Beranda / Urban / Istriku Dewi Perang yang Sakti / Bab 7 Murid Penyelamatku Tidak Mungkin Tidak Punya Kemampuan

Share

Bab 7 Murid Penyelamatku Tidak Mungkin Tidak Punya Kemampuan

Penulis: Sungai Merah
"Jenderal, Dirga benar-benar seorang dokter? Apa dia benar-benar bisa menyembuhkan cederamu?"

"Selain itu, apa Jenderal hanya ingin memberitahunya bahwa Jenderal adalah Angsa Putih?"

Begitu dia tiba di luar rumah sakit, Aisa tidak sabar untuk bertanya dan Zira sudah memberitahunya bahwa Dirga adalah seorang dokter dan sedang proses menyembuhkannya.

"Aku yakin Dirga akan menyembuhkan lukaku, tapi kuharap nggak begitu cepat. Aku memang ingin memberitahunya identitas asliku barusan, tapi kamu tahu akhirnya nggak. Ekspresi Dirga tampak nggak tenang saat aku mengakui bahwa kita berdua adalah tentara dan berada di Departemen Perang!"

Aisa baru ingat setelah mendengar ucapan Zira.

"Dirga jauh lebih misterius dari yang kamu kira, murid penyelamatku nggak mungkin orang yang nggak punya kemampuan. Jadi, ingat apa yang aku katakan di ruang rawat, kamu jangan mencoba menyelidikinya!" lanjut Zira.

"Siap!"

Aisa setuju, lalu dia membuka pintu mobil untuk Zira.

Telepon Zira berdering begitu dia masuk ke mobil. Ketika dia melihat nomor itu, dia mengerutkan kening dan memberi isyarat agar Aisa mengemudi. Setelah mobil menyala, dia menekan tombol angkat.

...

Pada saat ini, Dirga sudah menyelesaikan prosedur operasi untuk ibunya.

Dua jam kemudian, dia kembali ke rumah pinggiran kota sambil menggendong ibunya. Begitu dia memasuki rumah, dia melihat seorang pria paruh baya duduk di halaman sambil merokok.

"Ayah sudah pulang?"

Ayah Dirga bernama Arlan Maharaja. Dalam ingatan Dirga, ayahnya sudah bertahun-tahun tidak ada di rumah. Jika tidak salah ingat, ayahnya belum pulang ke rumah selama hampir delapan tahun.

Ayah sangat sedikit berbicara, Dirga merasa asing dengannya. Entah apa yang dilakukan ayahnya di luar, Dirga dan ibunya tidak pernah bertanya juga.

"Ya, Ayah pulang. Bagaimana kabar ibumu?"

Arlan memadamkan rokok dan berdiri untuk menurunkan Tika dari punggung Dirga dan membawanya ke kamar tidur.

"Bukan masalah besar. Sebentar lagi juga bangun. Ibu akan benar-benar sembuh setelah istirahat beberapa hari!"

"Ayah, kali ini Ayah mau berapa lama di rumah?"

"Ayah nggak akan pergi-pergi lagi!"

"Kamu dan ibumu sudah mengalami kesulitan beberapa tahun terakhir ini, bukan?"

Arlan menidurkan Tika, menutupinya dengan selimut dan menarik Dirga keluar.

"Aku baik-baik saja, ibu yang sudah terlalu bekerja keras. Ayah, karena ayah nggak akan pergi lagi, aku mau buka klinik di kota. Aku seorang mahasiswa kedokteran dan secara akademis lumayan. Jadi, semoga Ayah bisa mendukungku!"

Dirga tidak perlu bekerja sama sekali, uangnya tidak akan habis jika hanya dihabiskan untuk menghidupi dirinya dan orang tuanya selama masa hidup ini.

Karena gurunya memberinya kartu bank sebelum pergi, deposit di kartu bank itu tak terhitung jumlah angkanya.

Namun, Dirga adalah seorang dokter, dia suka menyelamatkan orang lain. Lebih penting lagi, sekarang dia memiliki Zira. Dia tahu bahwa Zira adalah seorang prajurit di Departemen Perang!

Tanpa mengungkapkan status Panglima Perang Neraka, dia membutuhkan karier yang bagus, menjalankan klinik tidak diragukan lagi adalah pilihan yang terbaik untuknya.

Arlan tidak berbicara, dia menyerahkan sebatang rokok pada Dirga. Pada akhirnya, dia berkata, "Ayah selalu mendukung apa yang akan kamu lakukan, kamu butuh uang?"

"Nggak, aku masih punya uang sedikit!"

"Kalau begitu, Ayah rawat Ibu di rumah. Aku akan mengurus plang klinik, sekalian membeli satu unit rumah!"

"Oke!"

Arlan duduk dan merokok, sementara Dirga segera meninggalkan rumah dan kembali ke kota.

Rumah Sakit.

"Sungguh berani. Berani mematahkan kaki anakku!"

"Melly, siapa Dirga ini?"

"Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi!"

Di bangsal, ayah Reno, Romeo Markus, marah besar. Reno sudah pingsan di ranjang rumah sakit. Dokter terbaik di rumah sakit sudah datang untuk memeriksa luka-lukanya. Dokter langsung terus terang, Reno hanya bisa menggunakan kursi roda selama sisa hidupnya!

Reno adalah putra satu-satunya, dia akan mewarisi posisi kepala keluarga di masa depan. Jika dia hanya bisa menggunakan kursi roda nantinya, bagaimana dia bisa mewarisi posisi kepala keluarga?!

Melly sudah ketakutan, wajahnya saat ini sudah bengkak juga. Mata Dirga yang mengerikan masih terngiang-ngiang di pikirannya!

Namun, sekarang dengan dukungan Keluarga Markus, dia kembali menghina Dirga dan berkata, "Paman Romeo, Dirga itu hanya gelandangan miskin!"

"Lima tahun yang lalu, dia memukul Kak Reno sampai masuk penjara. Setelah keluar penjara, dia langsung menindasku juga. Dia memukulku dan Kak Reno tadi malam, aku nggak menyangka dia ada di sini hari ini ...."

"Dia nggak hanya mematahkan kaki Kak Reno dan Jager, dia juga memeras Kak Reno dan aku sebesar 10 miliar!"

"Huhuhu .... Paman Romeo, Paman harus membalaskan dendam Kak Reno. Kalau Kak Reno nggak bisa berdiri lagi, aku nggak mau hidup lagi ...."

Untuk membuat kesan yang baik pada Romeo, Melly bahkan membenturkan kepalanya ke dinding.

Akting bersikerasnya diterima oleh Romeo. Romeo pun menahannya tepat ketika kepalanya hendak membentur dinding.

"Keterlaluan, sangat melanggar hukum! Apa Dirga menganggap Keluarga Markus ini keluarga sembarangan?"

"Melly, aku selalu melihat cinta tulusmu untuk Reno. Jangan khawatir, aku nggak akan pernah membiarkan Dirga bebas!"

"Paron!"

Romeo sangat marah, segera kapten pengawal Keluarga Markus, Paron datang di belakangnya.

"Pergi, bawa kaki dan tangan Dirga ke hadapanku!"

"Jangan khawatir, Pak. aku pasti akan mematahkan kaki dan tangan anak itu, lalu membawanya kepadamu!"

"Berani menyakiti Tuan Muda Keluarga Markus, dia sudah bosan hidup!"

Paron adalah Seniman Bela Diri Tinggi Tingkat Puncak. Keberadaannya membuat Romeo merasa sangat tenang!

Tak lama kemudian, Paron pun pergi. Kemudian, Reno meninggalkan rumah sakit. Romeo sama sekali tidak percaya meskipun dokter mengatakan bahwa Reno hanya akan menghabiskan sisa waktunya di kursi roda.

Romeo sudah menelepon adik keduanya, Kevin Markus dan memintanya untuk memanggil dokter ajaib Kota Damon untuk datang ke Kota Langgara menyembuhkan kaki Reno.

Seandainya Keluarga Markus tidak sedang mencari keberadaan Dewi Perang Angsa Putih, Romeo tidak akan melakukan aksi ini. Kalau bukan karena itu, dia pasti akan menemui Dirga secara pribadi untuk membunuhnya.

...

Pada saat ini, Dirga datang ke sebuah perusahaan real estate untuk membeli rumah.

Dia berencana untuk membeli rumah terlebih dahulu, kemudian pergi untuk membeli obat sekalian melihat-lihat plang untuk kliniknya.

Namun, begitu dia memasuki pintu, dia melihat sekelompok orang di sekitarnya menangis dan berteriak.

"Nenek, Nenek pasti baik-baik saja. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Nenek apa yang harus aku katakan kepada ayahku?"

"Ambulans kapan datangnya? Cepat tanyakan lagi ...."

Ada apa?

Dirga berjalan menuju kerumunan yang kacau. Di dekatnya, dia melihat seorang wanita tua yang tidak sadarkan diri terbaring di sofa. Dalam sekilas saja, dia bisa mendiagnosis penyebab koma wanita tua itu!

Serangan jantung mendadak!

Situasinya berbahaya, sekalipun ambulans itu datang sekarang, semuanya sudah terlambat.

"Aku dokter. Aku bisa menyelamatkannya. Beri jalan!"

Dokter berkewajiban menyelamatkan pasien. Dengan situasi yang berbahaya, Dirga tak memedulikan apa-apa lagi. Begitu orang-orang di depan minggir, dia melangkah maju ke wanita tua itu dan memasukkan beberapa jarum perak ke tubuhnya.

Kemudian, dia mengulurkan tangan untuk menyandarkan punggung wanita tua itu dan menyuntikkan gelombang energi sejati ke tubuhnya.

Segera, wanita tua yang sudah koma itu secara ajaib terbangun, dia merasakan energi sejati yang aneh berkeliaran di dalam tubuhnya. Kini tubuhnya terasa sangat segar.

Dia terkejut. Sebelum dia bisa berbicara, dia mendengar Dirga berkata, "Minum obat ini dulu. Kamu sudah menderita penyakit jantung setidaknya selama 30 tahun. Barusan kamu koma mendadak. Minum obat ini, kemudian pergi ke rumah sakit untuk membeli beberapa obat untuk penyakit jantung. Ke depannya nggak akan kambuh-kambuh lagi!"

"Tapi ke depannya, kamu harus perhatikan kondisi tubuh. Jangan sampai terpancing emosi!"

Dirga berkata demikian lalu memasukkan pil ke mulut wanita tua itu. Kurang dari satu menit setelah dia menelannya, seluruh tubuhnya benar-benar pelih.

"Nak, terima kasih ya. Aku memang sudah menderita penyakit jantung selama 30 tahun lebih, tapi sekarang aku merasa tubuhku lebih sehat dari sebelumnya!"

"Terima kasih banyak. Perkenalkan diriku, namaku Mora Candra!"

Mora mengungkapkan isi hatinya. Dia menatap Dirga di depannya, tapi hatinya benar-benar gelisah. Dirga benar-benar biasa-biasa saja.

Namun, dia tidak melupakan energi sejati yang baru saja Dirga masukkan ke dalam tubuhnya.

Jelas-jelas aku nggak merasakan aura petarung dari tubuhnya, tapi bagaimana bisa energi sejati yang dia masukkan ke dalam tubuhku begitu murni? Kenapa aku nggak bisa merasakan kultivasinya sepenuhnya?'

'Apa sebenarnya pil yang dia berikan padaku, bagaimana itu bisa memiliki efek magis seperti itu?'

Hanya dalam beberapa detik, banyak tanda tanya melintas di benak Mora.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Matt Razak
mantap nih
goodnovel comment avatar
Zaki Abd Ghani
......... mantap
goodnovel comment avatar
Biaan Se Lah
mantap Thor. .. lanjutkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 776 Tamat

    Seiring dengan teknik jitu yang terus dilancarkan oleh Dirga, aura di tubuhnya mencapai puncak dan niat pedangnya menjadi makin kuat!Aura di tubuhnya segera mencapai tahap yang menakutkan, lelaki tua dapat merasakan semua ini.Ekspresinya berubah drastis. Meskipun sosok aslinya berada di Kota Bintang, bagi pendekar super sepertinya, jarak bukanlah halangan.Dirga seolah-olah berada di hadapannya."Nak, aku memang sudah salah menilai dan terlalu meremehkanmu.""Aku nggak menyangka pemahamanmu terhadap Teknik Pantang Menyerah sudah sedalam ini, perlu diakui kamu adalah anak muda kedua paling berbakat yang pernah kutemui.""Teknik Pantang Menyerah sangat menarik, semoga kamu nggak mengecewakanku."Setelah berkata demikian, lelaki tua melompat ke udara. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dirga. Pemuda berbakat seperti ini hanya punya dua pilihan, yaitu diperalat olehnya atau mati di tangannya.Awalnya dia pun ingin menerapkan prinsip ini pada Zira, tetapi akhirnya dia dikalahkan o

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 775 Pertarungan Terakhir

    Kali ini, Dirga memilih untuk menyerang duluan!"Tsing!"Pedang Asura di tangannya berdenting pelan. Di bawah dukungan Niat Pedang Pantang Menyerah dan Teknik Pantang Menyerah, dia menyesuaikan sudut Pedang Asura, lalu menghunuskan Pedang Asura ke arah tangan raksasa itu.Terdengar suara hantaman.Dirga tidak berhasil memotong tangan raksasa itu menjadi beberapa bagian, tetapi sekarang tangan raksasa itu berubah menjadi ilusi.Dirga memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan!"Shiu shiu shiu ...."Pada akhirnya, tangan raksasa itu hancur berkeping-keping dan menghilang dari pandangan semua orang.Melihat adegan ini, Dirga dan yang lainnya mengembuskan napas lega. Namun, tak lama kemudian, muncul tangan raksasa lainnya.Tangan raksasa ini lebih besar dan padat dari yang sebelumnya. Dirga sudah mempersiapkan diri untuk menyerang.Namun, ketika tangan raksasa itu melesat ke arahnya, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Karena kakinya seolah-olah melekat di tanah.Dalam sekejap

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 774 Pendekar yang Sesungguhnya Datang

    Biksu muda dan yang lainnya langsung terhempas sejauh puluhan ribu meter. Untungnya Dirga tanggap dan langsung melepaskan energi pedang untuk menarik mereka kembali, kalau tidak, entah ke mana mereka akan terdampar."Menakutkan sekali, momentum dan aura ini sungguh mengerikan.""Momentum ini jauh lebih kuat dari dugaan kita, orang di dalam mungkin sudah menerobos tingkat Yang Bebas dan menapaki Alam Gamasesa."Saat ini, biksu muda dan yang lainnya ketakutan. Hati mereka dipenuhi dengan keterkejutan!Sebenarnya orang itu memang jauh lebih kuat dari dugaan mereka. Suaranya dapat menimbulkan gejolak yang begitu menggemparkan.Saat ini, mereka berdiri di belakang Dirga dan bernapas dengan hati-hati. Kalau tadi Dirga tidak menyelamatkan mereka, mereka mungkin sudah hancur berkeping-keping.Saat ini, mereka menaruh semua harapan pada Dirga. Mereka sangat mengagumi Dirga.Sedangkan ekspresi Dirga pun berubah muram, kekuatan orang di dalam melampaui dugaannya. Meskipun dia sudah mempersiapkan

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 773 Pertarungan Akhir Dimulai

    Setelah selesai berbicara, roh pedang berubah menjadi energi pedang dan masuk ke dalam Pedang Asura.Dirga tertegun di tempat. Setelah belasan detik kemudian, dia baru tersadar. Sebenarnya sekarang dia sangat terluka dan terpukul.Karena ucapan roh pedang membuatnya menyadari betapa lemah dan tidak berharga dirinya. Roh pedang tidak mungkin membohonginya, sekarang dia merasa sangat tidak berdaya.Selama ini, dia tidak merasa bahwa bakatnya yang paling menonjol. Karena jika dibandingkan dengan Zira dan Vania, bakatnya bukanlah apa-apa.Namun, dia melalui semua tahap yang harus dia lalui. Meskipun dia dibimbing oleh Rafan, semua pencapaiannya hari ini diraih dengan kerja kerasnya sendiri.Terlebih lagi, di alam agung seperti Yang Bebas, dia bukan hanya menciptakan teknik jitu, tetapi juga berhasil memahami cara kerja Teknik Pantang Menyerah.Hanya dinilai dari dua poin ini, dia pantas disebut genius di antara para genius. Namun, setelah mendengar ucapan roh pedang, dia baru menyadari ada

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 772 Roh Pedang Bangun

    Keadaan mereka tidak diketahui!Dirga mencari di sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak mereka."Jangan-jangan semuanya terbunuh?""Mana mungkin?"Dirga kebingungan. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu yang membuatnya gelisah."Nggak, nggak, jangan-jangan mereka terbunuh oleh tebasanku tadi?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin?"Dirga membantah pikirannya, dia terus mencari biksu muda dan yang lainnya.Akhirnya, dia menemukan mereka di sebuah ruangan yang sudah hancur. Ketika melihat mereka, Dirga tidak bisa berkata-kata.Karena keadaan biksu muda dan yang lainnya sangat mengenaskan, setiap orang terluka parah, bahkan beberapa di antara mereka sekarat.Lokasi kejadian sangat tragis.Tanpa ragu-ragu, Dirga langsung menerjang ke hadapan biksu muda, dia memasukkan beberapa butir pil obat ke dalam mulut biksu muda.Dirga menyuntikkan energi sejati ke tubuh biksu muda, lalu pergi memeriksa keadaan yang lainnya.Setelah memulihkan diri selama dua jam, akhirnya nyawa semua orang aman. Namun,

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 771 Satu Lawan Tiga

    Saat ini, ketiganya memiliki keinginan untuk membunuh Dirga.Karena kekuatan Dirga jauh di atas dugaan mereka, Dirga membuat mereka merasa sangat terancam!"Kalau begitu, mari lihat apa kalian sanggup. Jangan basa-basi, ayo bertarung!" Semangat tempur Dirga membara. Dia haus akan pertarungan dan akan bertarung dengan sekuat tenaga.Meskipun ketiga orang di hadapannya belum bisa memuaskan keinginannya, mereka cukup bermanfaat.Sekarang, dia makin bersemangat untuk bertarung, terutama dengan musuh yang kuat.Karena musuh yang kuat dapat menutupi kekurangannya dan membuatnya lebih cepat berkembang."Nak, mati kamu."Ketiganya menerjang ke arah Dirga sambil melancarkan serangan, tidak ada yang menyembunyikan kekuatan mereka."Bum bum bum!"Terpancar aura yang menakutkan dari tubuh ketiga orang itu sehingga ruangan yang baru saja diciptakan pun hancur.Perlu diakui kekuatan yang mereka tunjukkan sangat menakutkan.Namun, inilah hal yang diinginkan oleh Dirga."Serang!"Dirga menghilang bers

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 770 Bunuh

    Setelah selesai berbicara, Dirga duduk bersila untuk memulihkan kekuatannya.Dua jam kemudian, kekuatan fisik Dirga sudah sepenuhnya pulih, tetapi energi sejati di dalam tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih.Oleh karena itu, kekuatan tempurnya pun tidak kembali ke puncak, hanya pulih 90%.Meskipun kekuatan tempurnya baru pulih 90%, sekarang kultivasinya sudah jauh lebih tinggi dari sebelumnya.Karena selama masa pemulihan ini, dia mendapatkan wawasan baru soal ilmu pedang.Sekarang, dia menyadari setiap pemahamannya terhadap ilmu pedang diperbarui, kultivasinya akan meningkat.Seiring dengan peningkatan kultivasinya, rentang perkembangan kultivasinya menjadi makin besar.Hal ini bukan hanya membuat Dirga kaget dan bersemangat, tetapi juga membuatnya makin bertekad untuk mempelajari ilmu pedang!Saat ini, aura yang terpancar dari tubuhnya lebih berlimpah dari sebelumnya. Semua orang menyadari hal ini.Mereka pun sangat kaget, terutama biksu muda. Meskipun dia baru berinteraksi dengan D

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 769 Menaklukkan dengan Mudah

    Kemudian, seorang pria paruh baya berjubah hijau keluar dari gerbang besar. Dia langsung mengangkat tangannya untuk meninju Dirga.Seiring dengan suara hantaman, Dirga terhempas mundur. Ketika berhenti, seberkas darah mengalir dari sudut mulutnya.Saat ini, ekspresi Dirga berubah muram.Pria itu bukan hanya kuat, keterampilan dan tekniknya juga sangat unik.Seketika, Dirga tidak menemukan celah dan petunjuk, hal ini membuatnya makin gelisah.Pria berjubah hijau itu memandang Dirga dengan tatapan merendahkan. "Hanya segitu kemampuanmu, kukira kamu sangat hebat.""Ayo bertarung, aku akan memenggal kepalamu dalam tiga serangan."Setelah berkata demikian, pria berjubah hijau itu mengabaikan Dirga dan meletakkan tangannya di bahu Haruwi. Dia menyuntikkan energi sejati ke dalam tubuh Haruwi."Sudah kubilang jangan gunakan teknik memikat seperti ini untuk melawan musuh, sekarang kamu sudah tahu betapa lemahnya dirimu, 'kan?"Haruwi membantah, "Aku ini siluman rubah, apa lagi yang bisa kuandal

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 768 Pergi Tanpa Menebus Kesalahan

    Dia kembali menghunuskan sebuah tebasan, Haruwi sudah kehilangan dua ekor!Setelah kehilangan dua ekor, pesona yang terpancar dari tubuh Haruwi melemah. Selain itu, dia berteriak dan terus melangkah mundur.Dia mundur sampai ke depan gerbang besar. Ketujuh ekornya yang tersisa terbentang ke depan.Melihat kedua ekornya sudah dipotong oleh Dirga, Haruwi sangat marah. Dia menggertakkan giginya sambil memelototi Dirga."Manusia Sialan, beraninya kamu memotong dua ekorku, kamu harus mati.""Apa kamu tahu berapa banyak usaha yang kukerahkan untuk berevolusi menjadi rubah berekor sembilan? Apa kamu tahu betapa pentingnya setiap ekor ini bagiku?""Dasar lelaki sialan, aku akan membunuhmu."Sebelumnya, Haruwi terus menyembunyikan kekuatannya. Karena dia merasa Dirga tidak sekuat yang dia pikirkan.Bagi rubah, berevolusi menjadi rubah berekor sembilan adalah batas maksimum. Sekalipun dia ingin lanjut berevolusi dan meningkatkan kekuatannya, kedua hal ini sangat tidak memungkinan.Namun, selama

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status