Share

CANDRAKANTI

"Kanti.....Kanti......Kanti!" Teriak Kacaya terengah-engah sambil menaiki bukit.

Candrakanti yang tengah mencari rumput menengok asal suara yang memanggilnya. Ia melihat pamannya tampak terengah-engah menyusulnya.

"Ada apa paman? Mengapa kau berteriak seperti orang yang kebingungan." Tanya Candrakanti

"Ayahmu....ayahmu...."Kacaya terbata-bata dan terengah-engah, bukan karena panik namun usianya yang tak muda lagi dengan badan yang tambun di paksa naik bukit.

"Ayah kenapa? Bertengkar lagi dengan paman soal ayam? Kan sudah saya bilang, jual saja ayam-ayam itu sehingga tidak berkeliaran kemana-mana. Atau buat kandang yang kokoh, biar mereka tidak kabur."

Candrakanti menanggapi pamannya dengan tenang seperti biasanya. Namun pamannya melambaikan tangannya seraya mengatur nafas yang tersengal-sengal.

"Bukan itu! Lalu apa?"

"Prajurit....prajurit Medang menangkap ayah....ayahmu."

"Apa?" Teriak Candrakanti yang seketika membuang sabitnya

"Prajurit Medang menangkap ayahmu. Semua yang melawan di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status