Home / Romansa / JEBAKAN CALON KAKAK IPAR / BAB 5. Makan Malam Keluarga

Share

BAB 5. Makan Malam Keluarga

Author: Lee Lizbet 88
last update Last Updated: 2024-03-08 08:47:36

“Kumohon Kevin, Aku hanya minta, ijinkan aku tinggal di apartemenku sebelum acara makan malam keluarga kita. Aku, berjanji tidak akan berbuat yang macam-macam,” tangis Felisha sambil memohon kepada Kevin.

Kevin merasa ragu dengan permintaan Felisha. Tapi, dia juga tidak tega melihat wajah sembab wanitanya. Kevin menyadari perbuatannya yang terlalu ekstrem dengan dalil menolong Felisha memang tidak masuk di akal.

“Baiklah, tapi dengan syarat kamu akan selalu ditemani sama orang kepercayaanku. Dia akan membantu di apartemen, aku juga akan menyediakan supir untuk mengantar jemput kamu.” Felisha mengangguk sambil menyeka air matanya.

“Aku, juga minta ijin untuk bertemu Clay sebelum membatalkan pernikahan kami.” Permintaan Felisha kali ini cukup mengusik perasaan Kevin.

Wajah Kevin kembali mengeras sambil mengepalkan ke dua tangannya. “Aku mohon, Kev. Bukankah pada akhirnya aku akan menjadi milikmu?”

“Lalu, di mana Clay beberapa hari ini?” tanya Kevin sambil tersenyum sinis kepada Felisha.

“Clay, ada pertemuan bisnis di Bandung. Tapi, lusa dia akan pulang. Ijinkan aku bertemu dengannya, Kevin.”

“Tidak!” Kevin lalu pergi meninggalkan Felisha begitu saja.

“Pak Kadir, tolong jemput Felisha sekarang di lobi rumah sakit dan antarkan dia pulang ke apartemennya. Tolong bawa dua orang pelayan untuk selalu menemani Felisha di tempat tinggalnya!” perintah Kevin kepada supirnya.

“Baik, Tuan.” Kadir langsung menjemput Felisha dan segera mengantarkannya pulang.

Seumur hidupnya baru kali ini Felisha merasa seluruh dunia yang dibangunnya runtuh seketika.

“Non, nanti obatnya diantar sama Bi Darmi yah. Saya, harus kembali ke kantor,” ijin Pak Kadir saat menghentikan kendaraannya di depan lobi gedung apartemen.

“Terima kasih, Pak,” sahut Felisha lirih.

Ia segera menuju ke apartemennya dan saat membuka pintu unitnya , tiba-tiba saja Clay telah berdiri di depan pintu tersebut sambil memegang satu buket bunga mawar merah. “Surprise!” sambutnya.

“Clay?!” Felisha langsung memeluk tunangannya tersebut dengan posesif.

“Hei, Sayang … ada apa? Kenapa wajahmu itu sembab, hah?” tanya Clay lalu melepaskan pelukannya dan menyelidik wajah Feli.

“Aku tidak apa-apa. Aku hanya saja kepikiran kondisi adikku. Tapi, kini aku bisa tenang saat tadi mendengar kabarnya,” bohong Feli lalu masuk ke dalam dan langsung ke dapur.

“Kamu, mau makan apa? Mau, aku masakkan sesuatu?” tanya Feli, Clay langsung menggeleng.

“Tidak usah repot, aku sudah membawakanmu Pizza dan aku mau pergi fitting baju pengantin. Apa kamu bisa ikut menemaniku?” tanya Clay.

“Kamu pergi sendiri?” tanya Feli sambil tertawa dan membawa dua gelas orange jus ke meja ruang televisi.

“Aku sama Abang Kevin dong. Nanti ada beberapa temanku yang akan menjadi pendamping pernikahan kita,” terang Clay lalu meneguk jus tersebut.

Mendengar nama Kevin, Felisha langsung pusing seketika. “Kalau ramai, yah sudah pergi sendiri saja. Aku juga butuh istirahat, aku juga agak kurang enak badan, Sayang.” Felisha menghindar kembali.

Walau agak kecewa tapi, Clay tidak memaksa. “Okaylah, kalau begitu. Aku akan ke sana sendiri. Oh yah, habis itu aku mau berpesta sama teman-temanku di puncak. Katanya teman-teman, pesta para bujang sebelum aku menikah.” Clay terkekeh, melihatnya Felisha juga ikut tertawa.

“Baiklah, hati-hati di jalan. Aku, juga penasaran dengan ruang bawah tanah Vila yang Mama kasih ke kamu. Setiap ke sana, kamu pasti melarang aku untuk masuk ke sana. Kayak misterius sekali,” kekeh Feli juga mengambil gelas dan meneguk jus tersebut.

“Setelah menikah, aku akan mengajakmu ke ruangan rahasiaku. Kalau sekarang jangan dulu, itu kejutan untuk kamu. Kalau begitu aku pergi dulu yah, bye,” pamit Clay tidak lupa dia mencuri sebuah kecupan di bibir ranum Felisha.

Dua minggu pun berlalu, kini mereka akhirnya kembali dipertemukan dalam acara makan malam bersama. Keluarga Sanjaya dan keluarga Sujatmiko berkumpul dalam satu meja yang sama, sedang mencicipi sample menu makanan yang akan disajikan saat pesta nanti oleh pihak event organizer dan juga pengelola hotel bintang lima ini.

“Kamu, kenapa Nak? Keringat dingin terus sejak tadi,” bisik Betari menatap khawatir pada anak sulungnya.

“Tidak apa-apa, Ma.” Felisha lalu pergi ke toilet, dia membuka restleting pakaiannya dan mengambil nafas dalam-dalam.

“Pakaian ini sesak sekali, bagian dadanya juga rasanya sudah kekecilan,” batin Felisha melihat tubuhnya sudah mulai berubah.

Setelah agak tenang, Felisha kembali membenarkan pakaiannya dan segera keluar dari toilet tapi langkahnya dicegat oleh seseorang yang menjadi perusak hidupnya. “Lepaskan, Kev!” Feli menyibakkan tangannya saat Kevin menarik lengan Feli.

“Apa harus aku yang mengumumkan batalnya pernikahanmu dengan menyalahkan video malam pertunanganmu?”

“Kau memang brengsek, Kevin! Suasana masih ramai, apa kau tidak bisa menunggu sampai hanya tersisa kedua orang tuaku dan mamamu saja, hah?! Apa semua sepupumu juga harus tau masalah ini?” desis Felisha sambil berbisik.

Kevin lalu mengedarkan pandangannya, terlihat para sepupu sudah mulai berpamitan pulang. Tak lama kemudian Clay muncul dan menyalami orang tua Felisha. Dia juga mengambil makan sambil mengobrol ringan dengan Betari.

“Suasana sudah sepi, Feli.” Kevin kembali menuntut Felisha sambil bersedekap.

“Clay masih makan! Kau tidak lihat?!” Feli memang sengaja mengulur, dia belum siap untuk membatalkan pernikahannya.

Melihat wajah ceria semua yang datang, dirinya tidak tega harus menghancurkan harapan semua orang yang telah banyak membantu dirinya dan Clay hingga acara ini akan berlangsung satu bulan lagi.

“Okay, cukup dengan omong kosong ini!” Kevin sudah jengah dan langsung melangkah lebar menuju ke meja makan.

Melihatnya Felisha panik dan segera mengejar Kevin dari belakang.

Saat Kevin duduk di kursi semua orang tidak ada yang menghiraukannya sampai. “Pernikahan kalian harus batal!” tegas Kevin dengan wajah mengeras dan bernada dingin.

Mendengarnya Felisha langsung berhenti melangkah, dia tidak menyangka Kevin akan berbuat senekat ini. Ternyata ancaman Kevin bukanlah isapan jempol belaka. Semua kepala langsung menoleh kepada Kevin dan semua terdiam seketika, kecuali suara Clay terbatuk akibat tersedak.

Buru-buru Clay minum air putih dari gelasnya. “Apa maksud kamu, Bang? Jangan ungkit masa laluku, sejak mencintai Feli aku tidak pernah berbuat hal-hal itu lagi!” Sepertinya Clay lupa kalau bukan hanya Kevin yang memiliki sepasang telinga.

Felisha juga mengerutkan alisnya. Tapi, apa pun itu yang dibahas oleh Clay adalah masa lalunya. Ia kembali pada kenyataan masa kini yang harus dihadapinya.

“Apa maksud kamu, Kevin? Jangan buat, Mama malu,” ucap Sang Bunda menatap tidak enak kepada Betari dan suaminya.

“Tanyakan kepada Felisha, kenapa pernikahan mereka harus batal. Felisha tidak boleh menikah dengan Clay!” tegas Kevin.

Felisha gemetaran, dia juga bingung harus berbicara apa. Sampai Clay berdiri menghampirinya. “Feli, ada apa sebenarnya? Cepat katakan kepadaku, apa kamu memang mau membatalkan pernikahan kita?” tanya Clay panik.

Suasana lengang, hingga Felisha dengan cucuran air mata berkata. “Ma-maafkan aku, pernikahan ini memang harus dibatalkan.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JEBAKAN CALON KAKAK IPAR   BAB 85. Akhir Kisah Kita

    "Clear!" teriak salah satu polisi.Sedang polisi yang lain berteriak dengan panik. "Medis! Medis!" Lalu bergegas tim medis yang sudah menunggu di belakang pun berlari.Mereka menolong, Jelly yang juga tampak tidak baik-baik saja. Lalu beralih pada Felly yang juga dalam kondisi yang sangat memprihatinkan."Tuan, bisakah anda ikut dengan kami untuk ke kantor polisi memberikan keterangan?" tanya salah seorang detektif dan Kevin menganggukkan kepalanyaa.Dia memastikan terlebih dahuku, Felly masuk ke dalam rumah sakit dan meminta Zayn untuk menemani Felly. Lalu memberikan kabar secara berkala."Pergilah, aku akan mengabarimu. Kau juga kabari aku, jika ada kesulitan di kantor polisi, okay?" ucap Zayn, mengingatkan Kevin, selama dia berada dekat dengan Zayn, semua masalah pasti akan teratasi.Beberapa jam kemudian, kabar meninggalnya Clay menjadi kabar nasional di London. Betapa terkejutnya Garini saat mendengarkan berita tersebut. Air matanya tumpah, dia menangis histeris dan segera memin

  • JEBAKAN CALON KAKAK IPAR   BAB 84. Akhir Hidup

    Tubuh Felly membeku mendengar betapa di setiap kata yang diucapkan oleh Clay mengandung jutaan rasa kebencian. "Aku hanya seorang, Jalang?" lirih Felly tidak tahan mendengar perkataan tersebut.Dia menangis, dia bukan seorang jalang, dia adalah wanita baik-baik yang ingin mengejar cintanya, cinta sejati yang ditawarkan oleh Clay saat dia ikut ke London. Mengira akan memperoleh kehidupan baru yang mapan dan sederhana. Felly justru menciptakan neraka dari keputusan salahnya."Jelly, lucuti pakaiannya!" perintah Clay pada Jelly dan tidak mau banyak bertanya. Jelly dengan tangan gemetar pun segera mendekati Felly."Tolong, bekerja samalah dengan aku. Suamimu sangat mengerikan, dia akan memukulku seperti dia memukulmu jika kau tidak mau mengikuti perintahnya," bisik Jelly yang sudah melihat kekalutan serta kemarahan yang tidak normal pada sikap Clay.Benar saja, beberapa saat kemudian tampak Clay yang tidak sabaran dengan kedua wanita d

  • JEBAKAN CALON KAKAK IPAR   BAB 83. Bukankah, Kau Mencintaiku, Clay?

    Saat pintu penthouse seketika dibuka kasar oleh Clay. Tampak, Felly sedang mengangkat sebuah kantung sampah, tidak terlalu besar di salah satu tangannya.Felly menatap Clay terpaku, saat ada seorang wanita seksi sedang bergelanyut manja di dalam pelukannya. Senyum kemenangan tercetak jelas di wajah jalang yang bernama Jelly tersebut. "Clay, dia pembantu atau istrimu? Seorang Nyonya tidak akan membawa kantung sampah seperti itu, Sayang," ucap Jelly sambil mengusap dada Clay yang kemejanya sudah dia buka bagian kancing atasnya.Clay menoleh melihat wajah Felly dengan muak, padahal wanita itu sudah diakui olehnya sebagai istri. Walau sampai saat ini, mereka berdua sama sekali belum terikat dalam sebuah pernikahan."Apa yang kau lakukan?" tanya Clay dengan nada suara yang kasar, dia jijik melihat tubuh Felly yang penuh dengan luka memarnya, lihatlah wanita cantik ini justru menggunakan piama yang tidak seksi sama sekali.Gezan me

  • JEBAKAN CALON KAKAK IPAR   BAB 82. Kemarahan Yang Meledak

    Wanita itu berpikir jika Clay akan memberikan sebuah percintaan gila yang sangat hebat di atas ranjang. Wanita jalang ini, tidak tau kegilaan apa yang akan Clay lakukan. Dengan bodohnya dia justru kembali merayu Clay yang sudah paanas.“Kalau begitu, aku juga mau dihukum olehmu, Clay. Aku suka dihukum, aku suka mendesah dan merintih sambil menangis karena kenikmatan yang akan kau berikan padaku. Oh, aku sangat tidak tahan membayangkannya,” jawab jalang itu dan Clay kembali terbahak.“Kau bisa mati di tanganku, kalau kau memintanya,” tawa Clay, dikira adalah sebuah tawa menggoda bagi wanita tersebut yang akhirnya juga ikut tertawa sambil meraup kasar bibirnya Clay.Keduanya tampak tidak tau malu, dia meraup dan meremas dada wanita itu tersebut di hadapanya Kevin dan Zayn. Dia bahkan masih dengan nafsu gilanya meraba kasar bagian inti wanita tersebut."Aku tidak sabar untuk bertemu istrimu, Clay."

  • JEBAKAN CALON KAKAK IPAR   Bab 81. Pertemuan di Lift

    "Kalau begitu, tunjukkan foto orang yang ingin kau cari," ucap Zayn menatap Kevin dengan serius.Kevin dengan perlahan mengambil dompet. Ia buka dan ia pandangi sebuah foto yang membuat matanya menyendu. Sebuah tarikan nafas yang menyesakkan didengar oleh Zayn saat Kevin sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.Tidak ada senyuman, hanya tatapan sendu yang menyimpan segudang kerinduan yang tak terucap dan seribu bahasa kesakitan yang tidak terucap. Dengan senyuman yang tampak sangat memprihatinkan, Kevin mengangkat wajahnya dan memberikan apa yang diminta oleh sahabatnya itu.“Zayn, ini adalah wanita yang aku cari.” Kevin memberikan foto pengantinnya dan Zayn menerimanya dengan sambil menatap prihatin sahabatnya.“Dia, istrimu?” tanya Zayn suara terdengar tercekat di tenggorokkan.“Ibu dari anakku. Dia bukan istri, tapi mantan istri,” ucap Kevin, menghela nafas sejenak.Zayn tidak percaya. “Mantan istrimu, Kevin? Jangan, katakan jika Clay merebutnya darimu?” tampak kebencian tergam

  • JEBAKAN CALON KAKAK IPAR   BAB 80. Bantu Aku, Zayn.

    Sesilia tampak tidak main-main untuk ancamannya kali ini. Dia masih sangat dendam dengan Clay, bagaimana cara Clay menghancurkan hubungannya dengan Damian adalah cara paling buruk sepanjang masa dan paling hina baginya.Kevin menyadari kepedulian sepupunya itu, ia tersenyum ramah. “Sesil, aku sangat bahagia mendengar rencana pernikahanmu dengan Damian.”“Alangkah baiknya, kau tetap fokus pada datangnya hari bahagiamu. Aku, kesana bukan untuk mengganggu kehidupannya Fely, Sesil. Aku ingin memastikan kalau ibu dari anakku saat ini baik-baik saja,” terangnya lalu mengelus rambut Sesil.“Tapi, Kev-““Beib! Come on, jangan menghalanginya. Bagaimana pun Mira masih butuh mommy-nya kan? Jika aku menjadi Kevin, aku juga akan melakukan hal yang sama. Kevin, bukannya mau mengemis cinta dan membuat Fely besar kepala, pikiranmu itu terlalu jauh.” Damian tersenyum singkat lalu mencium pipi Sesil untuk menenangkan wanitanya.Wajah Sesil tampak tidak bahagia, tapi isi hati dirinya sudah terbaca oleh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status