Beranda / Urban / Istriku Dewi Perang yang Sakti / Bab 15 Lista, Orang Bodoh ini Keluarga Kalian

Share

Bab 15 Lista, Orang Bodoh ini Keluarga Kalian

Penulis: Sungai Merah
Kata-kata Lista membuat emosi Valen meledak!

"Hei bodoh, siapa yang kamu sebut bodoh? Menurutmu siapa yang jelek?"

Tika marah dan bergegas menuju Lista!

"Plak!"

Lista menghindari tamparan membuat Valen hampir terjatuh.

Valen bingung dan marah. Emosinya benar-benar meledak.

Dirga dengan santai duduk di samping dan minum teh, tetapi dia tidak menyangka temperamen Lista begitu mudah marah. Lista tanpa banyak bicara langsung ambil tindakan.

Untungnya, latar belakang Lista kuat. Jadi, Dirga tidak khawatir hal ini akan menyeret dirinya.

Valen, wanita tua itu tidak bisa menyakiti siapa pun, tetapi sikapnya sangat memuakkan.

Dirga tidak ingin ada hubungannya dengan dia!

"Kamu, berani memukulku? Apa kamu kenal siapa aku?"

Pada saat ini, Valen menutupi wajahnya dan memelototi Lista seolah ingin memakannya.

"Plak!"

Lista menampar lagi.

"Aku nggak tahu siapa kamu, aku nggak mau tahu juga, tapi kamu pasti nggak akan tahu siapa aku! Sekarang adalah kesempatanmu untuk berlutut dan meminta maaf kepada Pak Dirga!"

"Apa? Kamu, kamu mau aku berlutut dan meminta maaf kepada Dirga seorang kriminal itu?"

"Berkacalah, kamu itu siapa, Dirga itu siapa?"

"Memangnya dia pantas?"

"Plak! Plak!"

Lista makin kecanduan. Beberapa tamparan ini langsung membuat pipi Valen merah dan penuh darah!

"Ah! Ah! Mati kamu! Tunggu saja!"

Valen hampir menggila, dia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan memanggil putrinya, Melly.

Dalam waktu setengah jam, Melly muncul.

"Siapa yang memukul ibuku?"

"Dirga? Kenapa bisa ada di sini?"

"Kamu memukul ibuku? Cari mati, ya?!"

Melly emosi melihat penderitaan Valen.

Valen melihat putrinya muncul dan segera berlari ke arahnya dengan mulut yang terus mengoceh.

Pada saat ini, Dirga memuntahkan daun teh dari mulutnya. Dia menatap Lista dengan kedua tangannya dan berkata, "Kamu sendiri main tangan, kamu yang memancing emosi orang, ini nggak ada hubungannya denganku!"

Lista merasa tidak senang mendengar Dirga mengatakan ini. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa. Dia tidak pernah takut pada siapa pun di seluruh Kota Langgara. Segera, dia meletakkan tangannya di pinggangnya, jari yang lain menunjuk ke wajahnya. Dia meremehkan dan berkata, "Aku yang memukulnya. Ibumu nggak berpendidikan, mulutnya kotornya. Kotornya nggak hanya mencemari telinga Pak Dirga, juga mencemari seluruh dunia!"

"Jadi, aku nggak tahan lalu memberinya pelajaran. Kenapa, kamu keberatan?"

"Kamu, apa kamu mau berlutut dengan ibumu untuk meminta maaf kepada Pak Dirga? Atau apa kamu mau merasakan tamparanku?"

"Hehe, Pak Dirga? Dia hanya seorang tahanan. Kamu menyuruhku dan ibuku berlutut meminta maaf padanya?"

"Memangnya dia pantas?"

"Kamu siapa? Apa kamu tahu siapa aku?"

"Dengarkan baik-baik, namaku Melly, dari Keluarga Martino dan akan segera menjadi keluarga konglomerat kelas tiga. Tunanganku adalah Tuan Reno dari Keluarga Markus."

"Bagaimana? Takut? Kalau kamu takut, berlutut dan minta maaf kepada ibuku. Kamu dan Dirga masing-masing menampar wajah kalian sendiri!"

"Hehe, Dirga, aku nggak menyangka kamu seorang kriminal bisa punya kemampuan. Bagaimana dengan dua pelacur yang biasa kamu bawa di rumah sakit waktu itu?"

"Lalu, secepat ini kamu sudah berhubungan dengan pelacur yang ini? Untung aku sudah berpisah denganmu!"

"Kalau tidak ...."

"Plak!"

Kali ini, tamparan itu berasal dari tangan Dirga. Melly langsung terempas karena tamparan itu. Wajahnya yang baru saja disembuhkan oleh Valdo, langsung rusak lagi.

"Kamu .... Dirga, kamu berani memukulku?"

"Plak!"

Dirga tidak mengatakan apa-apa, dia menampar Melly lagi.

Giliran Lista terkejut, karena Dirga menampar begitu cepat sehingga dia tidak bisa melihat bagaimana Dirga menggerakkan tangannya.

Pada saat yang sama, dia terkejut karena dirinya sama sekali tidak merasakan aura petarung dari Dirga.

"Pak Dirga ini benar-benar misterius!"

Lista berujar demikian lalu menyingkir untuk menyaksikan penampilan Dirga. Pada titik ini, Dirga memasukkan tangannya ke dalam sakunya lalu mendatangi Melly dan berkata, "Menurutmu, kenapa kamu begitu murahan dan nggak punya ingatan sama sekali?"

"Bukankah aku baru saja memukulmu dua hari yang lalu, aku juga mematahkan kaki Reno dan Jager?"

"Kamu lupa begitu cepat? Aku ingatkan kamu, ya. Tenggat waktunya adalah sebelum pukul 12 malam ini. Kalau aku nggak melihatmu dan Reno berlutut sebelum ibuku meminta maaf, nggak ada uang 10 miliar juga, aku jamin kamu dan Reno akan menyesal datang ke dunia ini!"

"Tapi aku masih harus menjaga nyawamu, karena kamu masih berutang maaf pada tunanganku dan Nona Aisa!"

"Sekarang, bawa ibumu dari klinikku!"

"Apa? Tu ... tunanganmu? Klinikmu?"

"Dirga, kamu bercanda?"

Melly menutupi wajahnya dan tidak memercayai kata-kata Dirga sama sekali.

"Baiklah, Dirga, kamu sudah pasti akan mati, aku jamin, kamu nggak akan melihat matahari tiga hari lagi!"

"Aku beri tahu kamu, Pak Romeo sudah mengundang Dokter Ajaib Valdo dari Kota Damon, Dokter Valdo mengatakan dia akan menyembuhkan kaki Kak Reno dalam waktu singkat!"

"Apa kamu tahu seberapa bagus keterampilan medis Dokter Valdo? Apa kamu tahu siapa gurunya?"

"Aku beri tahu kamu, ya, Dokter Ajaib Valdo adalah murid Dokter Ajaib Sean, orang dengan keterampilan medis terhebat di Negara Naga. Apa kamu tahu kenapa kamu masih hidup?"

"Itu karena pamannya Kak Reno mau kamu hidup beberapa hari lagi!"

"Apa kamu tahu apa yang pamannya Kak Reno lakukan sekarang?"

"Dia bekerja untuk Dewi Perang Angsa Putih. Apa kamu tahu siapa Dewi Perang Angsa Putih?"

"Hehe, kenapa aku harus repot-repot memberitahumu. Intinya, Dirga, aku memberitahumu, kali ini kamu pasti akan mati!"

"Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir untuk hidup, berlutut untuk meminta maaf kepadaku dan ibuku, kemudian berlutut dan pergi ke rumah sakit untuk meminta maaf kepada Kak Reno!"

"Karena kita hampir menikah, aku akan meminta Kak Reno untuk membiarkan mayatmu dan orang tuamu utuh!"

"Oh, begini saja, kalau begitu aku akan memberimu kesempatan juga. Telepon seseorang!"

"Kalau nggak, kamu dan ibumu nggak akan bisa pergi hari ini, Nona Lista?"

Dirga menatap Lista dengan ekspresi "sudah waktunya bagimu untuk tampil".

Lista berkata kepada Melly, "Kamu harus mendengarkan Pak Dirga, segera hubungi seseorang, atau apa aku harus membunuhmu dan ibumu yang jelek itu!"

"Salah, kamu jelek juga!"

"Oke, kalian sendiri yang cari gara-gara, ya!"

Melly hampir menggila, wajahnya yang baru sembuh rusak lagi. Sekarang Valdo berada di rumah sakit merawat kaki Reno, Melly masih merasa bersalah atas apa yang terjadi antara dirinya dan Valdo.

Jadi, alih-alih mencari Reno dan Keluarga Markus, dia langsung menelepon Valdo dan memintanya untuk datang.

Dia percaya bahwa Valdo akan bisa membelanya, karena dia masih ingin mempertahankan hubungan itu dengannya.

Setengah jam berlalu.

Valdo akhirnya muncul, tetapi dia hanya melirik ke pintu klinik dan tertawa keras. "Hahaha, klinik ini pasti yang terbaik di Kota Langgara. Aku mau klinik ini!"

"Hei, di mana bosmu? Keluarkan dia dari sini!"

"Lista, siapa si bodoh ini? Keluarga kalian?"

"Omong kosong, keluarga kami nggak ada yang idiot seperti itu, Pak Dirga, jangan asal bicara!"

Saat itu juga, Lista menyadari bahwa Dirga lebih misterius dari yang dia bayangkan. Lista juga sadar, Dirga sangat cocok dengan tipenya!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sahibudin Yode
mantap semangat
goodnovel comment avatar
Matt Razak
Mantappppppp
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 776 Tamat

    Seiring dengan teknik jitu yang terus dilancarkan oleh Dirga, aura di tubuhnya mencapai puncak dan niat pedangnya menjadi makin kuat!Aura di tubuhnya segera mencapai tahap yang menakutkan, lelaki tua dapat merasakan semua ini.Ekspresinya berubah drastis. Meskipun sosok aslinya berada di Kota Bintang, bagi pendekar super sepertinya, jarak bukanlah halangan.Dirga seolah-olah berada di hadapannya."Nak, aku memang sudah salah menilai dan terlalu meremehkanmu.""Aku nggak menyangka pemahamanmu terhadap Teknik Pantang Menyerah sudah sedalam ini, perlu diakui kamu adalah anak muda kedua paling berbakat yang pernah kutemui.""Teknik Pantang Menyerah sangat menarik, semoga kamu nggak mengecewakanku."Setelah berkata demikian, lelaki tua melompat ke udara. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dirga. Pemuda berbakat seperti ini hanya punya dua pilihan, yaitu diperalat olehnya atau mati di tangannya.Awalnya dia pun ingin menerapkan prinsip ini pada Zira, tetapi akhirnya dia dikalahkan o

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 775 Pertarungan Terakhir

    Kali ini, Dirga memilih untuk menyerang duluan!"Tsing!"Pedang Asura di tangannya berdenting pelan. Di bawah dukungan Niat Pedang Pantang Menyerah dan Teknik Pantang Menyerah, dia menyesuaikan sudut Pedang Asura, lalu menghunuskan Pedang Asura ke arah tangan raksasa itu.Terdengar suara hantaman.Dirga tidak berhasil memotong tangan raksasa itu menjadi beberapa bagian, tetapi sekarang tangan raksasa itu berubah menjadi ilusi.Dirga memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan!"Shiu shiu shiu ...."Pada akhirnya, tangan raksasa itu hancur berkeping-keping dan menghilang dari pandangan semua orang.Melihat adegan ini, Dirga dan yang lainnya mengembuskan napas lega. Namun, tak lama kemudian, muncul tangan raksasa lainnya.Tangan raksasa ini lebih besar dan padat dari yang sebelumnya. Dirga sudah mempersiapkan diri untuk menyerang.Namun, ketika tangan raksasa itu melesat ke arahnya, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Karena kakinya seolah-olah melekat di tanah.Dalam sekejap

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 774 Pendekar yang Sesungguhnya Datang

    Biksu muda dan yang lainnya langsung terhempas sejauh puluhan ribu meter. Untungnya Dirga tanggap dan langsung melepaskan energi pedang untuk menarik mereka kembali, kalau tidak, entah ke mana mereka akan terdampar."Menakutkan sekali, momentum dan aura ini sungguh mengerikan.""Momentum ini jauh lebih kuat dari dugaan kita, orang di dalam mungkin sudah menerobos tingkat Yang Bebas dan menapaki Alam Gamasesa."Saat ini, biksu muda dan yang lainnya ketakutan. Hati mereka dipenuhi dengan keterkejutan!Sebenarnya orang itu memang jauh lebih kuat dari dugaan mereka. Suaranya dapat menimbulkan gejolak yang begitu menggemparkan.Saat ini, mereka berdiri di belakang Dirga dan bernapas dengan hati-hati. Kalau tadi Dirga tidak menyelamatkan mereka, mereka mungkin sudah hancur berkeping-keping.Saat ini, mereka menaruh semua harapan pada Dirga. Mereka sangat mengagumi Dirga.Sedangkan ekspresi Dirga pun berubah muram, kekuatan orang di dalam melampaui dugaannya. Meskipun dia sudah mempersiapkan

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 773 Pertarungan Akhir Dimulai

    Setelah selesai berbicara, roh pedang berubah menjadi energi pedang dan masuk ke dalam Pedang Asura.Dirga tertegun di tempat. Setelah belasan detik kemudian, dia baru tersadar. Sebenarnya sekarang dia sangat terluka dan terpukul.Karena ucapan roh pedang membuatnya menyadari betapa lemah dan tidak berharga dirinya. Roh pedang tidak mungkin membohonginya, sekarang dia merasa sangat tidak berdaya.Selama ini, dia tidak merasa bahwa bakatnya yang paling menonjol. Karena jika dibandingkan dengan Zira dan Vania, bakatnya bukanlah apa-apa.Namun, dia melalui semua tahap yang harus dia lalui. Meskipun dia dibimbing oleh Rafan, semua pencapaiannya hari ini diraih dengan kerja kerasnya sendiri.Terlebih lagi, di alam agung seperti Yang Bebas, dia bukan hanya menciptakan teknik jitu, tetapi juga berhasil memahami cara kerja Teknik Pantang Menyerah.Hanya dinilai dari dua poin ini, dia pantas disebut genius di antara para genius. Namun, setelah mendengar ucapan roh pedang, dia baru menyadari ada

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 772 Roh Pedang Bangun

    Keadaan mereka tidak diketahui!Dirga mencari di sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak mereka."Jangan-jangan semuanya terbunuh?""Mana mungkin?"Dirga kebingungan. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu yang membuatnya gelisah."Nggak, nggak, jangan-jangan mereka terbunuh oleh tebasanku tadi?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin?"Dirga membantah pikirannya, dia terus mencari biksu muda dan yang lainnya.Akhirnya, dia menemukan mereka di sebuah ruangan yang sudah hancur. Ketika melihat mereka, Dirga tidak bisa berkata-kata.Karena keadaan biksu muda dan yang lainnya sangat mengenaskan, setiap orang terluka parah, bahkan beberapa di antara mereka sekarat.Lokasi kejadian sangat tragis.Tanpa ragu-ragu, Dirga langsung menerjang ke hadapan biksu muda, dia memasukkan beberapa butir pil obat ke dalam mulut biksu muda.Dirga menyuntikkan energi sejati ke tubuh biksu muda, lalu pergi memeriksa keadaan yang lainnya.Setelah memulihkan diri selama dua jam, akhirnya nyawa semua orang aman. Namun,

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 771 Satu Lawan Tiga

    Saat ini, ketiganya memiliki keinginan untuk membunuh Dirga.Karena kekuatan Dirga jauh di atas dugaan mereka, Dirga membuat mereka merasa sangat terancam!"Kalau begitu, mari lihat apa kalian sanggup. Jangan basa-basi, ayo bertarung!" Semangat tempur Dirga membara. Dia haus akan pertarungan dan akan bertarung dengan sekuat tenaga.Meskipun ketiga orang di hadapannya belum bisa memuaskan keinginannya, mereka cukup bermanfaat.Sekarang, dia makin bersemangat untuk bertarung, terutama dengan musuh yang kuat.Karena musuh yang kuat dapat menutupi kekurangannya dan membuatnya lebih cepat berkembang."Nak, mati kamu."Ketiganya menerjang ke arah Dirga sambil melancarkan serangan, tidak ada yang menyembunyikan kekuatan mereka."Bum bum bum!"Terpancar aura yang menakutkan dari tubuh ketiga orang itu sehingga ruangan yang baru saja diciptakan pun hancur.Perlu diakui kekuatan yang mereka tunjukkan sangat menakutkan.Namun, inilah hal yang diinginkan oleh Dirga."Serang!"Dirga menghilang bers

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status