공유

Bab 5 Kejutan Besar

작가: Maria Goreti
last update 최신 업데이트: 2024-07-19 16:58:35

Suara beradunya sendok dan piring tanpa adanya percakapan di antara mereka saat sarapan walau sesekali Nata melirik ke arah suaminya.

“Ada yang mau kamu tanyakan?” tanya Jett menyadari istrinya melihat terus.

“Mas apa nggak ada yang mau dikatakan?” tanya Nata balik.

Aku mau tahu apa Mas mengajak pergi. Nata membatin.

“Enggak ada,” jawab Jett tegas.

“Kenapa? Apa ada yang mau kamu tahu?” tanya Jett memancing apa yang istrinya mau tahu lagi.

“Apa aku nggak diajak makan malam?” tanya Nata balik.

“Nanti malam?” tanya Jett pura-pura lupa.

Dari mana dia tahu makan malam bersama? Jett membatin tanya.

“Iya nanti malam. Apa aku nggak boleh ikut?” tanya Nata menawarkan diri ikut makan malam. Dia yakin pasti mendapat kejutan besar.

Bukannya kamu enggak boleh ikut. Aku takut kamu mengacaukan segalanya di sana, apalagi ada tamu yang sulit aku taklukan menginap di hotel. Jett membatin ragu jika mengajak istrinya.

“Apa Mas takut kalau aku mengganggu?” tanya Nata memancing. Dia pikir bisa tahu siapa wanita itu yang telah terang-terangan merebut suaminya.

“Enggak juga. Ada angin apa kamu mau ikut?” tanya Jett melotot tajam.

“Mau tahu saja,” jawab Nata menguji kesabaran suaminya.

“Apa yang mau kamu tahu? Kemarin aku menceritakan bagaimana pekerjaan di hotel enggak ada bedanya,” jawab Jett berusaha mencegah istrinya ikut.

“Aku tahu, Mas. Apa Mas nggak mau memperkenalkan aku sama rekan kerja atau junior di hotel?” tanya Nata kembali memancing berharap suaminya mau mengatakan.

Jett terkekeh mendengar pertanyan suaminya.

“Ngapain kamu mau kenal mereka?” tanya Jett mengarah pembicaraan jangan sampai istrinya ngotot mengajak pergi.

“Apa salahnya? Kalau nggak boleh kenal mereka setidaknya apa aku sekali-kali nggak boleh tahu?” tanya Nata mendesak halus.

Kalau dia enggak ikut justru menambah curiga bisa bahaya nanti rumah tangga aku. Jett membatin tidak mau rumah tangganya berantakan walaupun tidak lima puluh persen, tetapi Jett masih mencintai istrinya.

“Kalau kamu ikut ingat jangan buat masalah,” balas Jett mengizinkan Nata ikut dengan syarat.

“Tenang saja, Mas. Aku nggak akan buat masalah,” ucap Nata mengukir senyum kemenangan dalam dirinya.

Berhasil. Tunggu saja nanti aku akan habisi wanita itu. Nata membatin senang.

Kini, Nata berdiri di depan cermin menampilkan seluruh badannya.

“Aku nggak mau tampil biasa malam ini. Makan malam biasanya identik dengan gaun hitam dan aku mau terlihat mencolok,” kata Nata meneliti deretan gaun di lemarinya.

Waktu di jam dinding menunjukkan pukul 7 malam. Jett menunggu gelisah di ruang tamu. Dia berjalan mondar-mandir.

“Dek, Dek,” panggil Jett tidak mendapatkan jawaban.

“Nata sudah selesai belum?” tanya Jett berteriak.

“Iya, sebentar. Sabar kenapa,” jawab Nata mengerucutkan bibir.

Nunggu sebentar saja nggak mau. Aku juga harus tampil cantik malam ini bila perlu semua mata tertuju padaku. Nata membatin penuh harap.

Langkah anggun wanita ini mengenakan gaun hitam mengantarkannya menuruni anak tangga.

“Kamu ini lama betul,” ucap Jett sebelum melihat penampilan istrinya.

“Wajar dong kalau dandannya lama. Aku juga nggak mau buat Mas malu. Apa Mas mau aku pakai daster ke hotel?” tanya Nata gemas melihat sikap suaminya.

Jett mendongak terpesona saat menatap wajah istrinya cantik sekali, apalagi dengan balutan gaun hitam hingga menyentuh lantai, ditambah tas kecil bermerek menggantung di pergelangan tangannya.

“Mas, Mas, yuk berangkat sekarang,” ajak Nata memanggil suaminya yang masih terpesona.

“I, iya. Kita berangkat sekarang,” jawab Jett tersadar cukup lama menatap istrinya.

“Kalung itu masih kamu pakai?” tanya Jett melirik.

“Iya. Kenapa nggak boleh dipakai lagi?” tanya Nata mengundang Jett menghentikan langkahnya.

“Udah deh kamu ini selalu memancing aku marah,” ucap Jett memperingatkan istrinya.

Nata mengembangkan senyum saat beberapa dari mereka tersenyum ke arahnya.

“Ingat jangan buat masalah,” kata Jett tidak lupa memperingatkan istrinya.

“Iya, ya, Mas,” jawab Nata sengaja mengalungkan tangan pada lengan suaminya.

Mereka bak raja dan ratu semalam. Langkah anggun dan tegap keduanya memicu cemburu barang siapa pun yang melihatnya, termasuk salah satu di antara mereka.

“Dasar ternyata wanita sialan itu ikut juga,” rajuk Venus kesal.

Jett menoleh ke samping didapatinya Venus meneguk wine.

“Aku mau ke sana dulu. Kamu bebas mau makan apa pun di sini, tetapi ingat jangan buat masalah,” kata Jett meninggalkan Nata sendirian.

“Iya, aku akan jadi istri baik,” balas Nata mengukir senyum menggoda suaminya.

Tetapi sayangnya, Jett memilih mempercepat langkah berbaur dengan lainnya, termasuk Venus di sana.

Manik hitam wanita ini sekilas menatap Kakek Dewo bersama rekan bisnis lainnya. Beliau menghentikan langkah, tetapi Nata menggeleng tanda meminta beliau tetap melanjutkan.

“Selamat malam, apa boleh aku temani?” tanya pria paruh baya menyapa Nata ramah.

“Tentu saja boleh,” balas Nata pun ramah.

“Maaf, aku panggil Nona atau Nyonya?” tanya pria yang belum memperkenalkan dirinya.

“Nata,” jawab wanita ini mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

“Broto,” ucap pria tersebut akhirnya memberitahu nama.

Ini dia akhirnya datang juga menghampiriku. Aku nggak perlu bersusah payah mencarinya. Nata membatin bahagia.

“Apa Nata datang sendirian ke sini? Ini acara makan malam privat,” kata Pak Broto memberitahu sekaligus penasaran melihat penampilan Nata membuatnya terpesona.

“Nggak penting, aku datang sama siapa yang terpenting bisa berkenalan dengan Pak Broto,” jawab Nata ikut makan malam bukan dengan tujuan tertentu.

“Kalau boleh tahu apa Pak Broto tamu di hotel ini?” tanya Nata memancing pembicaraan.

“Dugaan aku benar. Aku tidak salah menilai orang. Siapa sebenarnya kamu?” tanya Pak Broto seperti bisa menilai orang.

“Pak Broto nggak perlu tahu siapa aku sebenarnya yang terpenting apa bersedia menginap di hotel ini?” tanya Nata to the point tanpa memberi jeda beliau berpikir.

Pak Broto mengukir senyum di sudut bibirnya.

“Apa keuntungan aku jika menginap di hotel ini?” tanya Pak Broto tidak mau rugi. Pria ini harus mendapat untungnya.

“Apa Pak Broto berkenan jika aku menjelaskan detail tentang kelebihan Clarosta Hotel?” tanya Nata secara tidak langsung membantu suaminya.

“Kalau kamu tidak bisa membuat aku tertarik. Mohon maaf aku tidak bisa menginap di hotel ini,” ucap Pak Broto tidak sabar mendengar penjelasan dari Nata.

Nata menjelaskan panjang lebar tentang kekurangan dan kelebihan Clarosta Hotel.

“Pak Broto, aku pribadi sangat berharap Bapak menginap di hotel ini untuk waktu yang lama,” harap Nata mengukir senyum manis andalannya.

Tetapi di sudut lain, Jett mendengus kesal bergerak mendekati istrinya.

“Dek,” panggil Jett sok ramah memotong pembicaraan mereka.

“Pak Broto kenalkan ini suamiku,” kata Nata memberitahu beliau.

“Aku rasa kita pernah bertemu sebelumnya,” balas Pak Broto bersalaman.

“Kamu beruntung sekali memiliki istri seperti dia. Nata pintar sekali membujuk aku menginap di hotel ini. Aku setuju menginap di Clarosta Hotel untuk waktu yang lama,” kata Pak Broto memuji Nata di depan semua orang mengundang Jett dan Venus saling menatap.

“Aku juga bisa kalau membujuk hanya menggunakan kecantikan saja. Nata bisa apa tanpa Jett?” tanya Venus terang-terangan meremehkan Nata.

Aku pasti membuat kamu menderita. Tunggu saja senyum kamu pasti tidak lama lagi menjadi tangis. Venus membatin dengki.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Istri yang Kau Khianati Ternyata Pewaris   Bab 49 Jalannya Tidak Semulus Paha Ayam

    Panggilan telepon masih tersambung dengan Robert, Nata berlari kecil menuju kamar kakeknya.“Kek, Kakek.” Nata memanggil sambil mengetuk pintu tidak ada jawaban. “Ke mana, Kakek?”“Kakek kamu ada di sini. Kamu cari di mana pun tidak ketemu.”“Kamu serius kalau kakek ada di situ?”“Apa aku pernah berbohong sama kamu? Tidak dapat untungnya juga berbohong. Kamu siap-siap, sebentar lagi aku jemput.”“Nggak usah. Aku bisa pergi sendiri. Bert, apa kakek pergi sama Pak Slamet?”“Iya, aku lihat berdiri di belakangnya.”“Aku lega kalau kakek nggak pergi sendiri.”“Kamu jangan lama-lama. Ada Jett di sini, kamu tahu kalau dia selalu mencari celah membujuk kakak Dewo.”“Aku tahu. Nanti atau kalau ada waktu luang aku ceritakan. Sekarang, aku mau siap-siap.”Percakapan mereka berakhir. Nata merasa lega ada seseorang yang mengikuti kakeknya, mengingat beliau baru saja siuman. Dia tidak mau kakeknya sakit lagi, hanya karena memikirkan masalah sepele.Nata mempercepat langkah kakinya, mempersiapkan di

  • Istri yang Kau Khianati Ternyata Pewaris   Bab 48 Laki-Laki Buaya Darat

    Jett hanya bisa tertunduk, tidak bisa berkata-kata. Apa pun ucapan yang keluar dari mulutnya, hanya terdengar sebagai alasan saja. Jadi, lebih baik tidak mengatakan apa pun. Sejujurnya, dia juga tidak mau melakukan ini, tetapi Jett kasihan dengan Venus.“Pak, aku juga enggak mau melakukannya, tetapi junior aku banyak membantu. Aku enggak tahu bagaimana membantunya.“Jett, aku lihat di hotel. Junior di bawah bimbingan kamu tidak hanya siapa namanya Venus.”“Iya, Pak.”“Kamu bisa menolong dengan cara yang lain.”“Cara lain? Maksud, Pak Dewo ada cara lain?”“Ya, hanya menebak saja. Tidak tahu juga apa cara lain itu.”“Aku hanya terpikir cara ini, Pak. Aku hanya mau balas budi padanya.”“Balas budi? Aku pikir di zaman sekarang sedikit orang, yang berpikir mau balas budi.”“Dia selalu membantu dalam kesulitan apa pun. Aku enggak tega melihatnya berada di hotel cabang. Aku tahu kalau Bu Meta sudah berbaik hati masih memperkerjakan dia. Aku seharusnya berterima kasih masih mempertahankan Ven

  • Istri yang Kau Khianati Ternyata Pewaris   Bab 47 Junior VS Istri

    Nata melirik ke arah kakeknya, bisa jadi diam-diam di belakangnya menghubungi Jett. Kata beliau segala kemungkinan tidak bisa dikesampingkan. Ada saatnya semua benar.“Kakek meminta dia untuk datang?”“Tidak. Kakek tidak punya urusan dengan Jett, untuk apa memintanya datang.”“Kenapa dia datang ke rumah ini?”“Kakek juga tidak tahu. Apa mau bertemu dengan kamu?”“Aku? Aku sebagai istrinya atau cucu kakek?”“Sudah pasti sebagai cucu kakek.”“Meragukan kalau dia datang ke sini mau bertemu aku sebagai cucu kakek. Apa mungkin dia mengikuti aku selama ini?”“Mungkin saja, bisa jadi.”“Kek, apa nggak sebaiknya tanyakan dulu. Mau apa bertemu dengan kakek tanpa membuat janji dulu. Apalagi, bertemu di rumah. Aku yakin ada hal penting mau dibicarakan di luar pekerjaan. Kakek jangan lupa kalau Jett punya seribu satu cara, mendapatkan apa yang diinginkan.”Beruntungnya, Kakek Dewo memiliki pemikiran yang sama dnegan Nata. Beliau minta menanyakan mau ada urusan apa mencarinya. Beliau minta juga ka

  • Istri yang Kau Khianati Ternyata Pewaris   Bab 46 Omong Kosong

    Tanpa Nata tahu, Jett mengepal tangannya sangat kuat, hingga memperlihatkan urat-urat di telapak tangannya.“Nata! Jaga bicara kamu. Selama ini, aku pikir kamu wanita berpendidikan. Kenapa sekarang cara bicara kamu seperti preman?”“Apa maksudmu, Mas? Aku tanya sesuai kenyataan. Kalau kamu nggak terima terus salahku? Salah pernikahan kita? Sudah pasti salah kamu memilih wanita jalang itu.”“Detik ini, aku tanya. Apa kita bisa bertemu?”“Nggak, Mas. Aku nggak mau ketemu sama kamu. Untuk apa juga ketemu, ujung-ujungnya kamu hanya memukuliku. Kita akan ketemu di pengadilan. Aku pikir itu waktu dan tempat yang layak.”“Kamu serius jawabnya?”“Iya, aku serius. Bahkan, sangat serius!”Jett menggaruk-garuk kepalanya walau tidak terasa gatal. Dia berpikir jalan apa yang harus ditempuh, untuk menemuinya. Jett hanya … mau memastikan bukan istrinya pelaku menyebarkan video panas itu.“Nata, apa enggak ada lagi cinta di antara kita?”“Nggak ada, Mas!” Bia sangat kecewa suaminya tidak sedikitpun m

  • Istri yang Kau Khianati Ternyata Pewaris   Bab 45 Apa Kamu Pelakunya?

    Robert melihat layar ponsel yang ditunjukkan padanya. Lalu … dia menatap wajah cantik ini.“Terserah kamu. Aku tidak berhak, melarang.”Meta di sini ragu, apa dia harus menjawab panggilan telepon ini.“Kalau kamu ragu, tidak perlu diangkat. Kalau sekiranya, kamu menjawab panggilan ini, kamu bisa mendapatkan informasi. Aku pikir tidak masalah,” saran Robert.“Ada benarnya, ucapanmu. Aku jawab saja panggilan ini.”“Ingat, jangan sampai identitas kamu diketahui.”Nata mengangguk. “Iya, Bert.”Nata menyentuh layar ponsel, berniat menjawab panggilan di ponselnya, sedangkan Robert menarik diri. Laki-laki ini menjauh dari Meta, memberikan ruang supaya wanita ini menjawab panggilan.“Semoga saja, Nata tidak mengatakan identitasnya siapa,” harap Robert.Laki-laki ini menempatkan pantatnya di sofa depan, menunggu siapa tahu ada yang mendesak masuk.Wanita ini menempelkan ponsel di samping telinganya. Sej

  • Istri yang Kau Khianati Ternyata Pewaris   Bab 44 Berat Keputusanku

    Nata memutar tumitnya, lalu mengayunkan langkah lembut. Dia menangkup tangan keriput ini.“Kek, aku mau pergi ke hotel dulu. Aku menyelesaikan, masalah yang ada. Aku harap, keputusan ini nggak merugikan banyak orang. Kakek, tunggu sebentar ya. Aku nggak akan lama kok di hotel.”Nata hanya bisa merasakan, kalau Kakek Dewo memberinya izin.“Jujur, aku juga berat Bert, pergi di saat kakek terbaring.”“Tetapi … kamu tetap harus pergi bukan.”“Iya, aku harus memberikan hukuman, sama Venus. Kalau aku nggak melakukan, aku diprotes lainnya.”“Aku menyadari, posisi kamu sangat sulit.”“Kek, terima kasih sudah bertahan. Tunggu … Nata ya, nggak lama.”“Bert, aku pikir menyelesaikan urusan, di hotel dulu. Setelah itu, aku pasti punya banyak waktu, menemani kakek.”“Aku, tidak bisa mencegah kamu pergi.”Nata menatap cukup lama wajah keriput di dekatnya. “Kek, aku siap-siap pergi, ke hotel dulu ya.”Beliau seperti menggerakkan pelupuk mata, tanda setuju.“Terima kasih, Kek.”Nata merasa lega, kakek

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status