Share

Bab 20. Kamu Itu Tidak Sendiri

Penulis: Qinoy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 21:54:43

Bab 20. Kamu Itu Tidak Sendiri

Sementara itu, di kantor, Aisyah sedang duduk di ruang kerjanya, menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. Pikirannya dipenuhi oleh kejadian di rapat tadi. Dia tahu bahwa Arman dan Farah tidak akan tinggal diam setelah dihadapkan pada bukti-bukti yang ia tunjukkan. Tapi dia juga tidak bisa membiarkan mereka merusak perusahaan ini lebih jauh.

Tiba-tiba, teleponnya berdering. Aisyah melihat layar ponselnya dan melihat nama "Papa" terpampang di sana. Dia menghela napas sebelum akhirnya mengangkat telepon.

"Halo, Papa," sapa Aisyah, mencoba menyembunyikan kelelahan dalam suaranya.

"Aisyah, kamu masih di kantor?" tanya Hermawan, suaranya terdengar tegas.

"Ya, Papa. Ada apa?" tanya Aisyah, mulai merasa tidak nyaman.

"Kamu harus pulang sekarang. Ada sesuatu yang perlu kita bicarakan," perintah Hermawan.

Aisyah mengerutkan kening. "Papa, aku masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Bisakah kita bicara nanti?"

"Tidak, Aisyah. Ini penting. Pulang sekarang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 65. Misi Penculikan Rendra

    Bab 65. Misi Penculikan Rendra"Apakah kalian sudah paham dengan tugas yang aku berikan?" tanya Bella. Tangannya bersilang, matanya memicing."Kami paham, bos. Kami akan lakukan perintah dari bos," sahut salah satu dari dua preman yang dikerahkan Bella."Bagus. Lakukan sekarang. Saya tunggu 1×24 jam sampai ada kabar bahwa kalian berhasil. Jangan lupa hubungi saya."Bella pergi meninggalkan dua preman itu. Ia memberikan uang di dalam amplop kuning, sontak dua preman tertawa bahagia."Kita mulai nanti malam. Sekarang aku ingin melihat dulu di mana target berada," ucap preman yang bertubuh gendut."Oke. bos Bella, jangan khawatir dan percayakan tugas ini sama kita, kita gak akan buat bos kecewa." balas preman yang satunya lagi.***Rendra dan Aisyah baru selesai makan malam bersama. "Ren, antar aku pulang ya, mataku sudah berat. Kata psikiater, aku harus istirahat tepat waktu walaupun sudah sembuh. Maksimal jam sepuluh. Ini sudah jam sembilan," ungkap Aisyah."Iya Aisyah, aku akan meng

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   64. Sosok Baru yang Bella Kenal

    64. Sosok Baru yang Bella Kenal"Tolong antar aku pulang Ren, aku ingin istirahat. Tiba-tiba kepalaku pusing," keluh Aisyah.Hatinya mulai tidak tenang. Ia tidak bisa melanjutkan cerita lagi dengan Rendra."Iya Aisyah, mari aku antar pulang," tawar Rendra."Apa mas Arman mengenaliku? Dia mendengar percakapan aku dengan Rendra?" tanya Aisyah dalam hati. "Apakah semua laki-laki itu sama?" batin Aisyah.Aisyah pergi ke taman diantar sopir, sedangkan Rendra membawa mobil sendiri. Tidak salah Aisyah meminta diantarkan pulang oleh Rendra."Kamu sakit lagi, ya? Maaf, mungkin kata-kataku membuatmu kepikiran," ujar Rendra. Mereka sudah berada di perjalanan pulang.Pandangan Aisyah kosong. Sejujurnya ia sama sekali tidak memikirkan ucapan Rendra, tetapi memikirkan Arman. "Aku masih tidak habis pikir, mas Arman sedang apa di sana? Mengapa dunia begitu sempit harus mempertemukan kami lagi?Aku sudah melupakan masa lalu itu." Aisyah berbicara dalam hati."Aisyah, kamu marah padaku? Maaf, mungk

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 63. Sebuah Pengumuman

    Bab 63. Sebuah Pengumuman Pak Hermawan datang ke Amarta Grub lebih awal, untuk menginformasikan mengenai kembalinya Aisyah, putri semata wayangnya, sang direktur utama di Amarta Grub. Ia sudah mendatangkan wartawan untuk ikut menyaksikan kesaksian itu."Dengan adanya wartawan, aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar kepada media mengenai berita kematian Aisyah. Publik akan berpikir sendiri jika selama ini semua hanya salah paham," batin pak Hermawan. Ia sudah berdiri di ruang rapat. Dihadiri semua karyawan beserta jajaran, dan beberapa wartawan."Hari ini saya akan memberikan pengumuman, sekaligus membuka jawaban atas berita kecelakaan putri saya."Semua pasang mata sudah terbuka lebar. Hendra ada di sana juga, mengerutkan kening dengan wajah bertanya. "Apa yang hendak dilakukan pak Hermawan?" pikir Hendra."Bahwasannya selama ini anak saya masih hidup dan selamat dalam korban kecelakaan mobil itu. Sopir kami yang meninggal dalam kecelakaan tersebut, karena Aisyah berhasil ditemui

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 62. Bangkitnya Aisyah

    Bab 62. Bangkitnya AisyahGebrakan baru dimulai. Aisyah berdiri di taman belakang rumahnya. Sesekali ia terduduk di bangku taman. Menengadahkan kepala ke arah langit, menghirup udara segar hari itu."Indah sekali. Hatiku jauh lebih tenang, pikiranku sudah bisa fokus. Aku senang dengan kesembuhan ini," batin Aisyah.Gadis manis yang sangat lugu. Dengan tubuh yang mulai sehat, ia berjalan menghampiri kupu-kupu menghinggapi bunga."Kamu indah sekali, aku suka," ucap Aisyah saat menatap kupu-kupu hitam bercampur biru."Aku tidak akan melupakan proses-proses kesembuhan ini, yang di dalamnya ada peran Rendra juga. Dia sangat setia menemaniku, terimakasih Rendra," ucap Aisyah.Aisyah flashback dengan masa lalu itu. Di masa-masa sulitnya, di masa penyembuhan dirinya.Berbulan-bulan ia kerap datang ke psikiater untuk mengobati diri. Walau lelah, ia tetap hadapi. ***"Apakah kamu yakin untuk pergi sendiri, Nak? Mama tidak akan mengizinkan. Mama trauma kejadian beberapa waktu lalu terulang lagi

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 61. Mulai Menyelidiki Kehamilan Farah

    Bab 61. Mulai Menyelidiki Kehamilan Farah Dua hari kemudian, Farah mendapatkan notifikasi SMS dari seseorang. Ya, benar saja, Hamdan yang berstatus sebagai selingkuhannya mengirim sebuah pesan ke nomor Farah.[Farah, datang ya, lusa om akan melangsungkan pernikahan. Keysa juga pulang untuk melihat pernikahannya dengan ibu baru.]Ekspresi Farah terkejut, matanya mendelik. Farah menggelengkan kepala sembari tersenyum miring. "Apa maksud laki-laki tua ini? Kemarin-kemarin dia mengatakan untuk tidak menikah, setia padaku apa pun yang terjadi. Lalu, ini apa?" batin Farah usai membaca isi pesan tersebut."Sayang, aku izin pergi ya ke restoran. Aku bosan di rumah tidak melakukan pekerjaan apa pun. Kamu istirahat ya," kata Arman sembari mengelus puncak kepala sang istri."Apa sih kamu? Jangan sentuh aku, aku sedang kesal," bentak Farah.Melihat istrinya tiba-tiba badmood membuat Arman senang. "Oh, itu mungkin bawaan bayi," batinnya sambil tersenyum.Arman memegang wajah Farah dan mengarahk

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 60. Mengungkap Kehamilannya

    Bab 60. Mengungkap KehamilannyaFarah keluar dari kamar mandi dengan wajah tegang. Arman sudah menunggu di luar dengan perasaan yang sama pula, ia berharap-harap istrinya aman dan tidak kenapa-kenapa."Sayang, bagaimana? Hasilnya positif?" tanya Arman dengan wajah sumringah. Ia melihat Farah hanya diam sembari menunduk."Maaf mas, maaf sekali lagi. Tapi hasilnya negatif. Aku sudah membuang hasil tespek itu karena kecewa. Maafkan aku belum bisa memberimu keturunan, ya, Mas."Raut wajah kecewa tercetak jelas di ekspresi Arman. Ia menarik napas, lalu membuangnya pelan."Baiklah, tidak apa-apa. Aku terlalu berharap secepat ini. Jangan khawatir sayang, aku tetap mencintaimu," kata Arman lemah lembut.Farah tersenyum tipis. Ia mengelus lengan suaminya dan mereka berpelukan satu sama lain."Kita harus berjanji untuk saling menyayangi dan setia. Janji ya, aku tidak ingin kehilanganmu," ucap Farah. Ia begitu menakutkan jika Arman tahu soal hamilnya dengan laki-laki lain.***"Aku berangkat ke

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 59. Menjauh Dari Keagresifan

    Bab 59. Menjauh Dari KeagresifanSebelum selingkuhannya terbangun, Farah buru-buru mengemasi barang-barangnya, termasuk tas berisi berbagai macam, mulai dari uang sampai alat makeup. "Maaf ya om, aku pamit. Kali ini aku tidak memberi tahumu, maaf sekali lagi," ucap Farah pelan, ia menjaga agar Hamdan tidak terbangun.Farah angkat kaki dari rumah itu, meninggalkan Hamdan yang tengah pulas tertidur. Setelahnya, Farah memesan taksi online. Ia mendapatkan tumpangan usai menunggu selama lima menit. Hatinya terasa sangat bebas bisa keluar dari rumah Hamdan."Tidak tahu kenapa, aku mulai risih pada Hamdan yang mulai tampak mengekang. Seolah dia ingin memiliki aku seutuhnya, padahal aku masih punya suami," batin Farah. Dia menatap layar ponselnya dan melihat kontak bertuliskan 'papa Keysa' agar Arman tidak curiga."Selama ini aku jauh bermain gila dengan om Hamdan, apa sebaiknya aku lepaskan saja dia? Arman juga sudah lumayan hidupnya, aku mencintainya. Arman tampan, mengerti, dia menyayang

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 58. Posesif

    Bab 58. Posesif Farah berhasil pergi dari rumah dan bertujuan datang ke apartemen Hamdan."Aku rasa isi rekeningku mulai dikit, uang yang dari om Hamdan sudah terpakai untuk treatment ratusan juta kemarin, aku harus memintanya lagi kepada dia," kata Farah. Dia berdiri di pinggir jalan sembari menunggu taksi online yang sudah dipesan beberapa menit lalu."Aku tidak mau membawa mobil jika ke rumah om Hamdan, nanti dia tahu aku sudah hidup lumayan dan uang yang diberikan menjadi berkurang," lanjut Farah. Sebulan lalu Arman membeli mobil baru atas usaha restorannya yang berkembang pesat."Dengan ibu Farah, ya? Silakan naik Bu," ucap seorang lelaki.Farah merasa taksi pesanannya belum tiba di tempat, tetapi mengapa ada mobil yang menawarkan untuk naik."Siapa dia? Apa benar ini driver yang aku pesan? Tapi ..."Farah tidak ingin berlama-lama, sebelum ketahuan Arman saat lelaki itu lewat dari jalan yang sama. Farah segera naik ke mobil dan optimis itu benar-benar taksi online yang dipesan

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 57. Membuka Usaha

    Bab 57. Membuka UsahaMalam harinya. Sebelum tidur, Farah dan Arman bergelayut manja satu sama lain. "Kamu lucu deh sayang, dua hari ditinggal kamu semakin membuatku cinta," ujar Farah.Farah masih kian menunjukkan perubahan sikap manisnya di hadapan Arman, agar suaminya tidak curiga."Kamu juga semakin menggoda. Seksi, cantik. Dua hari meninggalkan rumah ternyata kamu benar-benar berubah lebih baik," puji Arman.Tidak berselang lama usai saling bercanda, tiba-tiba Arman terdiam. Diamnya lelaki itu membuat sang istri curiga."Apa jangan-jangan Arman mulai sadar aku sedang bermain cantik? Aku harus hati-hati," batin Farah."Kamu kenapa sayang? Tiba-tiba diam, seperti sedang kepikiran sesuatu. Kamu memikirkan ekonomi ya?" ucap Farah penuh selidik. Padahal, di dalam hati Farah khawatir suaminya membahas tentang dirinya."Iya sayang. Aku memikirkan itu."Farah memberi respons terkejut sambil berkata, "aku mana mungkin selingkuh, aku setia denganmu. Laki-laki kemarin bukan selingkuhan aku

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status