Pagi ini Aisyah bangun, tapi ada tangan besar dan kekar sedang memeluknya dan itu menjadikan tubuh ramping Aisyah terasa pegal pegal.
Aisyah melihat pada tangan suaminya yang sekarang tengah memeluk nya."Tuan bangun tuan" ucap Aisyah karena tangan tuan Salman memeluk tubuh Aisyah erat layaknya guling.Tangan Aisyah menepuk nepuk tangan tuan Salman."Ada apa Aisyah" ucap tuan Salman yang masih ngantuk."Tangan anda tuan" ucap Aisyah.Tuan Salman yang menyadari tangannya ada di atas tubuh Aisyah, langsung tersentak kaget dan melepaskan pelukannya."Maaf Aisyah saya gak sengaja" ujar tuan Salman."Tidak papa tuan" ucap Aisyah tenang.Aisyah bangkit dari ranjang."Cepat bangun tuan sekarang tuan ada rapat jadi harus berangkat pagi ke kantor" sahut Aisyah mengingatkan suaminya."Iya Ais saya sudah bangun" ucap tuan Salman.Aisyah dengan cepat ke kamar mandi mengambil wudhu dan melaksanakan sholat 2 rakaatnya.Saat Aisyah akan melaksanakan sholat nya dia di hentikan oleh tuan Salman."Biar aku yang menjadi imam mu" ucap Tuan Salman."Baiklah" ucap Aisyah.Setelah selesai sholat, Aisyah mengalami tangan suaminya itu. Aisyah pergi ke dapur menyiapkan makanan untuk tuan Salman, padahal disana sudah ada tiga pembantu yang bersiap memasak di dapur.Tapi Aisyah selalu ikut memasak dan memastikan kalau suaminya makan makanan yang sehat dan bergizi."Non mau masak apa sekarang" tanya salah satu pembantu yang sudah cukup tua itu."Masak ayam sama sayur bening saja bi" jawab Aisyah sambil mengambil sayuran untuk di potongnya."Tapi maaf non, nyonya Kanti mau makan salad katanya" ucap salah seorang pembantu yang khusus melayani kebutuhan Kanti."Buat saja bi gak papa" sahut Aisyah dengan tersenyum."Baik non" ucapnya sambil menunduk.Begitulah Kanti dia tak mau masak sendiri, bahkan Kanti tak pernah masuk dapur sekalipun dia haus, dia selalu mengandalkan orang lain untuk mengambilkannya minum.Bahkan sikap Kanti tak asing lagi di pendengaran para pembantunya."Bibi apa mbak Kanti sudah bangun" tanya Aisyah pada pembantu khusus melayani Kanti."Sudah non tapi dia tak keluar kamar kecuali kalau tuan mau berangkat kerja" jawab pembantu itu yang masih memotong buah untuk di jadikan salad.Aisyah hanya mangut mangut saja.Semua makanan sudah tersaji di meja makan dan akhirnya tuan Salman keluar dari kamarnya dengan setelan rapi."Ais nanti siang jangan bawakan aku makanan, aku mau ke rumah Ayah" perintah tuan Salman.Aisyah mengambilkan nasi untuk suaminya."Baik tuan" jawab Aisyah."Duduklah dan makan bersamaku" perintah tuan Salman.Tanpa menunggu lagi Aisyah duduk dan mengambil nasi dengan sayur dan Ayam yang sudah di masaknya.Kanti keluar dari kamarnya dia sudah memakai baju bagus dan bersiap untuk pergi."Mas minta uang dong" sahutnya sambil mengulurkan tangannya pada tuan Salman."Duduk dan makan dulu" perintah tuan Salman.Kanti duduk dengan muka masam."Bibi mana Salad saya" teriaknya memanggil pembantunya."Apa bisa kamu berjalan ke dapur dan mengambilnya sendiri" tanya tuan Salman ketus."Sudahlah mas, sekarang kamu jadi banyak bicara ya mas semenjak kamu punya istri lagi kamu jadi sering ngomel tau gak" protes Kanti tak suka pada ucapan tuan Salman.Aisyah bangkit dan membawa piringnya."Saya permisi" ucap Aisyah sambil berlalu ke dapur, karena tak enak dengan ucapan Kanti, Aisyah lebih memilik untuk pergi ke dapur."Kamu lihat dia" teriak tuan Salman pada Kanti istri pertamanya."Lihat dia tak pernah sekali pun dia membantah ucapanku" bentak tuan Salman pada Kanti.Kanti tak bisa bicara lagi, jujur Kanti pun takut akan kemarahan tuan Salman."Dan kau, kau hanya mementingkan uangku dan kesehatanku pun tak pernah kau tanyakan" ucap tuan Salman sedikit tenang dari emosinya."Tapi mas aku... " ucap Kanti yang di potong oleh tuan Salman."Jika aku bisa memilih pilihanku sendiri, aku akan lebih memilih Aisyah dari pada kamu, aku lebih baik menceraikan wanita sepertimu dari pada harus terus bersama denganmu" teriak tuan Salman lagi.Kanti menunduk takut akan kemarahan tuan Salman,Kanti tak takut jika harus berpisah dengan tuan Salman tapi yang Kanti takutkan adalah saat dia di talak dan Kanti tak mendapatkan apa apa dari tuan Salman.Tuan Salman pergi dari meja makan, tentu saja tujuannya untuk pergi ke kantor, menenangkan diri di kantor tanpa ada gangguan."Sial" umpat tuan Salman.Aisyah yang menyadari suaminya akan pergi, tak melakukan apa apa jujur Aisyah juga takut dengan marahnya tuan Salman, apa lagi tuan Salman tak pernah main main dengan ucapannya.***Di sebuah kafe terdapat dua sejoli yang sedang asik makan dan minum."Sayang kamu tau gak si Salman membentak aku" rengek Kanti pada Ridho kekasihnya itu."Sudahlah sayang jangan di masukan ke hati, kamu harus kuat dan kita kuras semua harta salman" ucap Ridho menenangkan Kanti."Tapi sayang aku sudah gak kuat lagi, kita Nikah saja ya" rengek Kanti lagi.Wajah Ridho langsung terlihat cemas saat Kanti meminta untuk menikahinya.Karena Ridho tak benar benar cinta pada Kanti dia hanya ingin mendapatkan uang Tuan Salman tapi melalui Kanti."Iya Sayang nanti ya kalau kita sudah punya uang dari si Salman" ucap Ridho."Ckkkk" Kanti berdecak kesal karena sudah hampir 3 tahun pacaran dengan Ridhotapi Ridho tak pernah memberinya kepastian.Bahkan Kanti dan Ridho pun sudah di luar batas melakukan hubungan terlarang dan bersikap layaknya suami istri.Dan itu membuat Kanti was was padanya, takut Ridho tak bertanggung jawab."Maaf sayang aku mau pulang sekarang rasanya badanku tak enak" ucap Kanti pada Ridho."Tapi Sayang gimana tentang rencana kita ke hotel hari ini" rengek Ridho karena rencananya harus batal lagi."Besok saja, hari ini si Salman tak memberiku uang" ucap Kanti yang langsung pergi.Akhir akhir ini Kanti sering mengeluh sakit kepala dan mual, padahal dia sudah minum obat tapi tetap saja tak menghilangkan sakit kepalanya."Pak ke dokter ya" perintah Kanti pada supir pribadinya itu.Perasaan Kanti semakin tak enak saja, dia mengeluh sakit kepala bahkan dia sampai muntah di dalam mobil karena merasa pengap dan bau.Kanti turun dari mobil dan dengan cepat menemui dokter pribadinya."Ada yang bisa saya bantu " tanya dokter itu saat melihat Kanti masuk ke ruangannya."Tolong periksa saya dok, hari ini saya sakit kepala dan mual" perintah Kanti.Saat dokter memeriksa perut Kanti, dokter seperti merasakan sesuatu yang ganjil.Lalu dokter itu memeriksa detak jantung Kanti."Normal" gumam dokter itu.Kemudian dokter itu memeriksa tekanan darah Kanti."130 per 80" gumam dokter lagi.Dokter itu berjalan ke arah lemari penyimpanan obat, mengambil sesuatu dari dalam kotak kecil."Mbak coba ini" sahut dokter sambil menyodorkan alat kehamilan."Tespeck" tanya Kanti kebingunggan karena dokter itu memberinya alat tes kehamilan."Tapi dok saya gak hamil " protes Kanti pada Dokter itu."Coba saja dulu mbak, nanti kita akan lihat hasilnya bagaimana" sahut dokter itu.Tapi Kanti tak merespon lagi ucapan dokter itu, dia pergi dengan terburu buru ke luar ruangan dokter itu."Dasar dokter payah" gerutunya.Kanti berjalan ke arah mobilnya, Kanti melihat ada toko apotik kecil di sebrang jalan, dia berinisiatif untuk membeli tespeck, hanya untuk membuktikan kalau dokter itu salah."Mbak tespecknya satu ya" ucap Kanti ada wanita penjaga toko itu.Wanita itu menyodorkan tespeck kecil yang Kanti minta.Kanti menyodorkan uang dan wanita itu mengambilnya.Persiapan sudah banyak yang di lakukan untuk pernikahan Kenan dan Nindi sayangnya pernikahan itu tidak bisa di batalkan apa lagi mereka semua sudah melakukan persiapan.Kenan yang saat ini merasa sangat di rugikan dia menyesal karena melakukan hal itu."Bagaimana aku bisa melewati ini semua, Arghh aku bingung" kesal Kenan.Namun saat ini orang tua Nindi datang ke sana, mereka merasa sangat bersalah apa lagi saat ini Nindi ketahuan tengah mengandung dengan seorang laki laki yang tak lain adalah tetangga orang tuanya.Mereka datang guna meminta maaf pada Kenan karena pernikahannya harus batal."Maafkan kami tuan" ucap orangtua Nindi yang saat ini merasa sangat bersalah atas putri nya."Saya tidak menyangka kalau Nindi akan seperti itu" ucap Kenan namun dalam hati nya dia merasa sangat bahagia apa lagi dia bisa menikah dengan Mira."Maafkan kami karena pernikahan nya harus batal" ucap papah Nindi."Baiklah kami akan terus melanjutkan pernikahan ini Kenan akan aku nikah kan dengan Mira" u
"Aku menghamili Mira" sahut Kenan.Semua keluarga yang ada di sana langsung menatap pada Mira dan Kenan, mereka terkejut bukan main apa lagi selama ini kenan tidak pernah berbohong."Tapi aku tidak hamil" geram Mira."Sejak kapan" tanya tuan Imran."Aku khilaf" ucap Kenan."Tuan berhenti bicara yang bukan bukan" geram Mira."Menikah lah dengan aku" ucap Kenan."Aku tidak mau" ucap Mira."Ada apa ini" tanya Ibu ayu."Aku bersalah kak" ucap Kenan menatap pada Ibu ayu."Ya salah apa" tanya Ibu ayu yang masih bisa tahan pada apa yang Kenan bicarakan itu."Aku tidak mau kalau hal itu terjadi kasihan keluarga Nindi sudah mempersiapkan semuanya" ucap mamah Laras."Tapi tidak mungkin aku menikah dengan dia" ucap Kenan."Kenan kamu yang mau sama Nindi kan" sahut Mamah Laras."Ya tadinya tapi setelah aku membuka mata aku, rasanya aku muak dengan Nindi" ucap Kenan yang dahulu menjadi kan Nindi sebagai pelampiasan dari Mira.Namun selama mereka bersama tak ada apa pun yang terjadi, hanya saja mer
Velisya semakin gelisah apa lagi tidak ada reaksi sedikit pun dari Rasyid dan dirinya."Apa obatnya memang tidak bereaksi ya, atau jangan jangan minuman itu di minum oleh Mira dan Paman Kenan, Astaga bodoh sekali kamu Vey" geram Velisya.Velisya menatap pada pembantu yang datang ke sana."Bi apa kamu melihat Mira" tanya Velisya."Tadi sepertinya ke ruang main" ucap pembantu itu."Oh baiklah" ucap Velisya."Ada apa" tanya Rasyid."Tidak ada aku hanya tidak melihat Mira saja" ucap Velisya."Paling dia mengurus anaknya" ucap Rasyid."Ya" ucap Velisya.Sedangkan di dalam kamar saat ini Kenan sudah benar benar terpengaruh oleh obat yang Velisya masukan pada minuman itu.Kenan menatap pada Mira yang kegerahan di bawahnya itu.Kenan tidak terlalu merasakan panas hanya saja hasrat dia yang semakin menggebu gebu ingin segera di tuntaskan."Hah kenapa Mira malah memeluk aku" gumam Kenan."Tuan ahh panas" keluh Mira."Maafkan aku Mira" ucap Kenan.Namun sesuatu hal yang aneh terasa oleh Kenan, d
Satu bulan kemudian...Acara pernikahan Velisya sudah tiba saat ini semua keluarga sudah bersiap untuk menyambut keluarga Rasyid.Kenan saat ini sedang mencari dasi yang ada di tas, tapi sayang tidak dia temukan dasi itu."Mira" sahut Kenan."Ya tuan" ucap Mira yang saat ini sudah di dandani dengan sangat cantik.Mira datang ke sana, Kenan merasa sangat terpana pada kecantikan Mira yang sangat natural itu."Dasi" ucap Kenan.Mira mengambil tas Kenan yang ada di atas ranjang, Mira memberikan dasi yang dia simpan di kantong yang paling kecil."Ini tuan mau aku pasangkan" tanya Mira."Boleh" ucap Kenan.Mira memasang dasi Kenan, Mira tentu saja tak akan lupa kalau beberapa hari lagi adalah pernikahan Kenan dengan Nindi.Walaupun hatinya begitu sakit hanya saja dia tidak mungkin melakukan apa pun apa lagi sekarang mereka sudah bercerai."Malam ini kita nginap saja di sini" ucap Kenan."Ya baiklah" ucap Mira."Kanaya aman" tanya Kenan."Aman" ucap Mira.Namun saat ini Mira akan merencanaka
Aisyah dan tuan Salman menunggu di depan ruangan UGD yang saat ini tengah memeriksa seorang pasien yang pingsan di tengah jalan.Aisyah mengendong bayi perempuan itu dia langsung mendekap bayi itu saat tau kalau bayi itu adalah bayi dari orang yang sudah tak dia temui selama satu tahun lamanya."Aisyah bayinya sejak tadi menangis" ucap tuan Salman."Aku akan kasih asi" ucap Aisyah yang langsung di hentikan oleh tuan Salman, saat ini tuan Salman menggeleng tidak memberikan ijin pada Aisyah untuk memberikan asi pada bayi yang tidak dia kenal."Kenapa" tanya Aisyah."Aku akan beli susu formula yang itu cuman milik Reynan" ucap tuan Salman."Baiklah jangan lama" sahut Aisyah."Ya" ucap tuan Salman.Tuan Salman langsung membeli kan dot dan susu formula yang ada di apotek rumah sakit itu.Bahkan tuan Salman juga di bantu oleh suster untuk membuat susunya, bahkan tuan Salman juga harus merendam beberapa menit dot itu di air yang hangat.Katanya supaya kumannya hilang, tuan Salman melakukan n
Kenan datang ke arah ruang tamu yang sejak tadi ada Nindi di sana, Nindi hanya diam saja di sana tanpa bicara apa pun."Kamu ini ngapain sih, kenapa suruh dia ke sini lagi" ucap Nindi."Aku gak tau" ucap Kenan ketus bahkan tanpa ekspresi sedikit pun."Usir saja dia" ucap Nindi."Gak mungkin, aku butuh pembantu" ucap Kenan yang langsung pergi masuk ke dalam kamarnya.Namun saat dia akan masuk dia menatap pada Nindi yang masih ada di ruang tamu itu."Jalan keluarnya ada di sana" sahut Kenan menunjuk pada pintu utama.Nindi kesal dia langsung pergi dari sana meninggal kan Kenan dengan kekesalan yang sangat dalam pada Kenan."Arghh aku benci pada Mira itu" geram Nindi.Kenan mengambil bantal yang ada di kamarnya dia tau kalau di kamar Mira hanya ada satu bantal.Kenan menuju ke arah sana dia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.Dan sayangnya saat ini Mira tidak memakai pakaiannya karena dia baru saja mandi, hanya handuk saja yang membalut tubuh Mira yang putih dengan gurat