Share

Part 10

Author: Manda Azzahra
last update Last Updated: 2022-07-05 15:09:51

"Kenapa? Curiga lagi? Ganti bajumu, ikut denganku."

Aku menatap wajahnya. Lalu memandang dress selutut yang aku kenakan saat ini. Ada apa dengan gaun ini? Kenapa dia menyuruhku untuk menggantinya. 

Jika terlalu pendek, kenapa tadi dia membiarkanku bertemu teman-temanku? Lagipula baju ini sudah pernah aku pakai ke rumah orang tuaku. Bang Eka pun sama sekali tak keberatan. Kenapa malah tak mau aku memakainya malam ini.

"Pulangnya naik motor. Kau pasti merasa tidak nyaman. Itu kan alasanmu menyuruh pak Ali datang?" Ucapannya seolah tahu apa yang sedang aku pikirkan.

Aku sedikit bernapas lega. Sepertinya dia begitu mengerti apa saja yang ada di dalam pikiranku.

*

Aku dan bang Haikal pamit usai mengambil motor yang dibawa oleh pak Ali sore tadi. Ayah menyuruh kami menginap, namun bang Haikal menolak. Kami hanya akan menginap saat akhir pekan saja. Agar dia tak perlu buru-buru bangun untuk berangkat ke kantor lebih cepat.

"Kau masih marah?" Dia bertanya saat berhenti di lampu merah. Aku yang memang sudah terbiasa memeluk pinggangnya sejak masih kanak-kanak tak menjawab. 

Ingin menggeleng, dia juga pasti tak akan bisa melihatnya.

"Aku benar-benar tidak tahu kalau Kania benar-benar berada di sana. Kau jangan nekat mengucapkan kata cerai lagi, ya. Aku jadi begitu malu karena perbuatanku kemarin. Aku benar-benar salah paham soal keinginanmu itu."

Aku mengulum senyum dari balik punggungnya. Sudah menduga kalau sikap ketusnya karena ingin menutupi rasa malu setelah kejadian malam itu.

"Kau tidak marah, kan? Kau tidak perlu takut. Aku bukan pedofil yang__"

Belum sempat dia meneruskan ucapannya, aku langsung mengeratkan dekapanku. Lantas menyandarkan pipi ke punggungnya.

"Aku percaya. Apa pun yang Abang katakan, aku percaya. Maaf kalau aku terlalu memaksa dan mencurigai Abang." Aku berucap setulus hati.

Ya, aku percaya. Seumur hidup aku mengenalnya sebagai orang baik dan selalu jujur. Hal itulah yang membuatku sedetik pun tak bisa menghapus rasa cinta hingga sampai sebesar ini.

Dia melajukan kembali motor maticnya saat lampu hijau menyala. Bisa kubayangkan kalau dia sedang tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkahku malam ini.

Sama seperti sebelum-sebelumnya saat aku selalu bertingkah manja di hadapannya.  

*

Siang ini aku menunggu Dea di kafe tak jauh dari kampusnya. Sebelumnya aku sudah menghubungi dan membuat janji. Sengaja kupasang wajah masam saat dia datang sambil melambaikan tangan.

'Munafik!' pekikku dalam hati.

"Dwiiiiii!" Dia merentangkan tangan dan segera merangkulku saat mendekat. Menempelkan pipinya ke pipiku dengan gemas.

"Thank you kadonya, Sayang." Dia tampak sumringah sembari memutar-mutar pergelangan tangannya di hadapanku.

Sebuah jam tangan cantik yang sudah lama dia idamkan kuberikan sebagai hadiah ulang tahun malam itu. Harga tak jadi masalah, karena selama ini dialah sahabat terbaikku. Meski terkadang ucapannya yang ceplas-ceplos tanpa filter, membuatku gerah, dan kadang naik darah.

Aku memutar bola mata. Masih kesal karena dia belum menyadari untuk apa aku meminta bertemu.

Aku masih membiarkannya berbasa-basi tentang acara semalam. Tentang acara yang berlangsung hingga tengah malam, juga tentang kado-kado mahal yang dia terima dari para undangan.

"Baiklah. Masih belum cukup pamernya?" Aku berujar sinis.

"Hei! Kau tampak aneh. Sepertinya dari tadi kau terlihat tidak senang. Ada masalah?" Sepertinya dia mulai sadar.

"Ya. Kau yang membuatku bermasalah."

"Aku? Apa salahku?" Wajahnya langsung berubah serius. Tahu bahwa jika sedang marah, aku bisa mendiamkan dan kembali memblokir nomornya hingga berhari-hari.

"Apa maksudmu mengundang Kania di pesta itu. Kau ingin mengadakan reuni tersembunyi antara suamiku dan mantannya?"

  

                                  ~~~~

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Gaming Tv
lbih syari lg kk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 83 (Ending)

    "Sudah kubilang itu bukan urusanmu. Kau semakin lancang, Bim. Aku tak mau punya teman sepertimu!" Kubuang muka, tanda tak terima dengan sikapnya."Aku mendengar pembicaraanmu saat di toko buku. Kenapa tak menurut saja? Suamimu bahkan ingin menjauh dengan kembali menyekolahkanmu." Ucapannya kini tak lagi kasar. Terkesan seperti memohon pengertian.Aku menelan ludah. Lalu beralih kembali menatap wajahnya. Begitukah cara dia mengungkapkan perasaannya? Sama sekali tak ada bedanya denganku. Egois dan selalu menggunakan berbagai cara."Kau mengikuti kami?" Aku langsung menebak.Dia sama sekali tidak menyangkal. Malah memandangku dengan sorot mata yang... mungkin meminta pengertian."Sikapmu sama sekali tidak mencerminkan mahasiswa terpelajar, Bim. Kau seperti....""Ya! Aku terlihat seperti orang gila, kan?!" Menggeram dia menebak ucapanku yang terhenti. "Aku sama sepertimu. Jatuh cinta pada orang yang salah."Mata itu kini

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 82

    Setelah menjalani proses yang memakan waktu cukup lama, akhirnya pengadilan memutuskan Kania bersalah. Dia dijatuhi hukuman dua tahun kurungan.Aku merasa lega, bukan hanya karena tindakan kekerasan yang dia lakukan terhadapku. Namun juga karena sikapnya yang selama ini terus menerus meneror batinku. Membuatku merasa tak layak dicintai oleh suamiku sendiri. Juga membuat bang Haikal selalu merasa rendah diri dan takut mencintai wanita sepertiku, meski telah sah menjadi isterinya.Masih kuingat dengan jelas wajah terakhir gadis itu sebelum petugas membawanya. Tak ada penyesalan terlihat di sana. Seolah apa yang dia lakukan bukanlah sesuatu yang salah. Di sidang-sidang sebelumnya pun dia selalu mengumpat jika sedang berpapasan denganku. Mengatakan kalau dia belum kalah, dan akan merebut kembali miliknya yang telah aku curi.Matanya jelas masih begitu berharap agar bisa bertemu lagi dengan suamiku. Memang selama sidang berlangsung, hanya sekali mantan kekasihnya itu

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 81

    "Jangan pedulikan ucapan mereka, Bang." Aku mulai merayu saat mendatangi suamiku di kamarnya. Aku membantu melepaskan kemeja yang tadi dia pakai.Entahlah. Masih canggung rasanya bagi kami untuk bersatu dan menempati kamar yang sama. Hingga kami masih harus saling menghampiri jika ada yang ingin dibicarakan."Sudah kubilang aku tak apa-apa." Bang Haikal tersenyum sembari memakai kaos oblong tipis untuk tidur. Lalu seenaknya membuka kancing dan resleting celana panjang, lalu menurunkannya tanpa pemberitahuan."Ish, Abang!" Tubuhku refleks berbalik memunggunginya. Malu jika melihat sesuatu yang sebenarnya sudah pernah aku rasakan."Kau kenapa?" Dia berjalan dengan suara yang kian mendekat."Kenapa buka celana di hadapanku?" Aku merengek."Kau ini aneh. Seperti tidak pernah melihatnya saja." Bang Haikal berjalan mendekati pintu dan menggantung celana panjang tadi. Kini dia sudah terlihat memakai celana pendek di bawah lutut."Tapi

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 80

    Bima tampak masih sangat tenang meski semua orang menatapnya. Ingin sekali rasanya aku mencekik lehernya karena telah membuat suamiku kembali memikirkan hal yang bukan-bukan tentang aku dan dia.Bang Haikal pasti berpikir kalau Bima masih menaruh perhatian dan mencari cara agar bisa mendekatkan diri denganku. Tanpa dia tahu, kini aku dan Bima terlibat selisih paham karena kekurang ajaran mahasiswa psikologi itu.Jika malam ini sampai terjadi masalah lagi di antara kami karena Bima, aku bersumpah akan melempar kaca jendelanya hingga pecah. Aku lelah dengan semua masalah yang seperti tidak ada habisnya."Wah, Bima baik sekali. Kau dengar itu, Dwi?" Ibu tampak lebih mengagumi pemuda itu dari sebelumnya. "Harusnya kau juga bersemangat seperti Bima. Bukannya kalian seumuran? Kau bisa mengejar ketertinggalan jika belajar bersama Bima."Aku mendesis pelan. Ibu seolah-olah masih menaruh harapan agar aku juga memiliki antusias seperti Bima. Menjadi anak perempuan

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 79

    Aku rasa sikapku selama ini terlalu kasar menghadapinya. Dari caranya menatapku tadi, seperti ingin menyapa dan menanyakan kabarku. Namun hal itu urung dia lakukan, karena Kania langsung menarik tangannya, dan menyeretnya menjauh dari kami.Tak lama kulihat sebuah mobil Daihatsu Sigra berhenti menghampiri mereka. Lalu gadis yang masih menatapku dengan penuh kebencian itu menghilang bersama ibunya saat mobil itu melintasi dan meninggalkan tempat."Singgah ke rumah, ya, Dwi. Biar nanti Haikal suruh menjemputmu di rumah." Ibu merangkulku hendak menuju mobil.Aku melirik Bima sekilas."Iya, Bu. Bang Haikal pasti akan bergegas menjemput jika tahu aku tidak di rumah." Sengaja aku bicara berlebihan agar Bima tahu bahwa hubungan rumah tanggaku tak seperti yang dia pikirkan.Dia hanya menatapku tajam tanpa mengucap sepatah kata pun.*[Norak!] Sebuah pesan whatsapp masuk atas nama Bima.Mataku membesar saat membacanya. Aku yang duduk di bangku belakang mobil milik ayah langsung membalasnya.[K

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 78

    "Sudah mulai nakal kau rupanya, ya." Bang Haikal menyentil keningku dengan jemarinya. Membuat bibirku mengerucut dibuatnya."Makanya jangan menyuruhku yang bukan-bukan. Lebih baik aku mengurus sepuluh anak daripada memegang buku pelajaran," protesku.Dia tertawa kecil. "Kalau soal membantah, kau memang juaranya." Bang Haikal mengacak-acak rambutku.Aku tersenyum malu. Menganggap bahwa hal itu adalah suatu pujian, bukan lagi sebuah sindiran yang dia alamatkan untuk mengejekku seperti biasanya.*Siang ini aku menemani Dea ke toko buku. Tadi aku menghampirinya di kampus, lalu pergi bersama dengan Honda Brio merah-nya. Hal rutin yang sering kami lakukan saat bahan bacaan di rumah sudah habis.Dea terkikik geli saat aku menceritakan ide bang Haikal yang ingin kembali menyekolahkanku. Aku mencubit bahunya karena terus-terusan meledek, bahwa suamiku mungkin amnesia dan tak lagi mengenalku. Si bodoh yang ingin cepat-cepat lulus SMA agar bisa menikah dengan pria impiannya."Wanita yang baik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status