Share

Ep 5

Lita yang kondisi tubuhnya sedang tidak enak badan semakin begitu terasa malam ini. Dia menjadi mengigil, melihat kesamping nya Fahri yang sudah tidur dengan nyenyak berselimutkan tebal tanpa menyisah kan untuknya barang sepucuk saja.

“Mas, selimutnya jangan dipakai sendiri. Aku kedinginan sekarang” ucap Lita memegang bahu Fahri membangunkannya.

Fahri hanya diam saja tidak menggubris bareng sedikitpun, lagi Lita mencoba membangunkan Fahri dan menarik pelan selimutnya.

“Mas, aku benar-benar kedinginan.” Lirih Lita menarik selimutnya dari Fahri.

Fahri terbangun karena tarikan itu, dia menatap Lita dengan setengah mengantuk tapi pandangan matanya menyiratkan ketidak sukaan dirinya pada sang istri.

“Kamu berisik ya, mengganggu orang tidur saja. Kenapa?” bentak Fahri.

“Ak..aku, aku kedinginan mas. Tolong berbagi denganku selimutnya” ucap Lita terbata karena takut sekaligus menggigil badannya saat ini.

“Ambil, aku tidak akan tidur satu kasur lagi denganmu. Kau perempuan menyebalkan” pungkas Fahri langsung menyibak selimut dan melemparnya ke Lita.

Lita hanya diam menatap Fahri, suaminya itu kini aneh berubah bukan seperti Fahri yang dia kenal dulu. saat ia melihat serta menangkap raut wajah Fahri menunjukkan ketidak sukaan pria itu padanya sebenarnya apa yang terjadi. Besok jika badannya enakan akan ia tegaskan lagi dan perjelas sebenarnya apa yang membuat Fahri bersikap kasar padanya beberapa hari ini.

......................

Mentari pagi sudah menyapa, sinarnya bersinar begitu cerah. Pagi hari nan cerah tanpa diselimuti kabut.

Fahri yang sudah bangun, dan dia baru saja selesai berolahraga pagi ini masuk kedalam kamarnya yang semalam tidak ia tempati karena ia begitu kesal dengan Lita istrinya itu. Rasanya dia ingin terus memaki jika didepan perempuan yang dia benci.

Sungguh ini pagi yang menyebalkan untuknya, badannya terasa sakit harus tidur di sofa dan saat lari tadi tidak sengaja dia kecipratan air dari mobil orang. Ditambah kini saat dia masuk kedalam kamar perempuan yang dimanjakan dengan kemewahan tersebut masih tidur dengan nyenyak nya. Ini tidak bisa dibiarkan, dia tidak akan membuat hidup perempuan itu tenang, ia akan membuatnya menderita.

Dengan langkah cepat Fahri berjalan mendekat ke Lita tidur dan langsung menarik selimutnya begitu saja.

“Hey bangun, kau kira dirimu ratu” kesal Fahri sambil menarik kuat tubuh Lita agar duduk.

“Ada apa mas?” lirih perempuan itu dengan begitu pelan.

“Kau blang ada apa, kau tidak lihat ini sudah pagi. Cepat bangun, buatkan aku teh hangat” ketus Fahri.

“Kau tuli, cepat bangun” bentak Fahri sekali lagi.

Mata Lita langsung memfokuskan pandangannya kearah Fahri, dia tidak bisa begini. dia harus meluruskan semua ini. Dengan memaksakan tubuhnya yang masih tidak enak badan, dia berdiri tepat didepan Fahri yang menatapnya tak mengerti.

“Kamu ini kenapa sih mas? Aku nggak bisa ya kamu perlakukan kasar begini terus. Beberapa hari ini aku sudah diam dengan perlakuan mu yang aneh menurutku. Kali ini nggak bisa mas, aku bukan pembantu mu. Tapi istrimu, aku tanya sama kamu. Kenapa sikap kamu berubah seperti ini denganku? Kamu selama tiga bulan ini kenal denganku hanya pura-pura mencintaiku kan?” Lita berbicara cukup panjang, dia memberanikan dirinya menatap Fahri yang terdiam namun gigi pria itu bergemletak.

“Ya benar, tebakan mu benar sekali. Aku tidak pernah mencintaimu selama ini, aku hanya memanfaat perempuan bodoh sepertimu untuk mendapatkan bagian dari perusahaan milik keluargamu mengerti. Ternyata kau pintar ya,” senyum sinis keluar dari bibir Fahri dia juga bertepuk tangan didepan Lita

“Apa? Jadi benar dugaan kakakku kalau ada yang aneh denganmu. Dan ini sebabnya, kamu selama ini mendekati hanya karena harta mas”

“Ya, memang itulah tujuanku” Fahri semakin tajam menatap Lita. Dia mendekat lebih dekat lagi mengikis jarak diantara mereka. Tangan jahat Fahri langsung menjambak rambut Lita membuat perempuan itu mengerang sakit.

Lita mengerang sakit sambil menangis serta menatap Fahri benci, dia tidak menyangka pria yang ia cintai ternyata hanya memanfaatkan dirinya.

“Kau pikir lah tentang dirimu, mana ada pria yang mencintaimu dengan tulus. Hanya pria bodoh yang memberikan cinta pada perempuan egois, manja, tidak mengerti pekerjaan sepertimu. Mereka hanya memanfaatkan mu saja asal kau tahu” dengan begitu kejamnya Fahri mendorong Lita hingga terdusur ke lantai.

“Jadi kau jangan berpikir untuk aku sentuh, dan jangan berpikir aku mencintaimu mengerti. Kau sekarang tahu alasanku. Kau sekarang hanya aku anggap budak saja mengerti”

Lita langsung berdiri lagi dengan berurai air mata, dia menatap benci Fahri.

“Kau tega seperti ini padaku mas, perkataan-perkataan cintamu beberapa bulan lalu berarti hanya sebuah sandiwara semata hanya untuk mendapatkan mau mu. Baiklah jika itu memang rencana mu, aku akan menyuruh Papa memberikanmu sebagian miliknya padamu. Maka ceraikan aku sekarang juga, aku tidak ingin hidup dengan pria yang hanya memanfaatkan ku semata” ucap lita berusaha kuat menahan rasa sakit dari dalam hatinya. Sungguh semua kata itu begitu menyakitkan baginya, pria yang ia cintai ternyata tidak mencintainya.

“Heh, tidak semudah itu perempuan manja. Aku tidak akan melepaskan mu dengan muda. Kamu akan terus aku sandra ingat itu. Melepaskan Mu sama saja aku melepaskan tangkapan besar hanya setengah dari milik Papamu saja masih kurang bagiku. Aku akan menahan mu sampai semua tujuan ku tercapai mengerti” Fahri mencengkram tangan Lita begitu kuat.

“Arkk...sakit..sakit mas” rintih Lita, air matanya sudah tidak terbendung lagi. Dia menatap benci pada Fahri saat ini.

“Sana buatkan aku teh, aku tunggu dipinggir kolam renang” Fahri mendorong Lita kuat.

“Aku tidak mau, aku tidak akan membuatkan apapun lagi untukmu. Aku membencimu, kau sama saja dengan pria-pria yang lain yang hanya memanfaatkan diriku saja”

“Kau tidak mau, kau mau menerima akibatnya dariku” dengan tatapan menakutkan Fahri berjalan mendekat kearah Lita.

Fahri langsung menjambak rambut Lita dan menampar perempuan itu dua kali,

“Masih tidak mau membuatkan teh untuk suamimu” Fahri benar-benar kejam, dia menatap menusuk pada Lita yang memegangi wajahnya.

“Sana buatkan aku” lagi-lagi Fahri mendorong lita agar segera ke dapur membuatkannya teh hangat.

............

Fahri duduk di kursi pinggir kolam renang sambil membaca koran pagi. Itulah kebiasaan yang selalu dia lakukan sebelum menikah hingga sekarang. Lita berjalan pelan membawa secangkir teh ditangannya untuk diserahkan ke Fahri yang sedang duduk.

Sebenarnya dia tidak ingin membuatkan ini untuk Fahri karena perlakuan pria itu, apalagi dia mengetahui yang sebenarnya dari mulut pria tersebut kalau dia hanya dimanfaatkan. Kenapa semua pria sama saja, tapi kenapa hatinya begitu memberontak untuk menilai Fahri seperti itu.

Rasanya ia tidak yakin kalau Fahri sama dengan pria lain yang hanya menginginkan hartanya. Dia masih yakin Fahri pria tulus tapi kenapa kata-katanya tadi begitu serius dimatanya.

“Ini tehnya,” ucap Lita tanpa memberi embel-embel mas lagi saat menyebut pria itu.

Fahri langsung melipat korannya, dia melihat sekilas kearah Lita yang menatapnya datar.

“Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau membenciku, heh asal kau tahu aku lebih membencimu mengerti. Dasar perempuan manja menyebalkan”

“Stop panggil aku perempuan manja mengerti, aku tidak seperti itu asal kau tahu. Dan jika memang kamu menikahi ku hanya karena harta ceraikan aku sekarang juga Fahri. Aku tidak sudi menghabiskan hidupku dengan pria yang bermuka dua sepertimu” bentak Lita menaikan nada bicaranya menatap Fahri yang santai meminum kopinya.

Dalam diam Fahri berdiri didepan Lita, ia menatap perempuan itu dengan dingin.

“Aku tidak akan menceraikan mu mengerti, sebelum kau..” ucapan Fahri terhenti sebelum dia mengatakan semuanya. Tidak, ia tidak harus membicarakan sekarang. Perempuan itu pasti akan mengelak nya dan akan menyuruh keluarga besarnya untuk membereskan semua urusannya seperti dulu seperti kasus Dira yang dibereskan begitu saja.

“Sebelum aku kenapa? Jawab Fahri. Kenapa kamu seakan ingin membuatku menderita” pungkas Lita menatap menantang Fahri didepannya.

“Kau berisik sekali, minggir” Fahri mendorong kuat Lita hingga tercebur kedalam kolam renang.

“Dasar lemah, cuman dorongan pelan saja sudah masuk ke kolam” desis Fahri, dia berjalan dengan santai meninggalkan Lita yang tercebur kedalam kolam renang.

“Fahri, Fahri tolong aku. Tolong aku Fahri, aku tidak bisa berenang” ucap Lita terus berteriak dari dalam kolam renang. Fahri hanya berbalik memperhatikan saja dia tidak perduli dengan itu.

“Fahri, Fahri tolong” Lita terus berteriak meminta bantuan Fahri yang hanya diam saja melihatnya.

Tubuh Lita sudah tidak terlihat lagi dipermukaan, manik mata Fahri berkedut ada rasa khawatir di hatinya saat tidak mendengar suara Lita lagi dan tidak melihat perempuan itu di permukaan.

“Dia sungguh tidak bisa berenang” ucap fahri melihat-lihat permukaan kolam renang.

“Talita,..” ucapnya keras. Tidak ada suara yang menyahut dari kolam renang.

“Aish merepotkan” Fahri langsung berlari meloncat kedalam kolam renang. Ia berenang mencari Lita yang sudah berada didasar air.

Fahri terus berenang didasar kolam untuk menemukan Lita, dan akhirnya ketemu. Segera saja dia menghampiri Lita yang tidak bergerak didasar kolam, menariknya kuat ke permukaan dia berenang dengan membawa Lita ke pinggir.

“Hei, kau bangunlah.. jangan merepotkan ku. Talita...” ucap Fahri menepuk-nepuk wajah Talita yang tidak sadarkan diri.

Fahri langsung menaikkan tubuhnya, mendekatkan dirinya pada Talita yang terbaring tidak sadarkan diri.

“Aku bilang bangun Lita, bangun. Kau tidak boleh mati dulu sebelum kamu menderita di tanganku” ucap fahri menepuk-nepuk wajah Lita yang tak kunjung membuka matanya.

“Tidak ada cara lain lagi” ucapnya..

Dan akhirnya Fahri memberikan nafas buatan untuk Lita yang tidak kunjung sadar,

°°°

T.B.C

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status