"Sudah tahu punya istri lebih satu dan tidak bisa berbuat adil itu adalah dosa yang tidak terkira dan bisa mengantarkan dirimu ke gerbang kehancuran, tetapi masih coba-coba untuk melakukannya. Sekarang rasakan saja," gerutu mama membuatku tak bisa berkutik."Makanya kami minta kamu untuk berpikir matang, karena apa? Karena kami tidak mau hal yang sama, kehancuran beberapa tahun lalu yang menimpa papamu kembali ke anak-anak Mama. Mama ingin semuanya cukup sampai di sana saja dan tidak akan yang mengalaminya lagi, namun ternyata kamu malah menginginkan hal demikian kembali terjadi. Itu pun kepada dirimu sendiri," lanjutnya.Setelah menghancurkan banyak barang di rumah, aku langsung pergi ke rumah orang tuaku. Siapa tahu dia datang ke sini lebih dulu dan mengatakan apa yang sebenarnya sudah terjadi. Namun baru saja sampai di sini, aku sudah mendapatkan tatapan sinis dari semua orang.Ternyata mereka semua sudah menduga aku akan mengalami kejadian ini. Ah, sialan! Ini semua gara-gara Rat
"Siapa yang tahu tentang rumah ini selain kamu? Apa ada teman atau keluargamu yang tahu?" tanyaku kepada Kak Dion ketika anak-anak sudah tidur dan saat ini kami tengah makan bersama di ruang tamu. Kak Dion terdiam sejenak, lalu berucap, "Tidak ada yang tahu selain aku. Aku punya banyak Villa dan Ini hanya salah satunya, bukan satu-satunya." Aku mengganggu cepat sambil mengucapkan terima kasih karena dia sudah bergerak lebih dulu sebelum aku mempersiapkannya. Ternyata dia memang benar-benar ingin membantuku terlepas dari Mas Rayan, Karena dia sudah tahu seperti apa pria itu sebenarnya. Aku benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan selain mengucapkan terima kasih karena dia sudah mengorbankan banyak hal, bahkan sampai harus meninggalkan keluarga Mas Rayan yang selama ini sudah merawatnya. Akan tetapi, aku yakin kali ini orang tua Mas Rayan akan setuju terhadap keputusannya, karena mereka juga sangat ingin aku didampingi. Apalagi anak-anak masih sangat kecil dan aku jug
"Salah satu direktur keuangan PT Hidayah Kontruksi dipecat secara tidak hormat karena dianggap sudah menyelewengkan dana perusahaan."Aku yang sedang ada di dapur buru-buru ke ruang tamu untuk mendengar berita di salah satu stasiun televisi lebih lanjut lagi.Tidak mungkin orang yang dimaksud di dalam berita itu Mas Rayan bukan? Seminggu lalu, Kak Dion memang mengatakan bahwa dirinya akan membuat Mas Rayan kehilangan banyak hartanya. Lima hari yang lalu, dia juga sudah pergi dari sini dan pulang ke rumahnya yang sebenarnya."Rayan Alkes Muhammad, diduga sudah melakukan penyelewengan dana perusahaan. Oleh karena itu, dia langsung diberhentikan secara tidak hormat karena kesalahannya itu. Pihak perusahaan tentu tidak akan membuat keputusan tanpa alasan dan ternyata benar, Rayan Alkes Muhammad punya banyak aset yang bernilai tinggi hingga hampir setara dengan pemegang saham tertinggi di PT Hidayah kontruksi."Aku memantau berita itu dan ternyata Kak Dion benar-benar sudah menjalankan r
"Aku tidak melakukan apa pun! Bahkan satu rupiah pun, aku tidak pernah menyentuh dana perusahaan," teriak Rayan tidak terima dengan tuduhan yang dilontarkan atau yang diputuskan oleh perusahaannya padanya.Dia berulang kali berusaha menemui para pemegang saham dan top direktur, namun tetap saja dia tidak mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan mereka. Semuanya menolak bertemu dengan Rayan karena memang Rayan tidak melakukan kesalahan apa pun, mereka memutuskan itu agar bisa terhindar dari banyak masalah. Ditambah mereka juga tahu kalau Rayan adalah karyawan yang menakutkan dan kaya raya. Dia punya kekuatan sendiri, jadi mereka berpikir seiring berjalannya waktu dia bisa saja menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan itu. Jajaran top serta middle Manager juga para pemegang saham memang sudah menginginkan Rayan mundur dari perusahaan, namun pria itu tidak juga melakukannya. Ia malah menunjukkan kinerjanya yang paling baik. Pihak perusahaan juga merasa dilema, marena kalaupun
"Ahhhhh!" Ratih mengarang kesakitan setelah benda yang dipegangnya berbalik ke arahnya dan melukai tangannya dengan cukup serius.Rayan yang baru saja tiba di pintu masuk segera mendekat ke arah istrinya itu. Dia sangat kaget atas apa yang dialami oleh Ratih, lalu menatap lekat kedua orang tuanya untuk meminta pertanggungjawaban."Apa yang sudah kalian lakukan? Bagaimana bisa kalian melakukan perbuatan keji seperti ini?" tuduhnya membuat kedua pasang mata orang tuanya mebelalak.Mereka sungguh tidak menyangka kalau anak yang mereka banggakan lagi dan lagi menyalahkan keduanya. Padahal, mereka tidak melakukan apa pun."Apa yang kamu maksud?" Papa Rayan bertanya dengan nada bicara yang naik beberapa oktaf."Ini! Memangnya apalagi?"Ketika papanya hendak memberikan penjelasan, dia malah menghubungi dokter keluarga yang rumahnya tidak jauh dari sana. Hal itu membuat orang tuanya Rayan semakin frustasi karena anaknya itu bahkan tidak mau mendengarkan mereka."Iya, Dok, sekarang juga. Darah
Tanpa memberitahu Dion, Delisa dan Via mulai bersiap diam-diam untuk meninggalkan rumah itu. Ditambah Dion juga tidak menempatkan satu orang pun untuk berjaga di rumah itu dan juga untuk menjadi kaki tangannya.Akan tetapi, ada beberapa hal yang membuat Delisa ragu dan hal itu dia katakan kepada Via."Aku takutnya meski Mas Rayan tidak tahu, namun Ratih tahu. Dia lebih berbahaya daripada ayahnya anak-anak," ucapnya gamang.Via pun terdiam. Lalu, dia menghubungi seseorang dari ponselnya selama lima menit dan kembali sambil mengatakan berita gembira."Papaku yang akan jemput kita langsung. Walau keduanya tahu di mana keberadaan kita dan anak-anak, tidak akan bisa berbuat apa-apa,” ucapnya membuat Delisa tersenyum lebar, namun hal itu tidak lama. Karena setelahnya Delisa kembali mengeluarkan senyuman yang hambar."Aku tidak enak jika melibatkan terlalu banyak orang, ditambah di rumah papamu juga ada istri muda dan anak-anaknya," ucap Delisa membuat Via juga ikut menundukkan kepalanya, n
Rina menjatuhkan dirinya di lantai, seolah Via sudah melukainya. Melihat hal itu, Dion mendadak marah."Apa yang kau lakukan?" teriak Dion sambil buru-buru membantu Rina untuk bangun."Memangnya aku melakukan apa? Bukankah aku hanya tidak sengaja menyiramkan air yang berada di gelas ini?" tanya Via sambil memutarkan kedua bola matanya malas."Padahal, jelas sekali Dion dan yang lainnya ada di sana. Bukankah seharusnya mereka melihat akting daripada wanita ini? Kenapa aku yang disalahkan?" batin Via geram."Kau mendorongnya!" bentak Dion dan itu membuat Delisa tak terima."Jangan berbicara keras di sini! Anak-anak sedang tidur!" ucap Delisa mengingatkan."Aku tidak akan seperti ini kalau temanmu ini tidak kelewatan," sentak Dion tidak kalah murka meskipun saat ini yang berbicara adalah Delisa.Melihat perubahan dalam diri Dion, Delisa tertawa kecil. Lalu, dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi papa mertuanya."Aku mau membawa anak-anak pergi sekarang, Pa! Berkas perceraian juga sudah
Rayan mengambil kembali foto yang hendak dia berikan kepada pria yang ada di hadapannya, lalu memasukkannya kembali ke tempat semula, dan kembali menatap ke arah depannya itu dengan tatapan lekat."Jangan katakan apa pun yang kau tidak tahu!" tegasnya, lalu dia pun bangkit dan berjalan. Akan tetapi, Baru beberapa langkah saja, dia kembali menghentikan langkahnya. "Apa yang aku bicarakan benar adanya, karena aku sendiri yang menjadi pengacara istrimu," ucap pria itu sambil bangkit dan berjalan ke arah Rayan."Di sana, aku akan membuka semua kesalahan yang pernah kau lakukan padanya. Setelah kasus ini, akan kupastikan kau tidak akan bisa menekanku lagi karena aku sudah punya kartu As yang selama ini kau rahasiakan," ancamnya."Kau sendiri tidak tahu apa yang sudah kulakukan dan apa yang sebenarnya terjadi, dan sekarang kau malah sok tahu?"Rayan tak tahu apa pun, namun dia juga tahu kalau pria di depannya tidak akan berbicara omong kosong. Jadi, dia akan menemui papanya dan menanyakan