Share

Ep 6

“Hey bangun, aku bilang bangun” ucap Fahri setelah memberi nafas buatan untuk Lita yang belum juga sadar. Dia terus-terus memompa dada Lita mengeluarkan air dari dalam tubuh perempuan tersebut.

“Aku bilang bangun, kau akan membuatku dipenjara” ucap Fahri berkali-kali, dia juga terus-terusan memberikan nafas buatan untuk Talita.

Uhuhukkkk

Akhirnya setelah berkali-kali Fahri memberi nafas buatan untuk Talita, perempuan tersebut memuntahkan air dari dalam mulutnya dia terbatuk-batuk dan perlahan membuka matanya.

Didepannya saat ini ada Fahri yang melihatnya dengan ekspresi yang tidak bisa ia artikan sama sekali.

“Bangun, kau merepotkan saja” Fahri menarik Lita agar duduk.

“Syukurlah kau tidak mati” tukasnya lagi langsung berdiri.

Lita menahan lengan pria itu,

“Kamu mengkhawatirkan ku mas?” ucap Lita dengan penuh harap kalau Fahri akan bilang ya.

“Ciih, untuk apa aku mengkhawatirkan perempuan sepertimu. Lepaskan tanganku” Fahri menghempas tangan Lita begitu saja.

Duarrr

Rasanya hati Lita kini begitu hancur berkeping dengan ucapan Fahri, harapannya untuk tenggelam ternyata sia-sia. Pria itu tidak mengkhawatirkannya sama sekali. Bodoh sekali dirinya rela menenggelamkan diri seperti tadi hanya untuk membuat pria itu khawatir.

Dia tidak akan melakukan seperti itu lagi jika memang ini kemauan Fahri, dia akan mempertahankan pernikahan ini tapi dia tidak akan menuruti perintah pria tersebut. Mereka akan berjalan sendiri-sendiri dan ia akan mempertahankan ini mencari kebenaran tentang Fahri dia tidak percaya kalau Fahri hanya menginginkan hartanya saja. Kenapa pria itu menginginkannya, orang tuanya bukankah juga kaya walaupun tidak seperti keluarganya.

Pandangan Lita menatap sedih kearah Fahri yang berjalan meninggalkannya sendiri di pinggir kolam, pria itu pergi tanpa menoleh barang sedetikpun padanya.

..........

Fahri baru saja turun dari tangga rumahnya, pandangannya teralihkan oleh suara  orang-orang yang ramai mengangkat tempat tidur masuk kedalam kamar kosong yang bersebelahan dengan kamar tamu di rumah ini.

“Apa-apaan ini, kenapa pagi-pagi sudah ramai begini? dan untuk siapa tempat tidur tersebut?” ucap fahri berjalan cepat sambil menggulung lengan kemejanya.

Mbok Jum berlari kecil mendekati Fahri yang baru saja turun dari tangga,

“Ada apa ini mbok?” ucap fahri dengan ritme pelan tapi terkesan dingin.

“Mbok juga tidak tahu den, mereka bilang Non Lita yang menyuruh mengantarkannya ke rumah ini” ucap Mbok Jum, dia sendiri juga tidak tahu kenapa para pekerja itu datang dengan barang-barang rumah tangga.

“Lita yang menyuruh mereka, lalu dimana dia sekarang” ucap Fahri.

“Dia ada di kamar itu den,” tunjuk Mbok Jum mengarah ke kamar kosong tersebut.

“Apa yang perempuan itu lakukan” ucap fahri sembari berjalan mengarah ketempat dimana Mbok Jum tunjuk tadi.

“Apa yang kau lakukan sekarang” tukas Fahri saat dia sudah masuk kedalam kamar tersebut, melihat Lita yang sedang mengatur letak-letak barang yang dibawa pekerja-pekerja itu.

“Terserah diriku, mau melakukan apa. Ini rumah-rumahku jadi terserah aku” ketus Lita melipat kedua tangannya di dada membuang muka dari Fahri.

Senyum sinis keluar dari wajah Fahri dia menatap tajam perempuan didepannya.

“Kau sudah menunjukkan siapa sebenarnya dirimu ternyata,” ucapnya sinis.

Lita langsung menoleh kearah fahri, ia menatap tak mengerti pria yang berstatus suaminya itu.

“Ikut aku,” Fahri menarik kuat tangan Lita menariknya dengan kesan paksa.

“Aku tidak mau lepaskan, Fahri aku bilang lepaskan” Lita memberontak dari cengkraman Fahri tapi sia-sia tenaganya kalah dengan pria itu.

Fahri mendorong masuk Lita dengan paksa ke dalam kamar tamu disebelah kamar yang sedang dirapikan tadi. Fahri mengunci pintunya, melihat itu membuat Lita bergetar, tapi dia berusaha untuk tidak menampakan nya didepan pria iblis didepannya. Ya dia sekarang melabeli Fahri dengan sebutan pria iblis, pria itu begitu kasar sekali.

“Kau mau apa?” ketus Lita.

“aku tidak mau apa-apa, jangan berpikiran yang tidak-tidak aku tidak akan menyentuhmu mengerti” ucap Fahri berjalan mendekati Lita.

Fahri menarik kuat tangan Lita mendekat padanya, dia menatap tajam perempuan yang hanya berjarak beberapa senti darinya saat ini.

“Bagus, kau wanita berani juga ya. Apa maksudmu membeli semua perlengkapan kamar begitu”

“Aku ingin tidur terpisah denganmu, aku tidak sudi kau melihat pemandangan indah di setiap malam. Tapi kau sendiri tidak mau menyentuhku, dan aku tidak akan melayani dirimu apapun lagi. Aku tidak akan menganggap pernikahan kita ini sebagai janji suci lagi, aku benci denganmu”sinis Lita tidak takut menatap Fahri yang melihatnya dingin.

Fahri mengepalkan tangannya kuat, entah kenapa dia marah sekali saat ini. Dengan kuat juga ia mendorong Lita membuat perempuan itu terdorong kebelakang.

“Oke Jika itu mau mu, kita kan hidup terpisah di rumah ini. Aku tidak perduli jika kau tidak melayaniku apapun, aku juga tidak sudi kau layani dengan tubuhmu dan apapun darimu”

“Tapi kau harus menurut denganku saat aku bertemu dengan rekan bisnis Papa dan Kakakmu yang menyebalkan itu.” Tambah Fahri menatap Lita yang dingin menatap kearahnya.

“Tidak akan, aku tidak akan mematuhi mu mengerti,” ucap Lita berbicara didepan Fahri.

“Kau tidak akan menuruti ku,” Fahri berjalan cepat dan menarik rambut Lita.

“Serius kau tidak akan menuruti ku, kau tidak akan menyesal? Jika kau tidak menuruti ku aku akan menyuruh seseorang menyembunyikan ibu kandungmu mengerti” ucap Fahri mengancam Lita.

Lita tampak terkejut, bagaimana Fahri bisa tahu kalau dia sedang mencari ibu kandungnya. Bukan-bukan itu yang membuatnya lebih terkejut , Darimana Fahri tahu kalau Mamanya saat ini bukan Mama kandungnya.

“Da..darimana kau tahu, aku..” belum sempat Lita bicara Fahri langsung mendorongnya kuat.

“Darimana saja, kau masih tidak mau menuruti ku. Kalau kau tidak menurut harapanmu untuk bertemu ibu kandungmu tidak akan pernah terwujud mengerti” Fahri langsung membuka pintu dan keluar dari kamar.

“Fahri,..Fahri,..aku tanya kamu tahu dimana Ibu kandungku. Jangan pergi dulu” teriak Lita dari dalam kamar, dia berlari keluar dari kamar itu hendak menyusul Fahri yang sudah pergi jauh. Tapi niatnya terhenti karena Mbok Jum melihatnya yang berteriak-teriak. Tidak mungkin dia akan memberitahu mbok Jum mengenai rumah tangganya. Perempuan paruh Baya itu pasti bilang ke Mamanya dan juga Papanya.

“Ada apa non Lita, kenapa kamu seperti habis menangis begitu” tanya Mbok Jum melihat wajah Lita yang berair.

“Nggak mbok, nggak. Siapa yang habis nangis. Aku nggak nangis kok” ucap Lita berbohong dan dia langsung buru-buru pergi masuk kedalam kamar yang sedang dirapikan saat ini.

Ini keputusannya, dia kan tidur dikamar ini. Dia tidak mau tidur dengan pria yang membencinya. Ia akan perlahan-lahan mencari informasi soal Fahri, selesai merapikan kamar ini dia akan pergi menemui orang tua Fahri. Dia akan memaksa kedua orang tua pria tersebut untuk mengatakan kebenaran pada dirinya.

°°°

T.B.C

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status