"Coba sini aku lihat cincinmu." Dia mengambil cincin itu dan membaca namanya di dalam cincin itu. "Lydia K diurnia." Dia segera menatap puas kepada calon suaminya dan tersenyum.
"Namaku juga sudah sempurna," ucapnya lalu tersenyum konyol.
“Simpan dulu buat hari Sabtu,” guman Lydia dengan senyum penuh arti ke Jacob. Pria itu membalas senyumannya dengan memegang jemarinya.
"Jadi cincin sudah fix ya, apalagi?" tanya Pak Kurnia cepat, membuat Jacob segera melepaskan tangan Lydia.
Jacob memperhatikan wanita yang akan dinikahinya hari sabtu nanti. Dia merenggut, tersenyum dan mencibir, wajahnya terus berubah-ubah dan Jacob menyukai tiap
Tatapan Jacob begitu lembut, dan hangat, sangat berbeda dengan biasanya. Dia telah menyiapkan ini semua cincin, gaun, kue pengantin, "Yah ini hanya miniaturnya," pikirnya saat melihat miniatur kue pengantinnya yang cantik. Namun, ternyata Jacob sudah menyiapkan semuanya. Sepertinya dia benar-benar akan menikah sabtu ini.Lydia Kurnia akan segera menikah dengan Jacob Isaac. Oh, dia harus mempersiapkan banyak sekali, bunga, buket, oh… apa lagi ya? Seketika Lydia menjadi panik dan calon suaminya menyadari itu, karena tiba-tiba dia datang dan menggenggam tangannya.Saat merasakan kehangatan tangan Jacob, Lydia baru menyadari selama panik tangannya berubah menjadi dingin dan basah. Dia menatap bola mata berwarna coklat gelap Jacob yang sedang tersenyum kepadanya."Ev
Seketika juga Lydia berdiri dan membuka pintu dengan semangat, namun sepertinya hanya khayalannya saja, dengan kesal dia kembali menutup pintu sambil teringat kejadian tadi. Bagaimana bisa dia tadi naik ke punggung Jacob dan mengatakan semua hal itu kepadanya di depan semua orang itu."Aish malu sekali!" Pria itu memang membuatnya melakukan hal yang dia pernah pikirkan. Dia kembali menyibakkan selimutnya dan kembali bergelung, dingin setelah merasakan nyamannya tidur bersamanya, Lydia merindukan pelukan hangat Jacob, bahkan dia tidak akan keberatan dengan dengkuran pria itu."Menikah itu bukan hanya pestanya, tapi juga setelahnya," kata-kata Jacob tadi terngiang kembali di benaknya dan merasuk di hati Lydia."Aku memang tidak main-main, kali ini aku serius. Aku tak akan membiarkan pernikahanku hancur seperti papa-mama dulu. Jika sampai Jacob mulai memperlakukannya seperti mamanya dulu Lydia tidak akan menangis diam
Hari Sabtu yang dinanti akhirnya sampai juga, seharusnya Lydia mengadakan bridal shower, namun semua temannya di korea, dan … acara dadakan seperti ini untuk sosialita tidak bisa diterima, sebagian temannya marah atau malah mereka sudah ada agenda yang lain. Lydia akan sikat habis mereka semua, awas mereka nanti berani-beraninya berkata tidak pada Lydia! Kini dia benar-benar menyadari Lydia tidak memiliki teman yang menerimanya apa adanya.Jadi malam sebelum sabtu itu, Lydia masih tetap bergelung nikmat bersama Jacob. Mereka tetap tidur bersama, hanya tidur, berpelukan seperti hari-hari sebelumnya. Namun sepandai-pandainya tupai melompat pastinya akan jatuh juga.Sialnya pada pagi hari itu pada saat Jacob keluar dari kamar, Papa Kurnia hendak bersiap juga. Dengan wajah memerah pria itu langsung memanggil Lydia dan Jacob duduk untuk di lsidang."Papa …. Papa sama sekali tidak menyangka kalian ber
Seharusnya malam pertama itu penuh gairah dan bisikan-bisikan kata cinta, namun mengapa kini mereka berdua duduk saling bertolak belakang sambil menyilangkan tangan di dada? Emosi Lydia menguasai dirinya, dia marah sangat marah!Mereka masuk ke ruangan ballroom bagaikan raja dan ratu, tapi bukankah memang mereka menjadi raja dan ratu dalam sehari? Para undangan yang bisa datang mendadak ternyata lumayan banyak, Ruangan resepsi pernikahan mereka penuh dengan orang-orang yang Lydia tidak kenal. Jacob terus menyalami wajah-wajah asing itu dengan tersenyum palsu.Lydia yang awalnya semangat kini benar-benar ingin melepas tiaranya dan gaun pengantinnya segera. Kakinya pegal, dan gaun ini walau cantik ternyata sangat ketat sehingga dia tidak bisa bergerak dengan bebas. Wajahnya terasa pegal karena harus senyum terus menerus. Pada akh
Pria itu tak mengenakan apa-apa lagi di balik handuk itu, dan sepertinya dia sudah sangat siap tempur. Namun dia berpura-pura tak terjadi apa-apa di bawah sana. Dia malah sibuk menciumi bibir Lydia yang memerah karena gairah."Akhirnya sabtu ini datang," gumamnya dengan suara parau sambil terus mencumbu Lydia. Leher Lydia kini menjadi sasarannya, dia menyesap di sana sini, membuat Lydia mengerang nikmat dan kembali menari di bawah tubuh Jacob. Pria itu menahan dirinya dengan sebelah tangannya agar tidak terlalu menindih Lydia. Istrinya cantik sekali, dia tak percaya akhirnya dia bisa menikahi wanita secantik ini.Sambil masih merasakan cerukan leher Lydia, tangan Jacob mulai membelai dan meremas apa yang sudah mengeras di dada Lydia. Wanita itu mulai meracau saat jemari Jacob yang terampil membuka cangkang putih berenda i
Pertanyaan Lydia pertama tidak jelas, Setelah pelepasan yang kedua, otaknya terasa menjadi kosong dan dia tak bisa berkonsentrasi untuk sesaat. Mengapa wanita ini bertanya kepadanya disaat semua sudah jelas?Jacob sudah dalam posisi hampir tertidur, dikecupnya ulang pundak istrinya."Aku selalu mencintaimu sayang, sudah dari dulu," jawabnya jujur dari lubuk hatinya paling dalam. Lydia tersenyum puas mendengar jawaban suaminya, kantuknya menyusul."Oh, aku aman berati, aku juga mencintaimu, Jacob." bisiknya pelan membuat Jacob tersenyum dalam tidurnya.Inikah yang namanya menikah dan bahagia, karena hatinya terasa penuh dan Lydia mau meledak rasanya.Keesokan paginya, Jacob sudah tidak ada saat Lydia membuka matanya. Dimana suaminya, dia masih mau bergelung bersamanya. Sambil mendesah kesal dia duduk di atas tempat tidur."Jacob…," panggilnya
Jacob menoleh dan menatap tangan yang baru saja menepuk pundak istrinya. Dia melotot dan mendengus tak suka."Lydia kamu kemana aja?" Aku tungguin berapa hari ini nggak kelihatan. Hanya kamu kan temanku di sini, aku kesepian." Levi merajuk sambil melirik ke pria berbadan besar di samping Lydia. Jacob mendengus dan menggamit tangan Lydia yang mulai senyum-senyum kepada Levi."Sory kemarin aku sibuk." Lydia tersenyum manis kepada Levi, Jacob mulai mendongkol."Sibuk? Dia sibuk? Kita itu habis menikah!" pikir Abraham kesal sambil memandang dingin ke pria itu.“Oh, sekarang kamu mau kemana? aku lapar, kita makan yuk?” ucap pria itu tak tahu malu, Jacob kembali menggamit tangan Lydia.
“Levi,” desah Lydia dengan kecewa. Pria itu juga menatapnya dengan kecewa, pasti dia mengira dirinya adalah suaminya tadi. Levi mengetahui semua tentang Lydia, dia sudah mengikuti IG-nya Lydia. Dia bahkan sudah menunggu wanita itu datang seminggu sebelum wanita itu sampai ke Bali. Dia pengikut Lydia nomor 1. Walau dia berganti model rambut dan melepaskan kaca matanya, Levi tetap berharap Lydia mengenali wajahnya.Hatinya sakit, karena bagaimana perjalanan bisnis bisa berakhir menjadi pernikahan. Bagaimana wanita itu tetap memilih bersama pria itu, walau berulang kali Lydia disakiti pria itu! Levi adalah pengikut nomor satu Lydia, dan wanita itu membuatnya terlalu mudah bagi Levi untuk memantaunya. Wajah pria itu berulang kali tersorot, dan Levi curiga mereka ada hubungan tertentu. Tapi menikah? itu tak mungkin? Bagaimana ratunya bisa menikah begitu saja? Apakah dia gila, apa