Share

Bab 22

Suara sepeda motor terdengar memasuki halaman. Rintik hujan pun sudah tak terdengar lagi. Rani bangkit dari pembaringan. Ia langsung menyibak gorden dan melihat ke luar. Melihat Fatih di sana, bergegas gadis itu membuka pintu kamar. Menuruni anak tangga dan membuka pintu utama.

Fatih yang tadinya berjalan dengan kepala menunduk, kini mendongak kaget melihat siapa yang datang menyambut.

Fatih bersikap tak acuh. Dia melewati Rani begitu saja.

"Fatih, tunggu!" Rani buru-buru menutup pintu lagi dan mengejar pemuda itu.

Jaket kulit terhempas ke sembarang arah, Fatih melepas sepatunya dan membuka lemari pakaian. Ia mencari kaus ganti.

"Fatih, kamu dari mana saja?" Rani mengikuti setiap gerakan pemuda itu.

Fatih sama sekali tak mengindahkan, ia membuka kaus yang sejak siang melapisi tubuhnya. Melihat pemandangan putih mulus dengan lekukan otot pria itu, seketika Rani berhenti bicara.

Gadis itu langsung membalik badan. Memejamkan matanya sesaat.

Seolah hanya sendirian tanpa ada orang di d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status