu."Kamu tau dari mana?""Tidak penting, sejak kapan kamu melakukan itu?" Grazella kebingungan dengan pertanyaan sang empu."Menukar itu dengan milikmu?" Grazella menggaruk tengkuknya."Sejak aku berusa kabur," jawab sang gadis. "Mulai sekarang jangan pernah kamu lakukan itu lagi," per

  • Istri Tawanan Sang Mafia    49 || 4si?

    Grazella menatap datar pada wanita di depannya. Selena yang mendapatkan tatapan itu tersenyum puas."Kamu tau? Bahkan kami pernah s3ks di ruang ganti, karena dia selalu mengingink4n tubuhku," ucapnya bangga. Selena tersenyum lebar.Grazella berusaha untuk tenang, meskipun dadanya sangat sakit mendengar hal itu. Tidak bisa di pungkiri dia sangat marah mengetahui suaminya masih saja bersama wanita lain.Gadis itu tidak tahu, kalau Selena dan Gabriel sudah tidak berhubungan, dan pertunangan itu sudah batal."Ya ... mungkin Suamiku memang b4jingan. Dia banyak melakukan s3ks di luaran sana. But it's ok, dia sudah berjanji hanya tubuhku yang akan dia nikmati, jadi apa yang harus aku takutkan?" jelas Grazella yakin."Sekarang aku Istrinya, dan Nyonya satu satunya di mansion ini. Aku juga diterima baik oleh Keluarganya. Jadi aku tidak perduli Suamiku dengan wanita lain, yang penting statusku sah menjadi Istrinya dan bukan hanya sebagai pemuas naf

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status