Luna menghela napas berulang kali, ia duduk dan menatap menantunya. โIbu hanya tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Laila di sana.โLeo mengangguk paham. Ia meraih tangan ibunya. โIbu, Damian akan menjaganya selama satu bulan, lagipula ada Arsen di sana.โโArsen? Kamu masih percaya pada pria itu? Bagaimana jikaโโโIbu, tolong percaya dengan keputusan yang sudah aku ambil, Arsen adalah satu-satunya yang bisa menjaga Laila setelah Damian.โLagi-lagi Luna mendengus, ia tak suka dengan pria bernama Arsen. Pria itu ingin merebut Alice dari putranya bahkan dengan terang-terangan mengakui Laila dan Damian sebagai anak.โKalian tidak ada yang mengerti dengan kekhawatiranku. Aku hanya ingin cucuku hidup dengan damai, tidak perlu sekolah di tempat jauh, kita bisaโโโMaafkan aku karena memotong ucapanmu Bu. Tetapi ini adalah keputusan mereka. Laila ingin sekolah bisnis seperti Silviana, sementara Damian, putraku adalah penerus, dia harus memiliki pendidikan yang jauh lebih hebat.โMembuang na
Alice dan Leo saling pandang, pun dengan Laila yang hanya berdecak mendengar permintaan kakaknya.โApa maksudmu, Damian?โ tanya Laila semakin jengah.โAku tidak mungkin mengekor padamu, aku juga ingin memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan,โ katanya.โTidak ada yang menjagamu sebaik aku, Laila. Sejak kita kecil, aku yangโโโTapi sekarang aku sudah besar, aku bisa menjaga diriku, lagipula di sana ada Ayah Arsen.โ Laila berdiri dengan kesalnya.โTerserah jika kalian tidak mendukung, aku akan tetap bersekolah di tempat yang aku inginkan,โ ujarnya, โdan Ayah tidak boleh menarik kesepakatan kita.โโLaila duduk dulu, Nak.โ Alice menepuk pelan sebelah sisi tempatnya.โTidak Ibu. Tidak sebelum Damian berpikir waras.โSetelah mengatakan itu, Laila meninggalkan ruangan dengan kekesalan pada Damian.โDia gila,โ geramnya dengan nada yang kesal.Sementara itu, Clara yang melihat kakak perempuannya menuju kamar, segera mengikuti. Rasanya sangat berat berpisah meski mereka berdua jarang sekali terli
โSelamat pagi.โ Laila datang lebih cepat, memotong ucapan Alice yang tengah memeluk putri bungsunya.โSelamat pagi, Sayang.โ Leonardo menyambut putri sulungnya, kemudian meminta Laila untuk duduk di sebelahnya.Melihat itu, Clara mengerucutkan bibir, โAyah, jangan terlalu memanjakan kakak, dia sudahโโโClara lebih baik kamu diam, berikan susu yang kamu buatkan tadi untukku.โ Laila meraih selembar roti dan mengolesi dengan selesai cokelat.โBaiklah.โ Clara memeluk ibunya singkat kemudian memberikan susu yang dibuatnya pada Laila.โSekarang berikan nilai untukku. Aku yakin ini rasanya seratus,โ kata Clara.Laila meraih gelas susu miliknya, kemudian meneguknya hingga setengah. โEnak, aku rasa ini adalah bakatmu.โClara mengerucutkan bibir, โBakatku banyak Kak. Hanya saja, aku tidak ingin menunjukkan pada orang lain,โ katanya dengan bangga.โOh aku sangat kagum padamu. Duduklah, aku ingin memberikan hadiah lain.โ Laila meletakkan gelas yang sudah kosong kemudian merogoh kantong celana mil
Alice masih ke dalam ruang makan dan benar saja, semua sudah disiapkan dengan sangat baik. Clara yang melihat wajah takjub ibunya pun ikut merasa bahagia.โBagaimana? Aku sangat membanggakan bukan?โ tanyanya pada sang ibu.โBenar Clara yang melakukan ini sendiri?โ Alice menoleh pada putrinya yang langsung terdiam dengan bibir tersenyum kecil.โSenangnya, Clara dibantu oleh kak Laila,โ akunya, โtapi karena dia kelelahan dan mengantuk, kakak kembali ke kamar.โAlice menaikkan alis, kemudian mengangguk paham. โYa sudah, tapi setidaknya, Clara sudah membuktikan jika putri ibu sudah sangat hebat.โClara mengangguk senang. โTolong beritahu kakek ya, Bu. Aku ingin kakek mendengar hal baik tentangku.โโBaiklah, jika kakek bertanya, Ibu akan memberitahu jika cucunya yang cantik ini sudah besar.โClara memeluk ibunya. โIbu aku sangat menyayangimu. Aku yakin karena itulah ayah sangat mencintaimu.โAlice terkekeh, โYa sudah, sekarang duduk dulu, Ibu akan buatkan sarapan untuk kita semua.โโAku ak
Alice menghela napas panjang untuk meredam semuanya. Tidak ada yang bisa mengetahui takdir kedepannya. Damian masih terlalu muda, sementara Sera, gadis kecil itu juga masih seusia Clara yang mungkin tidak mengerti dengan situasi ini.โSemoga saja, Damian mendapatkan yang terbaik,โ putus Alice akhirnya.Leo mengangguk meski rasanya ada yang aneh. Rasa sakit yang Alice rasakan sepertinya terlalu besar, hingga sang istri belum bisa memaafkan apa yang telah terjadi.โKamu benar, Damian masih terlalu muda. Kita bisa lebih tenang karena Bram juga telah meninggalkan kota bersama putrinya.Setelah mereka membahas semuanya, Alice memutuskan untuk tidak membahas ini lagi. Ia bahkan meminta Laila untuk tidak membantu Damian melupakan perasaannya yang diyakini hanya rasa sesaat.โTidurlah, aku masih ada banyak pekerjaan di bawah,โ kata Leo akhirnya, hingga saat ini ia belum menemukan seseorang yang bisa menggantikan posisi Bram di kantor.โMaafkan aku. Aku seharusnya tidak terlalu keras sehingga
Malam hari, Alice yang masih merasa curiga pada Dara dan Leo memutuskan untuk tidur lebih cepat. Ia tahu usianya tidak lagi muda seperti dulu. Jadi, tidur adalah pilihan yang lebih tepat.Sementara itu, Leo yang tahu dengan kecemburuan istrinya hanya tersenyum kecil, merasa bersalah, tetapi ia bisa buktikan jika dirinya dan Dara tak ada hal yang harus dicurigai.โAku sudah katakan padamu, kedatangannya adalah untuk berterima kasih karena tidak menghalangi Bram keluar dari perusahan,โ jelas Leo pelan di telinga sang istri.โMereka memutuskan untuk meninggalkan kota ini, jadi Bram sudah mengundur diri,โ sambungnya.โKenapa harus bertemu? Bukankah Bram bisa mewakili, Kenapa harus datang padaku, bukankah sama saja dia ingin mengulang kejadian yang telah lalu?โ balas Alice akhirnya. Wanita itu membuka mata, tak menoleh tetapi masih menunggu suaminya menjawab pertanyaannya.โSera yang memaksa untuk datang dan kebetulan diaโโโApakah setelah melihatnya kembali hatimu masih bergetar? Dia bah