Share

19. Pernikahan yang Berkabung

“Vi … jika sangat sesakit itu … tolong curahkan segalanya kepadaku.” Suara Ana terdengar pelan sekali, sebelah tangannya terulur menyentuh samar rambut Ravi karena takut akan membangunkan pria itu. “Jangan memperlakukanku seperti ini.”

Bibir Ana tersenyum sendu. Ia iba dengan suaminya dan juga pada dirinya sendiri. Semula ia bersimpuh di dekat sofa untuk menatap wajah suaminya yang terlihat lelah. Setelah puas mengatakan isi hati, ia pun berdiri untuk kembali melanjutkan aktivitas paginya.

Sudah dua hari berlalu semenjak hari pernikahan mereka, dan sampai sekarang pernikahan mereka masih berkabung.

Ravi diam seribu bahasa, bahkan tidak mau tidur di kamar dengan Ana. Ia memilih menghabiskan malam dengan minum di hadapan televisi sampai tertidur di sofa. Ketika Ana berniat menemani, ia menolaknya sambil melemparkan tatapan tajam yang dingin. Hal itu membuat nyali Ana ciut.

Walau masih mau memakan masakan Ana, Ravi tidak mau menatap wanita itu apalagi berbicara dengannya.

Jika pada umu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status