Proses pembuatan movie grup band mereka sudah selesai dan mereka mendapatkan jatah satu hari libur kali ini sebelum kembali ke rutinitas. Tidak hanya mereka, semua staff termasuk aku mendapat jatah bebas tugas satu hari. Akan tetapi, percuma saja hari libur yang diberikan tetap membuat aku dan ketujuh bujang ini tidak bisa bebas pergi. Mereka tidak memiliki kebebasan beraktifitas karena akan merusak popularitas mereka, sedangkan aku juga tidak bisa pergi karena tidak memiliki teman selain mereka.
Kali ini ketua agensi memberiku tempat khusus staff jadi berbeda tempat menginap dengan mereka. Walaupun berada di lingkungan yang sama, tetapi tempatku benar-benar terpisah dengan mereka. Aku jadi tidak punya teman untuk diajak mengobrol karena semua staff pergi menikmati liburan gratis yang diberikan oleh agensi.
Jadi, untuk mengisi jadwal yang kosong, aku memulai hari dengan berolahraga di sekitar tempat penginapanku. Seperti biasa aku bertemu dengan Sang Leader yang rutin
Ini adalah minggu ke tiga aku di sini dan aku harusnya sudah menyelesaikan menentukan karakter ketujuh member grup ini. Akan tetapi, mereka memiliki jadwal yang sangat padat sehingga aku kesulitan untuk menentukan karakter tiga orang lagi. Salah satu cara agar mudah, aku harus ikut ke mana pun mereka pergi untuk melihat aktifitas mereka.Hari ini mereka latihan untuk penampilan besok di acara penghargaan bergengsi. Padahal baru kemarin mereka menyelesaikan satu movie, sekarang mereka tidak ada lagi kesempatan beristirahat dan langsung mengerjakan pekerjaan berikutnya. Meskipun pekerjaanku hanya memperhartikan mereka saja, tetapi ini juga menjadi melelahkan bagiku.“Sheyki, sini, deh!” panggil Vino setelah latihan.“Iya, kenapa?” tanyaku mendekat padanya.Vino menarik tanganku untuk duduk bersebelahan dengannya di depan piano. Dia tidak peduli member lainnya yang melihatnya menarik tanganku.“Oh, dia mau pamer kalau dia
Dokter Azmi menungguku selagi aku mengambil tas di ruanganku. Dia juga sempat bertanya tempat apa yang ingin aku kunjungi pertama kali bersamanya.“Taman bermain?” tanyaku memberikan penawaran.“Kita berdua?” kata dia terkejut dengan saranku.“Aneh, ya? kalau gitu terserah Pak Dokter, deh!” jawabku.“Sepertinya kita terlalu tua untuk pergi ke taman bermain berdua. Ya sudah, aku saja yang menentukan!” katanya mengajakku.“Mas Yogi, aku berangkat dulu, ya!” kataku berpamitan padanya yang masih belum menutup pintunya dan mendengarkan semua pembicaraanku.“Iya!” jawabnya singkat dan datar.Dokter Azmi tidak memberitahuku tempat dia membawaku. Sepanjang perjalanan dia fokus menyetir dan tiba di sebuah pantai dengan pemandangan sore yang indah.“Wah!” kataku terpana dengan keindahan lautnya.“Sheyki lebih suka duduk di tempat makan sambil
Hari ini aku menjadi yang pertama kali bangun di saat yang lain masih belum bangun. Aku bahkan mendahului kokok ayam pagi kali ini, hanya karena tidak ingin terlambat bangun. Lima belas menit setelah aku selesai bersiap, kulihat mereka masih belum juga bangun. Aku pun terpaksa mengetuk pintu kamar Mas Joni karena aku tahu dia paling mudah untuk dibangunkan.Akan tetapi, rupanya aku salah. Dia tidak juga membuka pintunya setelah lama kuketuk. Justru Mas Keyjo yang lebih dulu bangun karena mendengar suara ketukanku di pintu kamar Mas Joni.“Astaga, mereka juga belum bangun?” tanya Mas Keyjo sambil dengan mata sayu-sayu.“Iya, tolong Mas bangunkan mereka ya! Mereka biasanya sarapan pagi nggak? Haruskah kubuatkan sandwich?” tanyaku.“Iya, buatkan saja! Nanti kubantu setelah membangunkan mereka!” jawabnya.Aku pun ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi mereka. Kemudian, Mas Keyjo menyusulku ke dapur untuk membantu mem
Kriiing...kriing..kringgSeperti biasa, setiap pagi hanya alarm yang mampu membangunkanku. Aku adalah orang yang tidur terakhir dan bangun pertama di keluargaku. Sejak kejadian tiga tahun lalu, aku selalu membiasakan untuk bangun pagi dan olahraga setiap hari karena aku ingin menjaga tubuhku tetap sehat. Setelah olahraga dan melakukan sarapan pagi, barulah aku siap memulai pekerjaanku hari ini.Pekerjaanku sebagai penulis tidak memerlukan pergi ke kantor setiap hari karena bisa dikerjaan di rumah. Jadi biasanya, setelah sarapan aku kembali ke kamar untuk menyelesaikan pekerjaanku. Aku bekerja dibagian penulis naskah, paling sering aku diminta menulis naskah biografi seseorang. Kalau menurut atasanku, menjadi penulis naskah biografi adalah yang paling cocok denganku karena aku tidak terlalu banyak menuntut orang lain, jadi setiap pertemuanku dengan orang lain yang ingin dituliskan biografinya padaku tidak terlalu susah.Bagaimana mungkin aku men
Tepat pukul tujuh malam, pihak panita kembali menemui kami bertiga di kamar masing-masing untuk memberi kami setelan baju yang akan dikenakan untuk undangan makan malam kali ini.“Mbak Sheyki, ayo cepat!” kata Mbak Ariska yang tidak sabar untuk pergi ke acara makan malam itu.“Iya, sebentar!” kataku sambil memakai sepatu kets milikku.“Ah, tunggu! Bukankah mereka memberi kita sepatu cantik juga, kenapa mbak pakai itu?” tanya Mbak Ariska sedikit protes.“Ah, aku tidak bisa memakainya, terlalu tinggi untukku!” jawabku.“Mereka memberi kita setelan begini agar kita tampak elegan di acara ini! Masa Mbak Sheyki tidak mau menghargainya?” katanya.“Emm...baiklah!” kataku pasrah kembali mengambil sepatu berhak agak tinggi itu.Pihak panitia juga menyiapkan mobil untuk kami bertiga pergi ke tempat malam yang sudah disediakan. Setidaknya itu membu
Meminta izin orang tua tentu tidak mudah bagiku, tetapi menjaga kepercayaan yang sudah diberikan oleh orang tuaku adalah yang lebih tidak mudah. Sebagai orang tua, mereka pasti tidak tenang melepas anak gadisnya yang sudah berumur 25 tahun merantau sendirian ke ibu kota. Oleh karena itu, aku harus membuat diriku dalam kondisi aman di sini agar orang tuaku tidak khawatir padaku.Siang hari ini, aku tiba untuk yang kedua kalinya di bandara ibu kota. Berbeda dari yang sebelumnya, kali ini aku dijemput oleh supir khusus dari agensi yang akan mengantarku ke bertemu ketujuh member terlebih dahulu. Karena kali ini aku sudah tahu acara yang akan dilakukan, aku pun berusaha membaca beberapa artikel tentang mereka agar saat bertemu nanti sudah tidak secanggung pertama kali aku bertemu Mas Yogi dan Mas Keyjo.Pihak agensi memintaku meninggalkan barangku di dalam mobil saja karena sebentar lagi aku akan diantar ke tempat aku tinggal selama di sini. Aku hanya diminta masuk ke ruang
Krek!Seketika aku kaget setelah membuka pintu rumah yang mereka sebut dorm itu. Bukan karena berantakan, melainkan karena sangat mewah dan rapi. Sangat rapi untuk rumah yang pernah dihuni tujuh orang pria. Sampai-sampai aku sangat takut untuk menghuni tempat tinggal mereka dulu ini karena aku merupakan wanita yang tidak suka beres-beres rumah.Pak supir yang mengantarku sudah menurunkan barang-barangku dan memintaku untuk tidur di manapun di kamar yang aku mau. Kulihat memang tempat dua lantai ini hanya memiliki tujuh kamar yang artinya setiap kamar pernah menjadi kamar mereka. Jadi, aku pun tidak berani memilih satu kamar pun yang akan kutempati karena khawatir jika suatu saat mereka hendak menginap, mereka kehilangan kamarnya.Karena aku tidak bisa memilih kamar yang akan aku tempati, sedangkan tubuhku sudah sangat kelelahan, jadi aku memutuskan untuk tidur di sofa untuk sementara. Sampai-sampai akhirnya, aku kaget dengan suara mereka yang serentak mengatakan
Aku menemukan perbedaan lain lagi di sini. Kalau semalam bukan aku yang tidur terakhir di rumah ini, sekarang juga bukan aku yang pertama bangun, melainkan Si Leader grup ini. Dia bangun pagi dan sepertinya bersiap berolah raga sama sepertiku.“Mbak Sheyki mau kemana?” tanya dia menyapaku.“Aku mau berolahraga sebentar” jawabku.“Olahraga kemana? Memang sudah tahu rute di daerah sini?” kata dia memastikan.“Enggak, sih! Tapi, aku tidak bisa menghilangkan kebiasaanku untuk berolahraga pagi!” jawabnya.“Wah, kita sama! Ya sudah, ayo kita olahraga bersama!” katanya mengajakku.“Ah tidak, aku takut ada yang melihat! Aku olahraga sendiri saja!” jawabku menolak karena bagaimanapun mereka adalah penyanyi yang sedang naik daun untuk saat ini.“Yakin?” katanya.Aku mengangguk dan mulai melangkahkan kakiku untuk berlari sambil menikmati udara ibu kota di