Share

Ada yang Tumbuh, Ada yang Hilang

“Indri, kamu lihat jam tangan Mas yang satu lagi, nggak?” tanya Alman saat hendak memakai benda tersebut. Lelaki itu memang memiliki dua buah jam tangan, yang satu biasa dipakai sehari-hari karena tergolong murah, dan satunya lagi jarang dia pakai karena harganya memang mahal.

“Jam tangan yang di laci?” Indri balik bertanya seraya memainkan ponsel.

“Iya.”

“Lho, ‘kan aku jual, Mas.” Alman langsung menoleh dengan mata membulat mendengar jawaban Indri.

“Kamu jual?” ulangnya sambil mendekat. Indri mengangguk dengan ringan.

“Kenapa kamu jual, Indri? Ya ampun ....”

“Lho, lho. Kemarin ‘kan aku sudah izin, mau jual jam tanganmu itu buat belanja baju sama Ibu. Biar Ibu seneng dan nggak terlalu sedih mikirin kakak sulungmu itu.”

“Kapan, Indri? Kapan kamu meminta izin? Kapan juga aku mengizinkannya?”

“Ya sebelum aku belanja sama Ibu, lah. Makanya, Mas. Jangan banyak ngelamun, jadi orang ngomong itu kamu nggak dengerin, otak kamu nggak fokus.”

Alman tak menjawab, dia hanya bisa menghela napas ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status