(¬‿¬) waduh duh duh ....
“Luangkan waktumu untukku malam ini,” ucap Jayden. Kedua mata Valency membulat, pikirannya sudah melayang dan memikirkan malam pertama yang telah mereka tunda untuk waktu yang cukup lama. Kepala Valency menunduk, lalu wajahnya agak merona. Dengan suara lirih, gadis itu berkata, “B-bukankah … ini terlalu cepat?” Valency tergagap-gagap karena gugup. “S-seingatku di perjanjian kita tidak ada pernyataan mengenai menghabiskan malam … bersama.” Sebelumnya, Valency telah membayangkan bagaimana jalannya malam panas bersama Jayden. Namun, ditanyakan langsung seperti ini membuat jantung Valency kembali berdebar, apa lagi dengan semua ‘kecelakaan’ kecil yang terjadi selama mereka tinggal bersama satu minggu ke belakang. Insiden Jayden keluar dari kamar mandi hanya dengan setengah handuk, mempertontonkan otot liatnya yang menggoda. Kecelakaan di mana Valency tidak bisa diam ketika tidur dan berakhir memeluk erat pria itu hingga pagi, merasakan kehangatan tubuhnya. Bahkan ada kejadian tid
Pertanyaan Jayden membuat Valency terbengong. Manik gadis itu terpaku pada wajah tampan pria tersebut. Seketika, wajah Valency merona seperti kepiting rebus. “K-kamu salah paham! Aku tidak sedang menggoda, aku hanya sedang ….” Tidak sempat Valency menyelesaikan kalimatnya, ucapannya terpaksa berhenti karena tawa lantang dari pria di hadapan. “Ha ha ha!” Tawa lepas dari sosok jayden membuat bukan hanya Valency yang melihat, melainkan para pelayan kediaman yang mendengar terkejut. “A-apa aku tidak salah dengar? Ini tawa Tuan Jayden, ‘kan!?” Seorang pelayan memekik kaget. Pelayan yang lain di lantai bawah mencoba mengintip ke lantai atas. “Iya! Ini jelas suara Tuan Jayden!” “Astaga, lima tahun bekerja, ini pertama kalinya aku dengar Tuan Jayden tertawa!” “Memang Nyonya kita spesial ….” Komentar demi komentar terlontar dari para pelayan yang berada di lantai bawah. Di sisi lain, Valency yang berada di hadapan Jayden sedang terpana. Wajah tampan pria yang biasanya dingin itu sek
“Siapa wanita itu?” “Dia cantik.” “Mungkinkah dia anak pejabat atau konglomerat baru?” Pertanyaan demi pertanyaan bisa Valency dengar terlontar dari mulut tamu-tamu sekitar. Hal tersebut membuatnya meneguk ludah. Mereka semua seperti elang menatap mangsa! “Jangan hiraukan mereka,” bisik Jayden seraya menggenggam tangan Valency dengan sedikit lebih kuat, berupaya memberikan rasa aman. Valency hanya tersenyum tipis dan kembali fokus ke depan. Dia bisa melihat bagaimana semua orang secara otomatis memberi dirinya dan Jayden jalan, Menunjukkan bahwa Jayden sangat dihormati di keluarga Spencer. Bagaimana tidak? Walau dirinya berasal dari keluarga besar dan kaya yang menguasai hampir seluruh bisnis di negara Evermore, tapi Jayden masih lebih memilih membangun Diamant Corp tanpa bantuan Spencer Group sama sekali, dan dia berhasil menguasai bisnis perhiasan Evermore sendiri! Hal itu adalah suatu hal yang membuatnya pantas dihormati sanak saudara yang lain! Sesampainya di tengah ruang
Tawa Richard terdengar sangat renyah dan puas menertawakan Valency dan Jayden. Bisikan-bisikan dari anggota keluarga yang lain pun juga ikut terdengar merendahkan Valency. Ada yang berkata wanita itu tak pantas berada di kediaman Spencer, dan ada juga yang bilang dirinya tak layak bersanding di sisi Jayden. Hanya Cleo dan Alex yang terdiam mengamati perkembangan adegan. “Jayden, jika kamu meminta bantuanku, aku pasti akan mencarikan wanita yang setara untukmu, bagaimana bisa kamu mencemari keluarga Spencer dengan membawa wanita dari kalangan rendah seperti ini?” ucap Richard lagi. Rahang Jayden seketika mengetat, matanya menggelap dan menatap dingin pada Richard. “Daripada mengurusi wanitaku, bagaimana jika kamu mengurusi istrimu lebih dulu?” Ucapan itu membuat Richard mengerutkan kening, tampak kesal. “Apa katamu?” Jayden tampak tenang dan lanjut berkata, “Bukankah istrimu baru saja terciduk oleh wartawan karena jalan dengan aktor muda?” Balasan itu berhasil membungkam Richar
*Beberapa saat lalu* Cecilia dan Felix kini berada di dalam mobil menuju kediaman keluarga Spencer untuk menghadiri acara ulang tahun sang tetua Spencer. Sepanjang perjalanan Cecilia terus berdecak sebal dan menyalahkan Felix yang memaksanya untuk ikut. “Ck, sudah kubilang untuk jangan menjemputku. Aku tidak ingin pergi ke pesta keluargamu! Sudah cukup aku ditegur oleh keluargaku atas kejadian tadi pagi, aku tidak ingin lagi mendengar keluargamu mempermalukanku,” decak Cecilia kesal. “Di situasi seperti ini, kita harus pandai memanfaatkan situasi. Kita harus meminta bantuan pada ayahku, dia memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk membantu kita keluar dari masalah ini,” ucap Felix, menoleh sebentar di tengah-tengah kegiatan menyetirnya. “Membantu?” Cecilia tertawa kecil. “Pria dingin itu tidak akan mungkin mau! Tidak diusir dari pesta saja nanti sudah bersyukur,” ucap Cecilia pesimis. “Lagi pula mengatakan kalau Valency salah sama artinya dengan menyalahkan Diamant Corp juga, kam
‘Apa?! Bagaimana bisa ... Felix adalah anak Jayden?’ Tubuh Valency menegang, bahkan dia melupakan cara untuk bernapas saking terkejutnya. Dia memundurkan tubuhnya, menjauh secara otomatis dari Jayden. Namun, Jayden yang menyadari hal itu langsung menggenggam tangan Valency dan menatap tajam pada Felix. “Di mana etikamu dalam berbicara? Apa seperti ini cara berbicara seorang Spencer?” tegur Jayden. Felix tertegun, nyalinya seketika menciut melihat tatapan tajam sang ayah. Sudah lama sejak terakhir kali dia berinteraksi dengan Jayden sebagai keluarga. Lagi pula, selama ini Jayden tinggal terpisah dari Felix yang diasuh oleh kakek dan neneknya. Namun, mengingat statusnya sebagai anak Jayden dan Valency yang hanya orang asing, Felix masih merasa percaya diri. Pria itu menatap ayahnya dan berkata, “Mengapa dia bisa berada di sini? Apa Ayah tahu apa yang sudah dia lakukan padaku dan Lia pagi tadi?!” Felix berpikir, mungkin Jayden tidak tahu apa yang terjadi antara dirinya dan
Semua orang memerhatikan Cecilia setelah mendengar ucapan Valency. Mereka menjadi agak bingung dan ragu, apa sungguh Valency yang menuduh sembarangan … atau memang Cecilia pihak yang salah? Cecilia menjadi gelagapan. “B-bukan … aku … aku hanya–” “Menjiplak adalah sebutan yang terlalu bagus,” ucap Jayden secara mendadak, memotong apa pun yang berniat Cecilia katakan. “Dia sudah mengakui karya orang lain sebagai karyanya. Dengan kata lain, mencuri,” imbuhnya membuat semua orang terbelalak. Mencuri? Nona muda Keluarga Owen?! Serius? Tatapan curiga yang didapatkan kembali membuat Cecilia merasa lemas. “Tidak … dengarkan aku, aku bukan mencuri ….“ Selain omong kosong seperti itu, tidak ada lagi yang bisa Cecilia katakan. Dia merasa ingin menangis. ‘Sudah kubilang aku tidak mau ke pesta ini!’ Dia menggigit bibir dengan kuat dan mengepalkan tangan seraya melemparkan pandangan marah ke arah Valency. ‘Jalang!!’ Betapa pun Cecilia ingin membela dirinya, Jayden Spencer sudah berbicara, jadi
Tamparan yang diterima Jayden membuat Valency meringis. Dia merasa hatinya sakit.“Jayden, kamu baik-baik saja?” tanyanya dengan panik bercampur khawatir.Tangan Valency bergetar seiring dirinya dengan hati-hati menyentuh wajah Jayden yang memerah. Ekspresinya tampak terluka, merasa tidak terima pria itu yang berujung menerima tamparan.Valency langsung menoleh kepada Angela. “Nona Muda Spencer, tindakanmu sudah keterlaluan!” Dia menambahkan, “Demi membela orang luar yang bahkan tidak kamu ketahui jelas kebenarannya, kamu lebih memilih untuk melukai saudaramu sendiri!?” Gadis itu tampak marah.Berani menyentuh suaminya, apa mereka kira Valency tidak bisa melawan!?Di sisi lain, kemarahan Valency membuat Felix terkejut. Dia tidak pernah melihat Valency menunjukkan ekspresi semacam itu sebelumnya.Di dalam hati, ada kecemburuan di hati Felix. ‘Apa … apa hubungan Ayah dan Valency sebenarnya!?’Walau tidak pernah mencintai gadis itu, tapi bagaimanapun Valency pernah menjadi kekasihnya!Ti