Share

"Selama ini aku tidak pernah percaya dengan 'Karma'. Namun seseorang pernah mengutukku, katanya orang yang aku cintai akan menderita dan itu adalah karmaku."

"Pakai maskernya," perintah Elgar sambil menyelipkan tali masker ke telingaku.

Sentuhan tangannya di daun telingaku membaut darahku berdesir. Aku pun membeku seketika.

"Sudah. Ayo!" Elgar sudah berdiri dengan tangan terulur di depan wajahku. Wajah tampan itu tersenyum tipis tapi terlihat sangat manis.

"Ah... iya." Sedikit gugup, aku berdiri tanpa menyambut tangan besar itu. Aku berjalan mendahului sang pria, sempat kulihat Elgar malah terkekeh.

Aneh kan? Harusnya dia menghela nafas sebagai tanda kecewa. Ini malah terkekeh, emangnya apa yang lucu.

Baru dua langkah sebuh tangan menggenggam telapak tanganku. Meski kaget aku tetap berusaha tenang lalu menepis tangan itu. Namun seolah diberi lem tangannya tak bisa dilepaskan. Begitu kami sudah dia dalam mobil barulah tautan jemari itu terlepas dengan sendirinya.

"Turunkan aku di depan saja. Aku akan naik taksi online," ucapku begitu mobil berjalan meninggalkan area bandara.

"Tidak. Aku akan mengantarmu sampai di depan rumah," balas E
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status