Share

16. Pelakor Mulai Beraksi.

"Lagi pula ibu sudah biasa mendapatkan perhiasan dari adik-adik perempuan saya. Saya ingin memberi kado yang unik, namun disukai oleh ibu saya. Masalahnya saya laki-laki. Saya tidak begitu paham kesukaan perempuan. Kamu ada ide barangkali, Suri?"

Sesuatu yang disukai oleh Bu Ajeng?

"Saya kepengen sekali punya tas tangan dan sandal yang senada dengan kebaya brokat ini, Nik. Selama ini saya belum menemukan padanan yang tepat. Apalagi kalau sandal dan tas tangannya handmade. Pasti cantik sekali ya, Nik?"

Potongan obrolan Bu Ajeng dan Ninik, pegawai butik, memberi satu ide pada Suri. Namun ia agak ragu mengutarakannya.

"Sebenarnya saya ada ide. Tapi bagaimana ya? Saya takut kalau Pak Damar menganggap saya lancang," ungkap Suri terus terang.

"Lho kok lancang? Utarakan saja idemu, Suri. Saya memang menanyakan itu padamu bukan?" Damar terkekeh. Suri ini antik sekali. Segala hal itu pertimbangkan. Bahkan sekedar untuk memberikan saran.

"Saya pernah tidak sengaja mendengar obrolan Bu Ajeng d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status