Home / Romansa / Jadi CEO Setelah Diceraikan / Jatah Harta Gono Gini

Share

Jatah Harta Gono Gini

Author: Saga
last update Huling Na-update: 2022-08-28 16:38:44

Namun, pada kenyataannya tidak semudah itu untuk kembali bersama dengan Septi. Apalagi kedua anak Septi yang terang-terangan menolak ayahnya kalau masih bersama dengan Jihan. Maka pulangnya Wisnu kembali ke keluarga Jihan. Marni yang mendengarnya marah.

“Masa kamu enggak bisa membujuk istrimu supaya baikan?”

“Enggak bisa, Ma. Aku malah diusir sama dia. Sepertinya dia sudah membujuk kedua anakku juga supaya ikut membenciku.”

“Memang keterlaluan istrimu itu. Sombong sekali dia. Ayo, Ma kita ke rumah Septi lagi. Kita labrak dia!”

Dina angkat suara. Marni setuju. Mereka pun kembali dengan menggunakan motor matic menuju rumah Septi.

Pada saat itu, Septi sedang bersantai bersama kedua anaknya. Ada Bik Ratih juga. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kehadiran tamu yang tidak diundang. Tapi, terlebih dahulu, tamu tersebut dihalangi oleh sekuriti.

“Ternyata, Septi sudah membayar sekuriti, Ma. Dia sepertinya takut kalau kita datang lagi. Dia takut kalau kita labrak!”

Dina berkata sinis. Memang semenjak kejadian kemaren, Septi langsung mempekerjakan sekuriti. Selain untuk menjaga keamanan, termasuk dari tamu-tamu yang tidak diharapkan datang tersebut.

“Minggir! Kami mau bertemu dengan Septi!”

Septi yang mendengar kegaduhan itu langsung mendekat. Memberi instruksi kepada sekuriti itu untuk minggir sesaat.  Dia sempat meminta kepada Bik Ratih untuk membawa anak-anak masuk ke rumah.

“Ada apa lagi, Bu Marni, Mbak Dina?”

“Heh! Wanita sombong! Berani sekali kamu mengusir suamimu sendiri dari rumah ini! Padahal kan dia beriktikad baik untuk berhubungan baik denganmu!”

“Berhubungan baik? Pasti ada maunya kan?”

Marni dan Dina tercekat. Bagaimana bisa Septi membaca jalan pikiran mereka.

“Kalian menyuruh Mas Wisnu datang ke sini. Baik-baikin aku, supaya bisa mengambil sesuatu dari rumah ini kan sebelum perceraian terjadi.”

“Jangan asal bicara kamu dan jangan ke-geeran! Wisnu ke sini semata-mata ingin memperbaiki hubungannya dengan anaknya yang telah kamu rusak. Kamu memang selain tidak becus menjadi istri. Juga ibu yang tidak baik. Menghasut anak-anak Mas Wisnu supaya membenci Mas Wisnu dan semua hak asuhnya jatuh ke tangan kamu kan?”

Dina mencerocos. Menuduh Septi yang bukan-bukan. Cukup membuat batin Septi terguncang. Namun, Septi harus tegar. Ada kehidupan di dalam rahimnya yang harus dia pertahankan.

“Oh ya? Masak sih? Kalau Toh Mas Wisnu ingin menjalin hubungan baik dengan anak-anaknya. Seharusnya dia tinggal di sini lebih lama. Menghabiskan waktu lebih lama dengan anaknya. Daripada bersama dengan wanita yang katanya mengandung anak Mas Wisnu. Padahal belum tentu juga kan?”

“Apa maksudmu berkata begitu? Kamu mau bilang kalau anakku murahan?”

“Memang itu kenyataannya? Apa coba sebutan bagi wanita gatel dengan suami orang. Sudah jelas-jelas sudah punya keluarga. Tapi, masih saja digodain. Bukan tidak mungkin kalau dia juga kegatalan dengan lelaki lain di luar sana. Bisa saja itu anak orang lain kan? Bukan Mas Wisnu?”

Marni geram mendengarnya. Begitupun dengan Dina. Jihan pada kenyataannya memamg menggoda suami orang. Bukan semata-mata keinginan Jihan tapi desakan dari Marni dan Dina yang menginginkan kehidupan lebih baik setelah merebut Wisnu dari Septi. Tidak peduli dengan hancurnya Septi. Kalau Septi berkata begitu, jelas saja menghina Marni dan Dina, karena mereka adalah dalang dari rusaknya rumah tangga Wisnu dan Septi.

“Lancang sekali kamu berkata begitu! Kamu mau apa kami laporkan ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik! Kamu sudah melecehkan nama baik keluarga kami!”

“Silakan saja, aku tidak takut. Malah aku bisa viralkan kasus ini ke sosial media. Supaya semua orang tahu. Betapa murahnya keluarga kalian. Bisa-bisanya menyuruh anak untuk menghancurkan rumah tangga orang lain. Sampai mengandung lagi. Aku yakin, netizen semuanya akan membelaku, termasuk tetangga-tetanggamu. Hal itu akan membuat kalian terdesak di lingkungan kalian sendiri.”

Sekali lagi Marni dan Dina dikejutkan dengan keberanian Septi. Septi bukan wanita lemah yang ada di sinetron iklan terbang. Apalagi di cerita novel-novel rumah tangga murahan yang hanya menceritakan tentang istri yang selalu terinjak-injak.  Septi adalah wanita yang begitu besar. Pintar membalikkan omongan. Mendesaknya sama saja dengan mencelakai diri sendiri.

“Dasar kamu wanita sampah! Sikapmu ini benar-benar menjijikkan!”

Kalau kalah debat hanya sumpah serapah yang keluar dari mulut mereka. Septi hanya mengelus dada. Sedangkan sekuriti yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.

“Kami tidak akan berhenti sampai di sini, Septi! Kami akan datang lagi dan lagi untuk memperjuangkan hak kami. Eh, maksudnya hak Wisnu. Dia tertindas gara-gara mempunyai istri seperti kamu. Matre, tidak hormat dengan suami, sok berkuasa. Semoga Azab akan segera menimpamu.”

Septi hanya tersenyum kecut. Kelakuan mereka mirip dajal kok membicarakan tentang azab. Ya seharusnya mereka yang diazab. Septi sudah mempersiapkan rencana yang elegan untuk membalas mereka. Halus namun sangat keji sekali.

“Silakan saja kalian datang. Tapi, jangan harap kalian bisa masuk. Ada sekuriti yang sudah kusiapkan. Untuk mengusir kalian sewaktu-waktu kalian datang.”

“Memang wanita sombong! Ingat akan harta gono gini Wisnu! Dia sudah bekerja keras supaya bisa membangun rumah ini! Mobil! Dan semuanya! Semoga saja Wisnu tidak akan memberikan sepeserpun harta gono-gini padamu!”

“Bukannya kebalikannya ya? Aku yang enggak akan ngasih sepeserpun. Sekalipun, Mas Wisnu meminta. Dia hanya punya motor butut saja. Itu hasil kerja dia ketika baru menjadi kontraktor. Iya, padahal baru saja naik menjadi kontraktor sudah bertingkah dengan punya selingkuhan. Bagaimana kalau dia berhenti dari pekerjaannya? Kan kasihan kalian yang susah payah merebut lelaki tidak berguna.”

Wajah Marni dan Dina merah padam. Mereka tak mampu lagi mendebat perkataan Septi yang jauh lebih berkelas. Yang lebih menjengkelkan. Septi tidak berotot mengatakan hal itu. Santai saja, seolah menganggap mereka tidak penting.

Dina segera menarik tangan Marni. Menaiki motor matik mereka. Berlalu dari hadapan Septi beserta sekuriti. Septi memandang kepergian mereka sampai menghilang di persimpangan jalan.

Tiba-tiba, Septi merasakan nyeri yang teramat sangat. Dia memegang perutnya itu. Ketika melihat ke bawah darah tampak mengalir ke pahanya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Putri Cantik, Jelmaan Bidadari

    “Bayinya cantik sekali, Bu,” ucap Dokter sambil mendekatkan bayi yang bersih dan sudah terbalut dengan kain di dekat Septi. Septi yang sudah tidak sabar mengulurkan kedua tangannya, sehingga bayi itu beralih ke gendongannya. Dokter itu pun pergi meninggalkan mereka sementara.Septi tidak kuasa menahan haru melihat seorang putri mungil yang sedang menggeliat kecil. Gerakan kehidupan yang menambah kebahagiaan bagi keluarganya. Ekspektasi suaminya terkabul. Bayi yang sekarang ada dalam gendongannya adalah perempuan. Dan wajahnya cantik sekali mewarisi dirinya.“Pratiwi Nagara,” sebut Septi, sesuai dengan nama yang telah disiapkan Brata. Seakan merasakan batin sang ibu, bayi itu menangis. Septi segera menimangnya dan mencium pipi bayi kemerahan itu. Airmatanya tertumpah di sana.Sedangkan Alex memandangnya penuh keharuan. Sebuas apapun dirinya, kalau dihadapkan dengan pemandangan seperti ini pasti luluh juga. Dia yang tadi menyaksikan Septi yang berjuang bertaruh nyawa, hingga lahirlah ke

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Tidak Terduga

    Brata kembali meringkuk di balik jeruji besi. Pakaian yang dia kenakan adalah tahanan. Dia tidak menyangka seorang predir yang begitu terhormat sekarang tidak ubahnya sampah masyarakat yang tidak berguna. Imbas dari sikapnya yang terlalu arogan.Dalam diamnya, dia menyesali atas semua yang terjadi. Kepalanya dipenuhi oleh pengandaian yang tidak mungkin terjadi. Perasaannya terlalu tertutup oleh bayang-bayang Delinda. Entah kenapa dia sulit untuk melepas bayang-bayang wanita itu.Kejadian di restoran itu kembali tergiang di benaknya. Wanita yang mengaku Merlinda itu sangat mirip dengan Delinda. Kalau dipikir secara logika, apa yang diucapkan Merlinda itu cukup masuk akal. Dia menikah dengan Warren setelah sekian lama sampai mempunyai seorang anak, Jelas sangat mustahil kalau dia adalah Delinda yang masih selamat dari kecelakaan dan kemudian amnesia. Dan dia sudah seringkali mengecek di sebuah situs penerbangan kalau tidak ada korban yang berhasil ditemukan lagi, bahkan jasadnya tidak.

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Sebuah Rasa

    “Pak Brata, Halo. Halo,” ucap Rangga saat panggilannya berhenti secara sepihak. Dia mendecak kesal pandangannya tertuju ke arah ruang bersalin di mana di dalamnya sudah ada Alex yang ikut masuk ke dalam ruangan tersebut.Beberapa saat yang lalu, suster keluar dan bertanya siapa suami dari Septi, Alex yang tidak tahu diri langsung menerobos masuk. Bahkan, sebelum dia bisa mencegah. Alhasil, sekarang Septi berjuang ditemani dengan cecunguk bedebah itu.Rangga tahu kalau tidak mungkin Brata datang hari itu juga karena sedang berada di dalam penjara. Maka perlindungan terhadap Septi jatuh kepadanya sebagai orang kepercayaannya. Persoalan rumah tangga memang rumit dan Rangga justru sering berkecimpung dalam urusan rumah tangga majikannya.“Pak Rangga,” ucap Dinda yang mengejutkannya, dia muncul sembari merangkul Bagas di sampingnya yang terlihat mengantuk.Rangga memaksakan untuk tersenyum. Dia menurunkan tubuhnya hingga sejajar dengan Bagas,”Kamu mengantuk ya? Om minta anak buah om untuk

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Orang Lain Yang Mendampingi Istriku

    “Ya Ampun, Brata kamu kenapa?” tanya Jesica khawatir saat melihat Brata duduk di hadapannya. Dia baru bisa bertemu dengan Brata setelah menunggunya sadar dari pingsan, sampai sebuah insiden yang membuat Brata babak belur seperti ini.“Ini gara-gara para bedebah yang ada di dalam penjara itu, Ma. Awas saja kalau aku sudah keluar dari penjara. Akan kulenyapkan mereka dalam sekejap,” gerutunya dengan gusar. Jesica menghela nafas. Lagi-lagi Brata berbuat ulah seakan merasa dialah yang terbaik. Arogansi yang cenderung merugikan dirinya sendiri.“Brata, Stop it! Itu mungkin karena kamu yang membuat ulah duluan, makanya kamu bisa babak belur seperti ini.”Brata menatap Mamanya tidak percaya,”Kok Mama belain mereka. Aku Ini Presdir. Seharusnya pada begundal itu hormat kepada saya, bukannya berbuat kurang ajar!”Jesica menggeleng-gelengkan kepala. Dia mengurut dada melihat anaknya yang masih keras kepala atas kesalahannya. Tidak mau kalah dan mengalah.“Sekarang, Lebih baik Mama bilang kepada

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Kesombongan Brata

    Brata terbangun dari tidurnya. Begitu merasa berada di tempat yang asing, dia terhenyak. Dia memegang kepalanya yang masih terasa pusing.“Jeruji besi?” gumamnya. Dia mencoba mengingat kejadian sebelumnya. Astaga apa mungkin karena kesuruhan itu, dia dijebloskan penjara.“Woi! Get me out from this fucking place!” teriak Brata sambil memegang dua tabung besi. Menghardik petugas yang kebetulan lewat.“Shut up!” pekik tahanan yang lain. Brata menengok ke belakang. Terlihat lima tahanan tengah berdiri dengan raut wajah yang sangat. Demi apapun, tidak pernah terlintas di benaknya berada satu sel dengan para berandal. Dia adalah pria yang sangat terhormat. Sangat tidak selevel berada di tengah-tengah mereka.“Apa? Berani kalian dengan Saya!” hardik Brata dengan arogan. Merasa tersinggung dengan kelakukan penghuni baru itu, mereka saling pandang. Baru kemudian, mereka langsung sikap untuk menghajar Brata.“Heh! Apa-apaan ini!” ujar Brata panik saat kedua tangannya dicekal oleh dua pria bertu

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Video Viral

    Selepas makan malam, Septi termenung di atas ranjang. Sesekali, dia menengok ke samping di mana suaminya biasanya terbaring. Sudah beberapa malam ini, dia melaluinya tanpa terlelap. Tidurnya tidak tenang bahkan sering terbangun. Kalau sudah begitu dia teringat dengan Brata dan menangis sepanjang malam.Septi adalah wanita yang kuat. Tapi, sekuat apapun wanita pasti akan lemah karena kehilangan sosok pria yang biasa menaunginya. Seperti malam ini, dia sangat rindu mengoceh di depan Brata, sedangkan Brata mendengarkannya dengan tatapan seksama. Juga di kala dia mengantuk, maka Brata dengan sigap memberikan tangannya sebagai bantal dan Septi bisa memeluknya dengan leluasa, mencium aroma suaminya yang menenangkan sampai dirinya terlelap.Matanya menghangat. Namun, dia mencoba sekuat tenaga untuk menghalau tangisnya lagi. Ingin rasanya salah faham ini cepat selesai supaya hubungannya dengan Brata kembali seperti yang dulu. Tetapi, bagaimana mungkin bisa? Sementara Brata berada nun jauh di

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status