Home / Romansa / Istri yang Tak Dihargai / Bab 28 Masih dengan ego

Share

Bab 28 Masih dengan ego

Author: Wii
last update Last Updated: 2025-05-08 16:30:39

SIANG HARI – JALANAN SEPI DI KAWASAN KOTA TUA

Deru mesin motor tua menggeram seperti binatang yang kelelahan. Athar menunduk sedikit, helm setengah terbuka, wajahnya gelap karena amarah yang belum tuntas. Hatinya masih membara sejak Ziva mengusirnya pagi tadi.

“Dasar perempuan keras kepala!” umpatnya sambil menggebrak setang motor. “Udah dibujuk, masih aja sok suci!”

Motor tuanya melaju di antara gang-gang sempit. Athar tidak peduli. Ia hanya ingin melampiaskan kekesalan. Pikirannya terus dipenuhi suara Ziva yang menolak, mata Ziva yang menatap dingin, dan semua kata-kata yang menghancurkan egonya.

SRETTTT—!!

Tiba-tiba, tubuhnya tersentak. Rem mendadak diinjak. Ban motor berdecit keras. Di hadapannya, sesosok tua dengan keranjang rongsokan hampir terseret roda depannya.

Athar turun, masih dalam emosi, siap memaki. “Hei, lu buta apa! Jalan aja kayak–”

Namun, kalimatnya terhenti. Pemulung itu perlahan menoleh. Rambut kusut
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 46 Masa-Masa Indah?

    POV: ZIVAHari ini adalah hari terpenting dalam hidupku. Aku akan bertunangan dengan Nathan—pria yang tak pernah kuharapkan untuk datang dalam kehidupanku. Pria yang tak pernah bertemu denganku sebelumnya, tapi selalu mengerti bagaimana kondisiku. Selalu mempunyai cara bagaimana membuatku tersenyum bahagia.Dan ini adalah hari ke-tujuh setelah Athar ditahan. Sesekali, aku masih merasa takut—takut dia hadir kembali disaat aku sudah memulai hidup bahagia bersama Nathan. Namun, rasa takut itu selalu disingkirkan oleh rasa bahagia yang diciptakan Nathan.Hingga akhirnya, aku mampu untuk berdiri kembali—di depan cermin sambil memutar tubuhku yang terbalut dress berwarna pastel—senada dengan hijabku.“Kamu cantik banget.” Ucapan itu datang dari seseorang yang tadinya sangat membenciku—Alma.“Kamu juga cantik,” balasku sambil tersenyum menatap pantulan dirinya di cerminku. “Kapan kamu nyusul?”“Ntar aja deh

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 45 Masalah Utama Selesai

    Seminggu setelah acara tahunan itu, Athar mendadak hilang. Tak tahu dimana keberadaannya sekarang. Ia kabur disaat semua tamu menghujatnya tanpa henti. Bahkan ia tega mendorong Rahma hingga kepalanya membentur lantai podium.Ziva segera membawa Rahma ke rumah sakit karena mengalami pendarahan hebat. Sementara Nathan berusaha mengejar Athar, namun tak berhasil.Kini, Nathan menemani Ziva menjaga Rahma di rumah sakit. Rahma masih dalam kondisi kritis—sudah seminggu tak sadarkan diri.“Aku takut, Nat,” ucap Ziva pelan.Nathan menggenggam tangan Ziva—lembut. “Takut kenapa, Zi?”“Aku takut, Athar bakal ngelakuin hal lain lagi. Aku tahu gimana sifat dia. Dia nggak bakal nyerah sampai semua keinginannya tercapai.”“Kamu tenang aja ya. Masalah itu biar Alma yang urus. Dia lagi cari tuh orang,” ujar Nathan—berusaha menenangkan.Ziva menatap mata Nathan—sayu dan penuh ketakutan. “Semoga Alma bisa

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 44 Pertunangan

    “Kita mau kemana, Al?”“Udah ngikut aja,” jawab Alma.Sore ini, Alma mengajak Athar untuk bertemu. Awalnya mereka bertemu di kafe, namun di tengah pembicaraan, Alma mengatakan bahwa dirinya mempunyai sebuah kejutan untuk Athar. Tentu hal itu membuat Athar senang—apalagi Alma sampai menutup matanya dengan kain.Athar berjalan pelan—dituntun oleh Alma. Mereka memasuki sebuah gedung megah, menjulang tinggi—bak istana. Di sana sudah sangat ramai. Ternyata ini adalah acara tahunan yang selalu diadakan oleh Alma dan orang tuanya, dan di tahun ini, Athar diajak untuk pertama kalinya.“Oke, kita udah sampai,” ucap Alma—cukup antusias.Semua mata memandang ke arah mereka. Dengan cepat Alma membuka penutup mata Athar. Mata itu mengerjap beberapa kali untuk menetralkan penglihatannya. Setelah itu, ia tampak terkejut.Athar menatap Alma yang berdiri di sampingnya. “Ini acara apa, Al?”“Ini acara tahunan sekaligus acara… pertunangan kita,” jawab Alma dengan senyum misterius. “Aku sengaja adain pes

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 43 Rencana Alma

    Malam itu, Alma tampak gelisah. Ia mondar-mandir di dalam kamar, seperti sedang berperang dengan pikirannya sendiri. Tatapannya tak lepas dari layar ponsel yang berkali-kali menyala lalu kembali padam. Sesekali, ia mendesis pelan—seolah kesal pada dirinya sendiri.Beberapa menit berlalu. Alma akhirnya duduk di tepi ranjang, masih memandangi layar ponsel yang kini gelap. Ia termenung cukup lama sebelum akhirnya membuka kunci dan masuk ke aplikasi WhatsApp.Ia membuka kontak Ziva, lalu mengetik: “Ziva, aku mau bicara. Penting.”Namun, sebelum sempat mengirim, pesan itu ia hapus. Alma merasa janggal. Mengapa pikirannya terus dipenuhi bayangan masa lalu Athar dan Ziva? Perasaan itu semakin mengganggunya.“Aku memang benci sama Ziva… tapi aku juga nggak bisa pura-pura cuek soal masa lalunya Athar. Aku cuma pengin tahu, apa sebenarnya motif dia. Soalnya niat banget kayaknya mau jatuhin Ziva,” gumam Alma pada dirinya sendiri.

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 42 Berubah Arah

    Alma mengunci layar ponselnya dengan wajah murung. Jemarinya menggenggam cangkir kopi yang sudah dingin, tapi tak sedikit pun ia berniat meneguknya. Matanya menatap kosong ke arah jendela kafe, namun pikirannya tertuju pada satu sosok—Ziva. Perempuan itu. Lagi-lagi perempuan itu yang berhasil membalikkan semua keadaan.Kursi di depannya ditarik dengan kasar. Alma menoleh dengan kesal, hanya untuk mendapati Athar yang duduk dengan wajah sumringah seperti biasa. Pria itu tampak santai, mengenakan kemeja putih bersih dengan jas abu-abu yang jelas-jelas bukan miliknya. Wangi parfum murahan yang menyengat membuat Alma mengernyitkan hidung.“Aku lihat, kamu mengirimkan pesan darurat. Ada apa?” tanya Athar sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.Alma memelototinya. “Kamu serius tanya begitu? Apa kamu benar-benar nggak sadar kalau semua rencana kita berantakan?”Athar tertawa pelan. “Berantakan? Itu tidak mungkin. Rencana kali ini pasti

  • Istri yang Tak Dihargai   Bab 41 Dia mengaku

    Hari-hari setelah acara amal itu terasa lebih sunyi bagi Ziva. Meski dari luar ia tetap tersenyum dan bekerja seperti biasa, hatinya penuh dengan tanya yang belum menemukan jawaban. Surat yang ia terima dan tuduhan penyalahgunaan dana di tempat kerjanya dulu bukan kebetulan. Itu serangan terstruktur, dan ia tak ingin diam saja kali ini.Nathan menyadari perubahan Ziva. Ia mendekati Ziva di ruangannya, membawa dua gelas kopi dan selembar berkas.“Ini laporan internal dari yayasan tempat kamu bekerja,” katanya sambil meletakkan berkas itu di meja. “Aku punya teman di sana. Aku minta bantuannya.”Ziva menatap berkas itu dengan ragu, lalu membuka halaman demi halaman. Matanya membulat saat melihat cap yang tertempel di pojok kiri bawah.“Ini salinan palsu,” gumamnya. “Dokumen ini... ini bukan format yang biasa kami pakai. Dan... tanda tangan ketua yayasan, ini bukan tanda tangannya.”Nathan mengangguk. “Aku juga curig

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status