Share

Asma Memotong Rambut Mbak Ani

Author: Winarsih_wina
last update Last Updated: 2022-04-27 09:00:49

Ting....

Belum juga sampai pangkalan ojek, sudah ada pesan masuk ke ponselku. Dari siapa lagi kalau bukan dari ibu.

(Terserah aku tak mau tau, Bu. Sudah aku ingatkan jangan menganggu Asma tapi mbak Ani membandel.)

Aku segera membalas pesan ibu yang bertanya, kenapa aku membiarkan Asma memangkas rambut menantunya.

(Tapi gak gini juga, Lam. Ani bisa melaporkan istrimu ke polisi.)

Bodoh lapor polisi memangnya semudah itu, butuh uang dan tenaga sebelum menangkap seseorang.

(Silahkan kalau mbak Ani punya uang dan sanggup bolak-balik ke kantor polisi.)

Aku menarik napas lega, karena tak ada lagi balasan dari ibu. Pasti saat ini mbak Ani sedang meratapi nasibnya, karena tak bisa melawan Asma.

"Mas, ojek."

Aku segera naik ojek setelah sampai di pangkalan. Setelah drama tadi, akhirnya aku sampai juga ke kantor.

Miris aku justru merasa tenang ketika berada di kantor, sementara sebagian besar orang akan tenang dan nyaman ketika sampai di rumah bersama keluarganya.

Berkutat dengan banyak pekerjaan, membuatku melupakan semua masalah. Tau-tau sudah waktunya makan siang. Setelah kenyang berkutat dengan kerjaan lagi tau-tau pulang, rutinitas yang itu-itu saja tapi tak membuatku jenuh, daripada di rumah langsung berpikir soal uang.

Tak Asma, ibu atau mbak Ani masalahnya pasti uang. Asma yang selalu kurang, ibu dan mbak Ani yang selalu merasa tak puas. Jadilah aku korbannya.

"Alam kau mau pulang atau ikut kami karaoke? Aku dengar di sana banyak cewek cakep, yang bisa di bayar untuk menemani kita nyanyi."

Aku terdiam saat mendengar tawaran yang mengiurkan. Kalau sampai rumah aku akan langsung di pusingkan dengan masalah perempuan, lebih baik aku menenangkan diri sebentar.

"Kesempatan tak datang dua kali, ketahuan sekali lagi, habis riwayatmu."

Aku mendengar sindirian Bagus, heran suka banget dia ikut campur urusanku. Tapi kalau dia bicara dengan Asma, bisa bubar hubungan kami berdua.

"Tak usah takut, kita bisa kelabui dia, Lam. Asal kau mau pergi bersama kami dan sebagai tanda jadi berikan uang seratus ribu buat dp."

Belum tentu bisa pergi tapi sudah dimintai dp, lebih baik tak usah saja.

"Aku tak ikut, kalian saja yang masih lajang. Aku sudah beristri kalau ketahuan bisa bubar pernikahan ku."

Mereka mencibir setelah mendengar alasanku. Lalu dari mulut mereka keluarlah sebutan suami takut istri.

Biarlah di bilang takut istri tak ada ruginya. Lebih baik mencari aman, daripada mati tak berharta.

Kembali aku menarik napas, tanpa motor aku harus banyak jalan kaki. Kantor yang tempat parkirnya panjang banget, jadi kalau naik angkutan umum ya harus keluar dari kawasan kantor dulu.

"Kapan aku bisa beli motor sendiri. Sedang kesempatan di rumah tak ada, karena Asma selalu di rumah."

Aku hanya bisa bicara di dalam hati. Menyesali diri yang terus sengsara.

"Bagus mas Alam sudah pulang. Nanti setelah Isya datang kerumah ya, ada yang harus kita bicarakan."

Aku menatap Asma dengan heran. Tak biasanya pak RT memintaku datang kerumahnya. Memangnya mau ada apa?

"Mana aku tau, kenapa tak tanya langsung pada pak RT tadi. Kalau soal mbak Ani sudah beres tadi pagi. Kalau dia masih mau memperpanjang masalah ini, dia harus membayar satu juta, karena telah merusak satu set skincare milikku."

"Sa...satu juta kau bilang, Ma. Untuk apa kau beli skincare semahal itu?"

Aku terkejut saat Asma menyebut harga barang yang baru di beli dan telah dihancurkan mbak Ani. Sekarang dia terlihat santai meski kehilangan satu juta.

"Kau tak sayang meski kehilangan satu juta, Ma?"

Bukannya menjawab Asma justru tertawa dengan keras. Lalu dia berhenti setelah melihatku menunggunya selesai tertawa.

"Meski merasa sayang, tapi terbalaskan saat melihat kakak iparmu menangisi rambutnya yang indah. Aku dengar dia baru saja melakukan perawatan rambut yang menghabiskan uangnya dan hasilnya langsung aku habisi rambutnya tadi pagi."

Asma tersenyum senang tapi tidak denganku. Entah kenapa Asma jadi terlihat seperti psikopat di film-film.

"Kau mau kemana, Mas. Kita kan belum selesai bicara. Apa tak penasaran dengan pak RT yang memintamu datang ke rumahnya?"

Aku menggeleng dan langsung ke kamar mandi. Melihat senyuman Asma membuatku semakin takut. Kira-kira apa yang akan terjadi ketika dia tau rencanaku.

"Mati, Mas."

Prang....

Karena terkejut aku sampai menjatuhkan gelas berisi air minum. Apa dia akan membunuhku, seperti yang baru dia ucapkan barusan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Siti Iwat
tebet banget mending ga usah baca
goodnovel comment avatar
Siti Iwat
mending ga usah baca ribet banget
goodnovel comment avatar
Wawan Gurnida
bikin penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.   Bahagia Bersamamu.

    "Mami! Papi! Sudah siang bangun dong, kita harus ke Bandara."Adam mengeliat mendengar teriakan di depan pintu. Bukan hanya teriakan tapi juga ketukan, dia melingkarkan tangan di pingganga istrinya dan mengigit daun telinga Asma pelan."Putrimu memanggil Papi, Mami. Pasti dia sedang mengiginkan sesuatu, lihat dulu mau apa anak itu."Asma menghempaskan tangan suaminya, lalu mencari baju tidur yang entah lari kemana. Mereka sudah menikah cukup lama, tapi gairah itu bukan surut makin meningkat saja.Setelah memakai baju tidurnya, Asma segera membuka pintu. Matanya terbuka lebar, saat anak bungsunya hendak masuk ke kamar menemui papanya."Hai ...papa sedang tidur. Kau butuh apa biar mama yang bantu?"Asma mendorong anak bungsunya lalu menutup pintu agar anak gadis itu tak nelihat kalau papanya tidur dalam keadaan bugil."Mama dan papa pasti habis."Raina memainkan alisnya membuat Asma menepuk jidat putrinya. Anak berusia 19 tahun itu tertawa melihat mamanya tersipu."Minta uang Ma, besok m

  • Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.   Akhir bahagia(21+)

    "Kenapa kau harus meninggal seperti ini Lam? Kita baru saja mau serius bertobat. Kau tinggalkan aku demi menolong mantanmu itu."Asma menarik napas, saat mendengar ucapan Raisa di makan Alam. Wanita itu membelakanginya, jadi tak tau kalau dia dan Adam datang ke makam Alam."Kalau begini apa yang akan aku lakukan, Lam. Hidup akan semakin sulit tanpamu, anak itu harus bagaimana aku besarkan nanti?"Asma mengerutkan kening lalu menatap Adam. Pria itu juga sama sepertinya, bingung dengan maksud ucapan Raisa barusan."Anak apa maksudmu, Sa?"Raisa terkejut mendengar pertanyaan Asma, dia menyingkir untuk memberi jalan bagi pasangan suami-istri itu."Kau belum menjawab pertanyaanku, Sa? Apa yang kau maksud dengan anak itu? Katakan mungkin kami bisa bantu."Asma kembali bertanya setelah selesai tabur bungga dan berdoa."Bukan urusanmu Ma, jadi jangan sok baik di depanku. Kau pasti senang karena Alam meninggal, jadi tak ada yang akan mengganggumu."Asma kembali menarik napas panjang. Raisa bel

  • Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.   Sadar Dari Koma.

    "Assalamu'alaikum, Sayang. Sudah lima hari, betah banget tidurnya, bangun dong kagen nih."Aku mencium tangan mas Adam, hari ini dokter bilang kalau alat bantu pernapasannya sudah bisa dilepas. Awalnya aku heran tapi Dokter bilang Mas Adam sudah bisa bernapas tanpa alat bantu, tentu saja aku senang mendengarnya."Hari ini anak-anak mau ikut menjenguk Mas, tapi ibu tak mengijinkannya. Mereka sangat merindukanmu Mas, bangunlah."Aku membelai wajah mas Adam, berharap dia merasakan sentuhan tanganku dan membuatnya bangun. Aku tersenyum melihat bibirnya yang mulai merona, tidak pucat seperti beberapa hari ini."Aku mencintaimu Mas, bangunlah agar kita bisa hidup bersama dan bahagia."Aku mendekati wajah mas Adam dan mencium bibirnya. Masih dengan harapan dia bangun, setelah merasakan sentuhan di bibirnya. Namun aku terkejut saat merasakan hisapan kuat di bibirku."Tidak mungkin kau masih koma kan Mas? Kenapa bisa membalas ciumanku?"Aku menatap tajam wajah mas Adam. Tak terlihat pergerakan

  • Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.   Tragedi Kematian Dua Orang.

    "Suami saya tidak bersalah Pak, saya punya buktinya kalau wanita itu yang menjebaknya. Sekarang saya akan melaporkan balik wanita itu, pengacara saya akan mengurus semuanya."Asma menyerahkan bukti yang dia miliki. Naura terlihat pucat saat polisi memeriksa bukti yang diberikan Asma."Itu tidak mungkin pak polisi, CCTV ruangan itu sudah dimatikan."Semua orang terkejut mendengar pengakuan Naura. Wanita itu membekap mulutnya agar tidak bersuara, namun sayang semua sudah terjadi, banyak orang yang mendengar ucapannya.Plak ....Naura terdiam saat Asma menamparnya. Hingga membuat kepalanya menoleh ke samping. Wanita itu tak menyangka, mendapatkan itu dari wanita yang dia kira lemah."Kau memang wanita tak tau diri. Tega menjebak pria yang sudah baik pada keluarga dan anakmu, apa kau tak tau perbuatanmu hampir menghancurkan keluargaku. Tenang saja sebentar lagi kau akan bertemu dengan rekan kerjamu."Naura terlihat ketakutan sepertinya dia sangat takut pada rekan kerjanya. Terlihat dari ra

  • Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.   Kecemasan Orangtua.

    "Bu, apa perlu kita ke Dokter?"Asma segera duduk di samping ibunya. Wanita itu tampak berbaring memijat keningnya, dia segera bangun ketika melihat Asma datang."Tidak apa-apa, ibu hanya pusing sedikit. Kabar tadi siang sungguh membuat ibu kaget, kau harus berhati-hati Ma, ada suami dan ketiga anakmu yang butuh perhatianmu. Jangan terlalu keras hati Nak, sudahi semua masalah yang tak penting."Asma melotot ke arah Adam, pria itu hanya menundukkan kepala. Dia tau kesalahannya karena itu dia tak melawan."Asma hanya ingin dia bertanggungjawab pada perbuatannya Bu, sikap acuh pada ucapan istrinya adalah hal yang tak bisa dianggap remeh. Berkali-kali aku bilang tapi dia tak juga percaya, setelah kejadian begini aku tak bisa jika di suruh diam. Ibu tak mau aku bercerai dengan pria yang tak bersalah kan? Karena itu aku minta dia buktikan, agar lain kali dia tak seenak hati saat bicara. Apalagi tentang wanita lain yang bukan istrinya."Asma melotot saat Adam mengangkat kepala hendak bicara.

  • Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.   Korban Pelakor Juga.

    "Siapa namamu?"Asma duduk sembari menatap seorang pria dan wanita di hadapannya. Keduanya terlihat menunduk di depan Asma."Wahyu dan ini istri saya Intan.""Mantan Bu, sebentar lagi kami bercerai. Setelah pria bodoh ini, mengambil kembali harta kami yang di bawa kabur pelacur itu."Asma menatap jijik pada Wahyu. Dari ucapan Intan dia tau, kalau pria di depannya adalah selingkuhan Ani. "Jadi benar kalian kenal dengan Mbak Ani. Harta kalianlah yang digunakan wanita itu untuk datang ke kota ini, demi membalas dendam padaku."Kini Asma benar-benar mengerti, kenapa bisa Ani memiliki uang untuk bekerjasama dengan Naura. Wanita itu masih Ani yang licik."Iya, itu karena si bodoh ini. Hanya karena selangkangan wanita itu, dia rela menyerahkan tabungan kami yang tersimpan selama sepuluh tahun. Tabungan yang kami persiapkan untuk masa depan anak kami, yang dua tahun lagi masuk kuliah kedokteran."Asma terpaku ketika menyadari rasa sakit wanita di depannya, pasti sama seperti yang dia rasakan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status