"Aku di Surabaya, sekarang lagi ketemu sama klien beb, nanti aku kabarin kalau sudah selesai ya sayang, love you(cinta kamu)." pesan terkirim. Martin kembali meeting lagi dengan kliennya."Aku tahu pasti dia lagi sibuk," gumamnya. "Oke beb take your time, love you more (Oke beb ambil waktumu, lebih mencintaimu)." balasnya cepat. Flower berangkat kerja, seperti biasa make up ke salon Yudi terlebih dahulu sehabis magrib.Di tempat kerja... "Beda ya yang habis dinner romantis (makan malam romantis) mukanya berseri-seri, dapet hadiahnya wah lagi, bikin iri saja." Ani melirik ke cincin mutiara di jari manisnya, Flower tersenyum lebar."Sama siapa Flo, Si Botak apa koh Martin yang gondrong? Gak diposting photo cowoknya, jadi kan kepo kita orang." Dewi penasaran. "Kita panggilnya Si Botak sama Si Gondrong saja Flo, lucu juga." Murti tertawa kecil."Iya juga ya, yang satu botak yang satu gondrong. Jadi, botak vs gondrong." Leny pun tertawa kecil.
Kemudian mereka berdua masuk ke mobil, Flower menyalakan musik dan gps."Silahkan Oppa sendiri yang simpan lokasinya di gps, kita mau ke mana?" "Kamu rumahnya, di mana?" "Masih Jakarta Utara di Sunter," "Oh i know (saya tahu), kalau gitu kita buka kamar yang dekat dengan rumah kamu saja," ia mengetik nama hotelnya."Kenapa gak buka dekat kantor, atau tempat tinggal Oppa saja? Jadi nanti dekat pulangnya," Flower melirik ke gps. "Nanti saya naek taksi saja pulangnya, kasihan kamu pulangnya kalau buka hotelnya dekat tempat saya, jauh. Kamu kan nyetir sendiri," ia menoleh ke arahnya, mengusap pelan tangan atas kanannya."Oh gitu, jadi mau buka di hotel Sunlake?" Oppa anggukkan kepalanya. "Iya, deket gak sama Sunlake?" Flower angguk-angguk."Deket banget, ayo kita berangkat." Oppa mengedipkan sebelah matanya. Flower pakai sabuk pengamannya, begitu pun dengannya. Oppa melaju dengan santai sambil menceritakan suka duka, kesan-kes
"Ah, sampe gak ngeh aku kalau kopi sudah di meja." batinnya, ia melirik kopinya sambil buka kemasan kentang laysnya.Kemudian ia duduk santai menikmati cemilan lays dan kopinya sambil menonton tv. Dia memikirkan dan mempertimbangkan hubungannya dengan Andra, apakah akan dilanjutkan atau diakhiri? Di sisi lain ia mulai mencintai pria lain, Martin. Pria yang rela dan setia menunggunya sampai berpisah dengan Andra.Bimbang, gundah gulana, gelisah, menyelimuti hatinya saat ini. Menonton tv tapi pandangannya kosong, konon.Begitu juga dengan Andra, timbangan badannya turun dan wajahnya menjadi tirus memikirkan hubungannya dengan Flower."Sudah lah jangan terlalu dipikirin Flo, kita lihat saja nanti seperti apa hasil pertemuan dengan Si Andra. Lebih baik sekarang aku workout, sudah lama tidak bakar kalori dan hempas lemak. Workout di balkon, ah." ucapnya pada dirinya sendiri, ia mengganti baju dengan baju olah raganya. Flower mulai workout selama satu jam di ba
Martin seorang pengusaha di bidang entertainment, kuliner, travel, properti. Dia pemegang saham tertinggi di tempat hiburan malam yang cukup besar di kota-kota besar, restoran-restoran besar dan masih banyak lagi. Flower hanya tahu dia business man dan pria yang penuh dengan kejutan. "Kita mau ketemu di mana minggu nanti, Okem? Gak sabar plus rindu berat sama kamu, aku boleh maen ke rumah?" Andra mengerlingkan matanya. "Kirim jangan ya, boleh maen ke rumah kalau gak boleh gimana? Malu aku!" Andra goyang-goyangkan jempol kaki kanannya, terdiam sejenak. "Ah, boleh apa enggaknya gimana nanti yang penting aku sudah bilang kangen pengen maen, ke rumahnya." dikliknya send. Huft! Hela nafasnya berat.Andra berdebar-debar menunggu pesan linenya dibaca dan dibalas Flower. "Jam setengah sepuluh, pasti Si Okem lagi kerja." ia melirik jam di layar ponselnya. Andra kumpul dengan istri dan ke empat anak lelakinya nonton tv, namun hati dan pikirannya tidak tenang menun
Flower beranjak dari sofa langsung berlari kecil ke kamar mandi, perutnya terasa sangat tidak enak dan mual."Uek ... Uek ... Duh gak enak banget perutku bisa gak kerja nih, kapok minum Jack D! Baunya gak enak pula, macem bau cucunguk." ia berkumur-kumur dan mencuci wajahnya. "Minum yang asem-asem enak nih, oh iya kan ada floridina. Aku tuh laper jadi ganjel roti sobek saja, tunggu baso dateng." ia membuka lemari es dan mengambil semua yang sudah ia pikirkan tadi, floridina dan roti sobek coklat srikayanya."Acem, seger!" ia meringis, meneguk floridinanya pelan-pelan di selingi makan roti sobeknya yang srikayanya. "Lumayan kenyang ganjel roti sobek yang bagian coklatnya simpan saja, kalau aku habisin semuanya ntar baso gak masuk ke perutku, keburu kenyang sama roti." ia bersendawa berkali-kali."Alhamdulillah, bibi masih lama ya?" ia elus-elus perut sixpacknya lalu melirik ke jam dinding. "Sudah setengah jam lama juga, mungkin ramai di Alfamartnya." ia me
"Ini, bu bos." bi Minah memberikan baju tidurnya lalu membereskan baju muslim, karpet dan alqur'annya."Makasih, bi." ia meraih baju tidurnya lalu memberikan baju tidurnya satu pada putrinya yang besar, Alana memakai baju tidurnya sendiri. Flower memakaikan baju tidur putrinya yang kecil sambil merasakan kepalanya yang nyut-nyutan efek dari paramex, serta merta mendengarkan celoteh kedua putrinya bercerita tentang belajar barengnya mengerjakan pr dengan temannya Tasya yang tidak lain adalah tetangga di apartemennya."Mana, pr nya? Mimi, cek dulu." kedua putrinya mengambil tasnya lalu memberikan buku pr nya. "Ini bener, ini bener, wah sudah benar semua jawabannya, pinter-pinter anak mimi." ia mengacungkan kedua jempolnya ke arah mereka berdua."Sudah malam, bobo gih." "Bentar mih, belum ngantuk." mereka nonton tv sambil rebahan di kasur lipat, tidak lama mereka pun tertidur pulas."Bi, habis mindahin anak-anak tolong balurin punggung saya pake v
"Jadi maumu gimana, mau dibawa ke mana ini hubungan?" "Aku mau kita nikah bukan mengakhiri hubungan ini Kem," "Gimana dengan, anak istrimu? Kamu kan tahu istrimu sudah labrak aku, ancam aku, aku sih tidak ambil pusing, cuma takut saja kalau istrimu melakukan hal-hal di luar nalar,""Aku tahu, waktu dia labrak kamu itu pas aku bilang sama Si Sari aku jalin hubungan denganmu dan berniat nikahin kamu, kamu kan tahu aku orang yang tidak bisa bohong," "I know(aku tau), kamu terlalu jujur untuk seorang pria itu yang jadi nilai plus untukmu, itu lah kenapa aku suka sama dirimu walau pun aku tahu kamu sudah tidak sendiri. So complicated(sangat rumit), u know(kamu tau)!""Terus kenapa kamu malah mau akhiri hubungan, kita? Give me, a reason(beri saya, alasan)!" "Aku sudah main hati dengan pria lain dan kamu terlalu baik untukku, that's it the reason(itu dia alasannya)!" Andra terdiam."Tidak masalah buat aku kalau hanya itu alasanmu, wajar kamu maen hati
Obrolan mereka berdua di telepon hanya sebentar Martin harus lanjutkan meetingnya. Dia tahu semua aktifitas wanita yang sedang menjalin asmara dengannya dari berangkat sampai pulang apartemen tapi dia pura-pura tidak tahu, belaga gila.Line! Selamat malam dan mimpi indah Okem sayang, love you (cinta kamu)." masuk pesan dari Andra, Flower hanya membalas dengan stiker senyum. Andra senang walau pun hanya dibalas dengan stiker, ia langsung menghapus chatnya takut istrinya cek ponselnya lagi. "Jadi bingung sendiri aku, Si Botak maunya apa sih? Padahal sudah jelas aku terang-terangan bilang kalau aku maen hati dengan pria lain, dia masih tetap mau lanjutin nih hubungan, dasar pria aneh! Kadang suka gak habis pikir aku, ada ya pria seperti ini? Ada, itu Si Botak. Kalau dipikir-pikir lucu juga, emang dia gak cemburu? Dia sangat pandai menutupi, kecemburuannya." Flower geleng-geleng sambil berdecak, cengar-cengir merasa lucu sendiri.Flower jadi teringat awal perkenal