Share

JSO 12

Ratih melongo, ia memandang ponsel tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia tahu Damar sedang bercanda. Tidak mungkin seorang lelaki sesempurna Damar bisa menyukai dirinya yang berparas biasa-biasa saja. Ratih menepuk-nepuk pipinya.

“Halo ... Ratih, kamu masih di situ, 'kan? Halo!“

Ratih bukan Cinderela. Cerita seperti itu hanya ada di dalam negeri dongeng dan sinetron ikan terbang saja. Ini dunia Ratih, seorang janda beranak dua yang tidak memiliki sepatu kaca.

“Halo, Ratih. Aku yakin kamu masih mendengarku.“

“Iya, aku mendengarmu. Mendengar leluconmu! Jangan mengajakku bercanda, Tuan. Anda salah tempat.“

“Kenapa nada bicaramu jadi seperti itu? Aku sungguh-sungguh! Dengan cara apa aku harus membuktikan keseriusanku?“

“Mas Damar tahu? Aku sekarang sedang duduk di depan cermin, dan aku sedang memandang diriku sendiri. Aku tahu diri, Mas.“

“Benar, aku bisa mencari istri seperti artis. Mantan istriku pun seperti artis. Tapi aku maunya kamu.“

“Mas Damar pasti hobi nonton sinetron ikan te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status