Share

Sebuah hadiah.

"Kumohon..." Kupasang wajah paling melas yang aku bisa, namun wajah angkuh itu tetap tak peduli. Dia malah membuang muka.

Anehnya detik berikutnya perlahan genggaman di pergelangan tanganku perlahan merenggang. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan kutarik tanganku dan segera berlalu dari hadapan Elgar.

Kuhela nafas lega begitu sampai di halaman belakang Mansion. Sambil mengatur nafas aku berjalan pelan mengejar Nathan yang ternyata berjalan kearah halaman samping.

Plak.....

Kutepuk pundak Nathan dari belakang. "Hai....." Tak lupa kupasang senyum tipis saat Nathan menoleh untuk menyamarkan raut panik yang mungkin masih nampak diwajahku.

"Dari mana saja kamu? Bikin orang khawatir saja," omel Nathan dengan wajah seriusnya.

"Maaf, tadi.... aku lihat tanaman bunga sebentar. Di sana, ya ada di taman sana." Sebuah alasan terlintas begitu saja di otakku. Aku pun berbohong.

Nathan memicingkan matanya, nampak sekali dia tak percaya. Mungkin wajahku terlihat gugup.

"Tadi..... aku lihat ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status