Share

Hidup dalam kesepian

Author: Q
last update Last Updated: 2022-02-07 19:53:46

Bayan terus menyeret dan menggenggam tangan Ayudisha, tak peduli jika gadis itu berjalan dengan tertatih-tatih. Ia hanya ingin cepat sampai rumah dan mengatakan pada calon mertuanya, bahwa Ayudisha hampir berbuat curang.

"Bisakah kamu berjalan lebih pelan." Suara Ayudisha begitu lembut dan terkesan memohon. Tapi Bayan mengabaikannya dan terus menyeretnya dengan kasar.

Amarah bayan masih membara dan ia belum melampiaskan nya dengan tuntas. Bayan terus diam dan tak menoleh sedikit pun ke arah Ayudisha, seolah sesuatu yang ada di tangannya adalah sebuah benda mati dan bukan calon istrinya.

"Diam dan jangan bicara lagi." Ucap Bayan tajam.

Melihat perlakuan buruk Bayan padanya, Ayudia segera memaklumi hal itu. Ia ingat bagaimana Bayan mengalami banyak kesusahan saat ia meninggalkan nya. Walaupun tak ada cinta di antara mereka, tapi pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap main-main. Itu merupakan perjanjian suci untuk hidup semati dengan menyebut nama Tuhan. Jadi orang-orang menghormatinya dan akan mengutuk keras siapapun yang berani mempermainkan janji itu.

Di masa lalu, setelah Ayudisha menikah dengan Tanjung. Banyak orang mencemooh cara mereka menikah yang begitu buruk dan itu bukan hanya untuk dirinya dan Tanjung tapi juga pada Bayan. Bayan adalah prajurit hebat dengan segudang prestasi, ia dilatih langsung oleh Mahapatih kerajaan Malaka sehingga masa depannya kemungkinan besar akan cerah. Tapi ia memiliki noda besar dalam reputasinya, ia tak bisa menjaga calon istrinya sendiri.

Selama puluhan tahun, Bayan dibayang-bayangi oleh ejekan serta sindiran dari berbagai pihak mengenai Ayudisha. Apalagi jika ditambah dengan Bayan yang tak menikah bahkan setelah berumur hampir 70 tahun. Itu membuat orang-orang berasumsi bahwa ia masih mencintai Ayudisha dan belum bisa melupakannya.

Jika rumor itu benar, maka Ayudisha dapat dinobatkan menjadi wanita paling bodoh di jagat raya. Bagaimana bisa ia menyia-nyiakan orang hebat seperti Bayan. Dia adalah jendral perang dengan puluhan ribu prajurit. Apalagi tak ada selir ataupun istri yang akan berbagi posisi dengannya. Bahkan jika pernikahan itu tak memiliki cinta, siapapun akan bahagia jika mendapatkan suami kaya dan setia seperti seorang Bayan.

"Maafkan aku."

"Sekarang akhirnya kamu tau kamu salah." Ucap Bayan mencibir.

Ayudisha hanya terdiam setelahnya, ia sangat ingat betapa buruknya ia setelah menikah dengan Tanjung. Laki-laki itu adalah sastrawan muda yang berpotensi menjadi orang besar di masa depan. Ayudisha jatuh cinta padanya karena kepiawaiannya dalam merangkai puisi, serta tutur katanya yang lembut dan penuh kasih. Ayudisha berfikir tak akan ada laki-laki lain yang bisa memperlakukannya selembut itu.

Saat Ayudisha dan Tanjung menikah, terjadi banyak keributan. Hal itu dikarenakan Gangga telah dikenal oleh orang luas sebagai calon istri Bayan. Tapi apa boleh buat, Ayudisha dan Tanjung telah menginap satu malam dan tak pulang ke rumah. Itu membuat orang-orang tak memiliki kuasa untuk marah dan segera merestui hubungan mereka.

Pernikahan bahagia hanya berlangsung selama beberapa bulan. Tanjung yang terbiasa dipuji karena ketampanan dan kelembutan nya perlahan mulai tak tahan dengan gunjingan orang lain. Ia merasa bahwa ia adalah orang yang memiliki pengetahuan luas dan pantas di hormati. Itu membuat Tanjung perlahan melihat istrinya dengan cara yang berbeda. Tak ada lagi cinta yang terlihat, hanya kebencian dan kemarahan yang ia tunjukkan. Ia benci pada Ayudisha karena dia telah menjadi orang yang membuatnya dicemooh oleh semua orang seperti ini. Jika ia tak menikah gadis itu, maka reputasinya akan tetap utuh dan ia mungkin sekarang telah menjadi salah satu cendikiawan terbaik di kerajaan Malaka.

Perlahan tapi pasti, Tanjung mulai jengah dengan Ayudisha yang terlampau manja. Ia mulai hilang kesabaran dan tak segan untuk memukul istrinya dengan keras. Apalagi ditambah dengan tak ada anak yang lahir diantara mereka. Itu membuat Tanjung berfikir bahwa Ayudisha adalah seorang wanita mandul.

Ketidakpuasan terus berkembang dan Tanjung yang mulai ingin mendapatkan seorang anak langsung hilang kesabaran. Ia menikah dengan seorang gadis muda yang terlihat cantik. Gadis itu memberi Tanjung tiga orang anak dan itu membuat Tanjung tak henti-hentinya memanjakan gadis itu.

Ayudisha yang diabaikan selama puluhan tahun harus menderita karena kecemburuan dan rasa iri. Tapi itu tak membuat Ayudisha menjadi orang jahat, ia hanya merasa bahwa semua hal yang ia alami adalah sesuatu yang pantas ia dapatkan.

Penderitaan yang Ayudisha alami ternyata tak berhenti sampai disitu. Selama puluhan tahun menikah, istri muda Tanjung mulai menunjukkan taringnya dan menganggap Ayudisha sebagai seorang benalu yang harus disingkirkan. Tanjung yang mendengar keluhan istri mudanya langsung setuju tanpa berfikir.

Ayudisha diceraikan oleh Tanjung saat usianya hampir paruh baya. Dengan kecantikan yang memudar orang-orang tak mau menikahinya untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan Ayudisha yang tak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. 

Tanjung hanya memberinya sepetak tanah di kebun untuk ia tinggali. Tak lupa gubuk tua dengan alas bambu dan pakaian hangat. Selebihnya Ayudisha hidup sebatang kara dan menjalani dengan kesepian.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri manis Jenderal Perang   Bahagia (EXTRA)

    Ayudisha menggendong putrinya sambil melihat Lo Gading yang sedang duduk dan menatap tanah. Hal tersebut membuat Ayudisha merasa heran melihat putranya itu. Apalagi Lo Gading masih tidak bergerak bahkan setelah beberapa jam."Lo Gading, apa yang sedang kamu amati? Hari sudah mulai terik, kemarilah."Akan tetapi Lo Gading masih tetap berjongkok dan terus menatap ke tanah. Setelah beberapa saat ia pun melihat ibunya dan bertanya."Bu, kenapa semut berjalan seperti bebek?""Hah?"Ayudisha pun langsung heran, sejak kapan semut berjalan seperti bebek?Lo Gading selalu bertanya pada sesuatu yang sulit ia mengerti. Akan tetapi rasa ingin tau anak itu begitu besar, sehingga ia selalu menanyakan sesuatu yang bahkan tidak pernah ditanyakan oleh orang lain."Bebek tidak berjalan seperti semut anakku. Mereka berbeda, bebek memiliki dua kali sedangkan semut memiliki lebih.""Tapi aku melihat cara mereka berjalan sama."Untuk beberapa saat Ayudisha terdiam, dan akhirnya mengingat kembali kenangan k

  • Istri manis Jenderal Perang   Kelahiran Putri (EXTRA)

    3 tahun kemudianBayan menatap putranya dengan tatapan tak percaya. Ia panik saat ini karena Ayudisha akan melahirkan seorang anak, tapi lihat putra nya yang berbakti itu. Dia bahkan sempat menguap saat mendengar jeritan ibunya yang kesakitan."Apakah kamu tidak khawatir ibumu kenapa-napa?"Mendengar pertanyaan Ayahnya, Lo Gading pun mengangguk."Aku khawatir." ucap Lo Gading dengan suara kecilnya.Akan tetapi raut wajahnya masih terlihat santai dan malas. Hal tersebut membuat Bayan menjadi semakin kesal."Lalu kenapa kamu terlihat seperti itu? Tidak ada raut khawatir di wajah mu, biasanya anak-anak akan menangis jika mendengar jeritan ibunya.""Apakah menangis itu berguna saat ini? Apakah tangisan ku dapat mengurangi rasa sakit yang ibu rasakan? Kalau memang begitu, aku akan menangis sekarang."Bayan pun terdiam, ia merasa putranya tidak normal. Terlalu malas dan tidak ada jejak kekanakan yang tersisa. Padahal jika diingat saat ia masih bayi, Lo Gading cenderung imut bahkan ketika di

  • Istri manis Jenderal Perang   Perdamaian

    Hari begitu cerah dan kehidupan di Malaka menjadi begitu membahagiakan. Tak ada lagi perselisihan dan keributan yang berarti dan kehidupan masyarakat jauh lebih sejahtera dari sebelumnya. Sejak kelahiran Pangeran mahkota keberuntungan selalu menghampiri Malaka tidak ada akhirnya. Seolah bayi lucu itu memang ditakdirkan untuk membawa banyak keberuntungan untuk semua orang.Ayudisha menggendong putranya sambil menatap ke arah pohon mangga tempat ia biasa duduk bersama dengan Bayan. Tempat yang biasa ia gunakan untuk mengelus perutnya yang sekarang nyeri dan tak nyaman. Akan tetapi kali ini ia sudah tak merasakan sakitnya lagi dan menikmati kebahagiaan tanpa beban yang berarti."Kamu adalah anugerah terindah yang diberikan tuhan padaku di kehidupan ini." ucap Ayudisha pada anaknya.Entah anak itu mengerti apa yang diucapkan oleh ibunya, atau dia terlalu senang dalam gendongannya, tapi dapat Ayudisha melihat dengan jelas bahwa anak itu tersenyum. Sangat tampan dan manis. Hal tersebut memb

  • Istri manis Jenderal Perang   Matahari Malaka

    Suara tangisan seorang bayi yang terdengar nyaring telah berhasil membuat semua orang di istana merasa bersyukur. Mereka pun langsung tersenyum dan mengucapkan selamat pada masing-masing anggota keluarga. Tak lupa mereka mengucapkan syukur yang mendalam pada Tuhan yang telah menitipkan sebuah kehidupan baru untuk keluarga mereka.Setelah itu pintu ruang persalinan pun terbuka dan Bibi Bayan menatap semua anggota keluarganya dengan senyum merekah. "Seorang bayi laki-laki telah lahir dengan selamat.""Bayi laki-laki?!!"Setelah itu ibu Ayudisha pun keluar dan membawa bayi di pelukannya yang telah bersih oleh air hangat. Hal tersebut membuat semua orang langsung bersorak bahagia. Bayi itu berkulit putih dengan hidung yang mancung. Mengingatkan Putri Minah dengan Amor ketika dilahirkan pertama kalinya.Sian, Daka dan Jiru pun tak kalah girang. Mereka melihat keponakan mereka untuk pertama kalinya dan itu membuat mereka bersyukur dengan suara yang keras."Syukurlah dia tidak mirip Kakak B

  • Istri manis Jenderal Perang   Terimakasih

    Semua orang khawatir akan keadaan Ayudisha, mereka takut karena merasa Ayudisha lemah dan tak tahan dengan rasa sakit. Akan tetapi hanya Ayudisha yang tau bagaimana ia menikmati rasa sakitnya dengan perasaan bahagia. Rasa sakit itu membuatnya sadar bahwa bayi di dalam perutnya benar-benar hidup. Bayi itu benar-benar ada dan itu terjadi dalam hidupnya di kehidupan ini.Hampir setiap detik dalam hidup Ayudisha di kehidupan sebelumnya, ia merasa kesepian dan cemburu melihat anak orang lain. Ia mengalami banyak kesedihan dan rasa sakit hanya karena ia tidak bisa memiliki anaknya sendiri. Terkadang wanita menjadi begitu tidak berharga ketika mereka tidak bisa memiliki seorang anak untuk suaminya. Seolah mereka adalah sebuah benda yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Seolah ia adalah benda yang cacat dan mereka sangat menyesal setelah membelinya.Akan tetapi sekarang ia memiliki seorang laki-laki yang menerimanya bahkan jika ia tidak akan memiliki anak seumur hidupnya. Ia memiliki lak

  • Istri manis Jenderal Perang   Rasa sakit

    Bayan memeluk Ayudisha dan membuat tubuh Ayudisha lebih nyaman saat berbaring. Setiap malam Bayan akan mengatur cara Ayudisha tidur karena Ayudisha sudah tidak nyaman dengan perut besarnya. Terkadang Ayudisha akan memiliki nafas yang sedikit pendek karena kesulitan saat bernafas."Lebih nyaman?" tanya Bayan lembut.Ayudisha pun mengangguk dan tersenyum. Ia benar-benar dilayani oleh suaminya dengan sangat baik. Setiap ketidaknyaman yang ia alami selalu Bayan perhatikan. "Kalau begitu selamat tidur istriku yang cantik." ucap Bayan sambil mencium kening istrinya."Selamat tidur juga suamiku yang tampan."Keduanya saling merayu tanpa ada rasa malu terlihat di wajah mereka. Sangat berbeda ketika mereka masih pengantin baru. Sekarang mereka lebih leluasa dalam mengungkapkan rasa cinta hingga tidak ada kecanggungan.Setelah itu keduanya tertidur sambil berpelukan. Malam ini sangat ramai mengingat hampir setiap anggota keluarga berada di tempat yang sama. Ayudisha sebenarnya tidak terlalu ny

  • Istri manis Jenderal Perang   Keluarga

    Para anggota keluarga kini telah berkumpul. Walaupun tidak semuanya tapi itu cukup ramai mengingat sebentar lagi mereka akan menyambut kedatangan anggota keluarga yang baru. Apalagi anak Ayudisha dan Bayan akan menjadi cucu pertama di keluarga masing-masing.Umur kandungan Ayudisha sudah sembilan bulan dan tinggal menghitung hari untuk melihat bayi itu dilahirkan ke dunia. Hal tersebut membuat anggota keluarga sangat antusias untuk mempersiapkan banyak hal untuk kelahiran nanti. "Apakah persiapannya sudah cukup?"Mendengar pertanyaan ibunya, Amor pun menggelengkan kepala dengan pasrah."Ibu telah menanyakan itu sebanyak tiga kali dan jawabannya masih tetap sama. Persiapan sudah cukup dan kita hanya tinggal menunggu Ayudisha melahirkan."Putri Minah yang melihat Amor dengan tatapan tidak suka. Ia sering bertanya-tanya terus menerus karena ia sebenarnya sangat gugup. Maklum saja ini pertama kalinya ia akan menjadi nenek, walaupun ia sangat berharap bahwa cucu pertamanya akan berasal da

  • Istri manis Jenderal Perang   Istana kerajaan

    Di Senggrala hampir semua tabib dikumpulkan untuk menyembuhkan penyakit Raja. Akan tetapi hingga kini masih belum ada solusinya. Menurut keterangan tabib, hal tersebut dikarenakan ada ulat bulu langka yang menyerang burung Yang Mulia. Hal tersebut membuat Sang Raja pun tak terima dengan tuduhan itu. Ia sangat yakin bahwa wanita itu menaruh racun di tubuhnya hingga membuat tubuhnya menjadi seperti ini."Maaf Yang Mulia, tapi hasil dari pemeriksaan saya hampir sama dengan tabib yang lainnya."Mendengar hal tersebut, Raja Senggrala langsung berteriak marah. Ia memarahi semua orang, akan tetapi ia masih terbaring lemah dan tak bisa bangun untuk melampiaskan nya secara fisik.Tak lama Raja merintih lagi, ia kesakitan dan hal tersebut membuat para tabib menjadi panik dan khawatir. Ulat bulu memang dapat membuat gatal-gatal, akan tetapi entah kenapa sangat sulit disembuhkan hingga membuat bengkak dan panas. Jadi para tabib semakin bingung bagaimana cara menyembuhkannya. Mereka pun berusaha u

  • Istri manis Jenderal Perang   Menghadapi Bayan

    Matahari telah terbit dibalik bukit perbatasan Malaka. Akan tetapi mereka masih berdiri sambil menunduk dan berdoa pada orang-orang yang telah meninggal di bukit ini.Ratusan prajurit telah gugur di medan pertempuran tanpa ada kemenangan yang mereka bawa. Keduanya meninggal tangis dan luka pada orang-orang yang telah mereka tinggalkan.Keempatnya menangis dalam diam sambil mengingat kakak mereka yang telah meninggal dengan cara yang begitu menyakitkan. Setelah itu, Yuda pun menatap ketiga adik Bayan sambil mengucapkan perpisahan."Senang berkenalan dengan kalian.""Kami juga senang berkenalan denganmu.""Ya, aku harap kita akan bertemu lagi tapi tidak di medan perang."Jiru, Daka, Sian dan Yuda. Mereka adalah calon prajurit tangguh yang akan memimpin pasukan di kerajaan mereka masing-masing. Selama perjalanan mereka telah berkenalan dan sudah saling mengenal. Akan tetapi mereka selalu tau bahwa persahabatan mereka ditakdirkan untuk berlalu dalam waktu yang sangat singkat.Keempatnya a

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status