Share

Belum Saatnya

Author: Ulie
last update Last Updated: 2023-12-29 15:28:33

“Ada apa ini?”

Terdengar suara seorang pria yang menyela perseteruan Dania dan pelayan butik. Sorot mata semua orang yang ada di sana langsung beralih ke arah pria itu.

Dania kaget saat dia melihat ada Haris dan seorang pria yang tidak dia kenal ada di hadapannya. Tatapan mata Haris langsung tertuju pada tangan Dania yang saat ini sedang dipegang erat oleh pelayan butik.

“Pak Haris,” ucap pelayan butik itu yang mengenali Haris.

“Pak Haris? Apa ini Pak Haris Wijaya, pemilik Media Grup?” celetuk Lisa sambil sedikit mendekat pada Haris.

“Ada apa ini? Kenapa ada ribut-ribut di sini?” tanya Haris tanpa menghiraukan pertanyaan Lisa.

“Maaf, Pak. Saya cuma mau nyuruh orang ini keluar dari sini.” Pelayan butik menjelaskan.

Haris melihat ke arah Dania. Wanita itu balas menatapnya sambil sedikit menggelengkan kepalanya lalu menunduk.

“Kamu bera ....”

“Memangnya ada apa sampai dia harus keluar dari sini?” Haris menyela ucapan asistennya.

“Pak Haris, orang ini tuh gak layak ada di sini. Dia gak akan mampu beli baju di sini,” ujar Lisa berapi-api.

Lisa menoleh ke arah Dania, “Liat aja penampilannya. Lusuh, gak berkelas sama sekali. Kalo nanti ada pelanggan lain di butik ini melihat dia di sini, apa gak akan bahaya, Pak?” lanjut Lisa sambil menatap sinis ke arah Dania.

“Bahaya?”

“Iya bahaya. Bisa-bisa keeksklusifan butik ini akan turun gara-gara dia. Pelanggan juga gak akan nyaman kalo ada orang gak berkelas ini ada di sini, Pak.” Lisa melirik tajam ke Dania, “Orang kayak dia gak akan mampu beli baju di sini! Dia cuma gembel di sini!” hardik Lisa.

“Bener itu, Pak. Saya kenal siapa dia. Dia ini cuma seorang pelayan dia rumah saya dulu. Dia di usir oleh mama saya karena dia ketauan maling uang mama saya. Heh Dania! Kamu pasti berani masuk ke sini karena abis ambil uang mama kan?!” Restu ikut menambahi.

“Aku gak pernah maling!” bantah Dania sambil menatap nyalang ke arah Restu.

“Pak Haris,” ucap Maya yang datang untuk menemui Dania.

“Bawa Dania ke mobil,” bisik Haris ke asistennya.

“Baik, Pak.”

“Bu Maya. Kebetulan banget kita ketemu di sini. Oh ya Bu, ini yang kemarin papa saya bilang tentang calon manager keuangan di Mediatama.” Lisa memperkenalkan Restu pada Maya.

“Manajer Mediatama.” Haris sambil melihat ke arah Maya.

“Maaf, Pak. Ini adalah putrinya Pak Hendra Gunawan, Direktur HRD di Mediatama. Beliau kemarin menemui saya dan mengatakan bahwa ada calon manager yang beliau rekomendasikan untuk mengisi kekosongan posisi manajer keuangan saat ini.” Maya menjelaskan pada Haris.

“Kerjakan sesuai prosedur.”

“Baik, Pak.”

Haris langsung pergi meninggalkan butik itu yang kemudian disusul dengan Dania mereka meninggalkan Maya yang tetap harus mengurusi beberapa keperluan Dania di tempat itu.

Melihat Dania pergi bersama Haris, tentu saja hal itu menjadi pemandangan yang sedikit aneh untuk Restu dan Lisa. Bagaimana mungkin wanita seperti Dania bisa pergi bersama dengan orang seperti Haris.

“Bu Maya, itu kok Dania bisa bareng sama Pak Haris sih. Emang Dania kenal di mana sama Pak Haris?” tanya Lisa sambil melihat punggung Haris yang semakin menjauh.

“Bu Dania itu ....”

“Pasti dia pembantu baru di rumahnya Pak Haris ya? Dia emang cocok sih jadi pembantu,” sahut Restu memotong ucapan Maya.

“Pembantu?” tanya Maya dengan sedikit heran.

“Iya, Bu Maya. Dia itu dulu pembantu di rumah pacar saya. Liat aja itu, penampilannya rendahan. Biarpun dia udah pake baju lumayan bagus, tapi tetep aja dia dekil. Urat sarafnya miskin sih, jadi pake apa aja ... ya tetep aja keliatan miskin,” seru Lisa.

“Eh iya, Bu. Besok kan hari terakhir magangnya Mas Restu. Kalo bisa, nanti Bu Maya kasih posisi Mas Restu yang strategis ya, Bu? Biar Mas Restu bisa cepet naik jabatan,” lanjut Lisa mencoba membujuk Maya.

Maya melihat ke arah Restu yang berdiri di samping Lisa, “Saya gak bisa kasih keputusan apa-apa. Semua tergantung dengan keputusan presdir.”

“Presdir? Emangnya presdir barunya udah bakalan dateng ya? Apa Pak Alex?”

“Liat aja besok. Maaf, saya permisi dulu. Saya masih ada banyak kerjaan.”

Maya segera meninggalkan Restu dan Lisa. Dia harus segera membelikan Dania setelan baru, untuk atasannya itu kenakan besok ke kantor.

Lisa dan Restu hanya melihat Maya memilih beberapa pakaian yang dipajang di sana sambil tersenyum. Lisa sangat yakin, kalau besok calon suaminya itu akan mendapat posisi bagus di Mediatama, karena dia memiliki koneksi yang cukup kuat di sana.

Saat Lisa dan Restu masih sibuk memilih pakaian, Dania saat ini sedang ada di dalam mobil bersama dengan Haris. Pria tua itu akan mengantar Dania ke salon, tempat yang akan dituju Dania.

“Kenapa kamu diem aja tadi?” tanya Haris.

“Gak papa. Gak ada gunanya membantah ucapan mereka,” jawab Dania.

Haris menoleh ke arah Dania, “Maksud kamu?”

Dania menoleh ke arah Haris, “Biar besok dia lihat sendiri, siapa Dania saat ini.”

Haris tersenyum melihat tekad Dania yang terpancar di sorot mata wanita itu. Tampaknya Dania ingin memukul telak suami yang selama ini sudah menyia-nyiakan dia.

Dania sangat bertekad akan membalas semua perbuatan Restu sampai tuntas. Dia ingin memperlihatkan, kalau dirinya kini sudah tidak bisa direndahkan lagi oleh pria brengsek seperti dia.

***

Restu sangat bersemangat pergi ke kantor pagi ini. Hari ini adalah hari yang dia nantikan, karena hari ini adalah hari penentuan di mana dia akan di tempatkan di kantor yang sudah dia impikan sejak lama.

Restu sudah memakai setelan terbaiknya dengan harga mahal yang dia beli kemarin bersama dengan Lisa. Dia akan menemui calon mertuanya dulu, sebelum dia masuk ke ruang training.

“Om, nanti posisi Restu aman kan, Om?” tanya Restu saat dia baru saja tiba di lobi bersama papanya Lisa.

“Udah, kamu tenang aja. Om udah urus semuanya. Eh, itu kayaknya presdir barunya deh. Udah dateng ternyata,” ucap Hendra saat dia melihat ada sedikit kerumunan para pejabat di depan lift.

“Cewek ya Om presdirnya.”

“Katanya sih gitu. Ya udah, kamu masuk aja dulu sana. Om mau kasih salam dulu ke presdir baru.”

“Ok, Om. Jangan lupa promosiin Restu ya, Om.”

Hendra dan Restu akhirnya berpisah. Hendra berjalan cepat menuju ke lift, karena dia ingin menyapa pimpinan baru di tempat ini. Dia tidak boleh ketinggalan dari para direktur lain.

Restu masih di lobi. Dia menyapa temannya yang bersama dengan dia selama beberapa hari ini di ruang training. Dia pun segera masuk ke ruang training, untuk menunggu hasil keputusan akhir penempatan mereka di perusahaan ini.

“Selamat pagu semuanya. Seperti apa yang sudah saya katakan kemarin, hari ini kalian akan diberikan keputusan penempatan kalian di perusahaan ini. Setelah kalian melihat posisi kalian di amplop ini, silakan menuju ke divisi kalian masing-masing,” ucap penanggung jawab training.

“Manajer keuangan. Minimal asisten manajer. Pengalaman kerja aku jauh lebih banyak dibanding mereka, jadi pasti aku akan dapet posisi lebih tinggi,” gumam Restu penuh percaya diri.

Satu persatu surat keputusan di terima oleh para peserta magang. Mereka kini semakin gugup saat akan membuka amplop yang ada di tangan mereka.

Restu dengan penuh percaya diri membuka amplopnya itu. Mengingat calon mertuanya adalah Direktur HRD di sini, pasti papa kekasihnya itu akan memberikannya posisi seperti yang dia inginkan. Restu membuka kertas yang ada di dalam amplop lalu membaca isinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Apa Yang Kamu Lakukan!

    Jenuh, kesal, bosan, semua perasaan bercampur aduk menjadi satu di hati Dania. Dia yang tadinya bersemangat untuk datang ke pesta bersama dengan Alex, kini malah ingin segera pulang.Bagaimana tidak, dia malah ditinggal begitu saja oleh Alex yang malah sibuk menemani teman lamanya yang tidak Dania kenal. Sikap manis Alex yang sejak kemarin muncul berbalut menyebalkan itu seolah menjadi menyebalkan secara totalitas.Dania kini hanya duduk sendiri di temani oleh segelas wine. Suaminya yang duduk di sebelahnya justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk membahas masa lalu tidak berguna dengan wanita yang tampaknya pernah sangat berarti di hidup Alex sebelumnya.Dania menoleh ke Alex dan menemukan punggung Alex. Ingin rasanya dia memukul keras punggung itu, agar pria yang kini sedang tertawa bersama dengan Sandra itu sadar kalau ada istrinya di balik punggung kokoh itu.“Lex,” bisik Dania di belakang punggung Alex.Alex berbalik dan melihat ke arah Dania, “Apa?” tanya Alex.“Ayo pulang

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Siapa Dia Sebenarnya

    “Alex.”Terdengar suara sapaan seorang wanita yang membuat Dania dan Alex menoleh ke arah orang itu. Dua orang itu kemudian saling berpandangan saat sudah tahu siapa yang menyapa mereka.Tampak di hadapan mereka, ada seorang wanita muda yang sedang melempar senyum kepada mereka. Demi menjaga kesopanan, pasangan itu pun segera membalas senyum itu dengan ramah. Oh tidak, tentu saja yang senyum hanya Dania, karena Alex adalah orang yang pelit senyum.“Siapa?” tanya Dania sedikit berbisik.“Entah,” jawab Alex datar.Dania menoleh ke Alex, “Entah?” ucap Dania yang lebih kaget dengan jawaban suaminya.“Hai Lex, apa kabar? Waah ... kamu gak berubah ya. Tetep aja menarik perhatian,” sapa wanita itu saat wanita itu datang mendekat.“Siapa ya?” tanya Alex datar tanpa ekspresi.“Siapa? Lex, kamu lupa ama aku?”Alex menyipitkan matanya. Dia seolah sedang mencoba mengingat siapa wanita yang saat ini sedang berdiri di hadapannya dan sangat ingin dikenali oleh Alex. Namun sayangnya, Alex tidak

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Tidak Ingin Mengecewakan

    Dania berdiri di depan sebuah cermin besar yang ada di kamar hotelnya. Dia sedang melihat tubuhnya sendiri yang saat ini sedang dibalut sebuah gaun berwarna hitam.Gaun yang memamerkan pundaknya secara total dan juga memiliki belahan kaki yang cukup tinggi, membuat dia sedikit tidak nyaman. Entah apa yang dipikirkan oleh Alex, sampai menyuruh Dania memakai gaun yang membentuk dan mengekspose tubuhnya itu malam ini.Memang mereka akan pergi ke pesta salah satu relasi mereka, tapi sepertinya tidak perlu juga memakai gaun yang seterbuka itu. Dania semakin tidak percaya diri melihat dirinya sendiri dengan gaun berharga mahal itu.“Udah siap belum?” tanya Alex saat dia masuk ke dalam kamar.“Alex, kamu yakin aku harus pake baju ini?” tanya Dania sambil melihat Alex dari pantulan cermin di depannya.Alex berdiri di belakang Dania dan melihat penampilan wanita itu dari pantulan cermin. Ada sedikit senyum tipis mengembang di bibir Alex, saat dia melihat Dania tampak sangat sempurna saat meng

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Jalankan Rencana Kedua

    Agenda siang hari ini yang akan di lakukan oleh pasangan yang sedang berbulan madu itu adalah pergi berjalan-jalan sebelum mereka akan pergi ke undangan salah satu klien Haris.Dania memilih mengajak Alex untuk berjalan-jalan sambil makan siang. Dia berharap akan bertemu barang-barang lucu yang bisa dia beli nanti untuk dia bawa ke Jakarta.Sebenarnya Alex malas mengikuti keinginan Dania, tapi karena dia merasa sedikit bersalah karena sudah menikmati tubuh Dania tanpa sepengetahuan si pemilik tubuh, akhirnya Alex pun dengan sangat terpaksa mengikuti keinginan dari istrinya itu. Hitung-hitung sebagai permintaan maaf meskipun hal itu dilakukan oleh Alex tanpa disadari oleh Dania.Dania pun senang karena sang suami seharian ini bersikap baik kepadanya pria yang biasanya lebih sering memarahi dia itu tampak lebih diam dan mengikuti saja keinginannya.“Kamu beneran nggak papa ikut aku jalan-jalan?” tanya Dania sekedar ingin memastikan.“Hem.” Alex hanya menjawab lewat deheman saja.“Seri

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Sumber Kebahagiaan

    Ada bekas darah di seprei itu. Sepertinya Bu Dania masih perawan,” jawab pelayan itu sambil sedikit tersenyum dan menyenggol lengan temannya.Ivan tersenyum dan mengangguk, “Bagus! Tapi selama kalian di sana tadi, Pak Alex gak curiga kan?”“Gak Pak, aman semuanya. Tapi kenapa kayak ada yang aneh ya, Pak.” Pelayan itu sedikit mengadu tentang kejanggalan yang mereka rasakan.“Aneh? Apanya yang aneh?” Ivan penasaran.“Itu loh Pak, tadi di kamar itu kan ada Pak Alex sama Bu Dania. Tapi yang keliatan beda itu Pak Alex, Pak.“Beda gimana maksudnya?”“Pak Alex keliatan agak gelisah dan cenderung menyuruh kami cepet pergi. Padahal Bu Dania biasa aja. Bu Dania kayak gak paham dengan apa yang terjadi, Pak. Tapi sepertinya Pak Alex tahu apa yang terjadi,” jelas pelayan itu.“Maksud kamu Pak Alex sadar dengan kejadian semalam?”“Sepertinya begitu, Pak. Apa mungkin semalam Pak Alex gak ikut makan ya, Pak? Soalnya semalam yang keliatan mau makan cuma Bu Dania pas saya masih di sana.”“Oh g

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Mata-Mata

    “Lex, kamu ngapain?” tanya Dania yang tiba-tiba sangat mengagetkan Alex.“Eh ... emm aku ....”“Aku mau cari pulpen aku,” jawab Alex asal.“Pulpen? Emang ada pulpen di kasur?” tanya Dania penuh dengan rasa curiga.“Ada. Tapi sekarang gak tau ke mana.”Dania mendekati Alex. Dia melihat ke arah Alex dengan tatapan cukup serius.“Kamu gak lagi boong kan, Lex? Kamu keliatan gugup,” tanya Dania yang melihat mata Sean terus bergerak, sangat berbeda dari biasanya.“Boong apaan sih! Gak ada aku boong. Lagian pulpennya juga gak ada.”“Ya jelas aja kamu gak akan nemuin pulpennya. Orang kamu salah tempat nyarinya kok.”Alex menoleh ke arah Dania, “Maksud kamu apa?” tanya Alex sedikit waspada, takut kalau Dania menyadari kebohongannya.“Kamu semalam tidurnya di sebelah sana. Ngapain juga kamu cari di sebelah sini, ya gak akan ketemu lah. Kecuali ....” Dania menggantung ucapannya.“Kecuali apa?”“Kecuali semalam kamu tidur mepet ke aku.” Tatapan Dania makin menelisik kejujuran di mata Al

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Capek

    “Aakh.”Dania menggeliat, sedikit mengendurkan tubuhnya dari tidur malamnya yang panjang. Dia menarik tubuhnya ke atas dan ke bawah, agar dia bisa meluruskan semua tulangnya yang terasa bengkok setelah tidur.Dania mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengembalikan kesadarannya. Dia menarik selimut tebal yang menutup tubuhnya, agar bisa semakin melindungi tubuhnya dari dinginnya pendingin ruangan.“Capek banget ya badanku. Mana laper lagi. Mau pesen makan ah,” gumam Dania yang merasa tubuhnya sangat lelah di tambah lapar.Dania bangun dari tidurnya. Dia terlonjak kaget, saat dia melihat ada Alex duduk sambil melipat kakinya di sofa yang ada di depannya. Tangan pria tampan itu memegang iPad, yang menjadi sasaran tatapan tajamnya.“Alex, kok kamu ....” Dania batal melanjutkan ucapannya.“Oh iya ya. Kita di Bandung.”“Eh bentar dulu. Lex, tadi malam kamu tidur di mana?” tanya Dania sambil sedikit memiringkan wajahnya.“Di kasur lah,” jawab Alex tanpa memindahkan arah pandangannya.

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Bersiaplah!

    “Cuma apa, hah?!” ucap Alex penuh penekanan sambil berdiri sambil menatap tajam ke arah Dania.Brak!Tiba-tiba Alex menggebrak dinding di belakang tempat Dania berdiri. Tentu saja suara itu membuat Dania berjingkat. Alex mengunci pergerakan Dania seolah dia ingin membalas dendam atas apa yang tadi di lakukan oleh istrinya itu. Alex tidak terima atas tindakan kekerasan Dania yang tanpa aba-aba itu.Dania yang kaget dengan serangan tiba-tiba Alex pun kini kembali panik. Dia tidak tahu apa lagi yang akan dia lakukan untuk menghindari Alex kali ini.Tatapan dua orang itu bertemu. Tatapan Alex yang tajam dan mendominasi, membuat Dania sedikit gemetaran. Dia seperti kambing yang kini sedang menghadapi singa lapar yang siap memangsanya.Ting tong ting tong.“Eh, ada tamu,” ucap Dania mengambil kesempatan untuk kabur lewat bawah lengan Alex yang menempel di dinding.“Dania! Dania!” panggil Alex geram.“Ada tamu,” ucap Dania tanpa menoleh dan berjalan cepat ke arah pintu kamar.“Brengsek!

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Terjepit

    Ceklek.Suara pintu kamar mandi di buka. Mata Alex langsung bergerak ke arah sumber suara secara otomatis.“Mana dia?” gumam Alex pelan.Entah mengapa kondisi jantung Alex saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja. Jantungnya berdegup sangat kencang, sampai dadanya terasa sedikit nyeri.Padahal selama ini dia hampir tidak pernah mengalami keadaan seperti ini. Bahkan saat dia harus menghadapi klien sangat penting dan berharga mahal pun, Alex tidak pernah segugup ini.Perlahan namun pasti, kaki yang tidak terlalu jenjang itu mulai tertangkap di lensa mata Alex. Warna putih yang bagaikan hamparan pasir putih pantai yang terhampar luas diterpa sinar matahari, membuat kulit sehat itu tampak semakin bersinar di mata Alex.Dengan bodohnya pria tampan yang selalu garang itu malah mengukir senyum tipis di bibirnya. Kebodohannya malah di tambah lagi dengan bergeraknya kepalanya, karena ingin melihat Dania secara keseluruhan dengan senyum bodoh yang masih mengembang itu.“Apa liat-liat!” benta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status