Share

Bab 18

"Hallo?" Arfan mengangkat panggilan dari nomor kantor. Suara wanita di seberang sana terdengar panik dan gugup.

Pria berkumis tipis itu pun mendelik kala sebuah nama terkabarkan kembali memasuki ruangan IGD.

Rani yang mendengar lirih dari balik telepon itu juga tak kalah kaget. Mereka saling melempar pandangan dan Rani segera berdiri menyamai Arfan.

"Kenapa dengan Om Bram, Mas? Ada apa?" Tubuh yang terasa meremang kembali menekan debat dalam dada.

"Om Bram masuk rumah sakit lagi. Dia telah menulis wasiat untuk kalian, kabarnya. Ayo, kita ke sana!" Arfan mengemasi barang-barang yang tergeletak di meja makan. Mereka segera meluncur ke rumah sakit.

Brankar didorong dengan kuat dan kaki-kaki berlari mempercepat penanganan. Masuk ke ruangan khusus dan lampu-lampu berpusat di tengah. Bram sudah tak sadarkan diri. Napasnya lemah dan denyut jantung kembali dipompa.

Fatih hanya bisa menyesali perbuatannya dan duduk menunggu di depan ruangan tertutup itu. Kedua telapak tangan berubah dingin da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status