Beranda / Romansa / Jala Cinta Sang Mantan / Bab 3. Bertemu Calon Suami

Share

Bab 3. Bertemu Calon Suami

Penulis: Rianatj
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-18 14:55:24

Diterimanya Sally di perusahaan baru adalah batu loncatan terbaik dalam hidupnya. Setidaknya hal ini akan menjadi dasar kelak bagi dirinya untuk hidup mandiri jika suatu hari harus keluar dari kediaman sang papa.

Sepuluh tahun lalu, Sally dan Carol sempat keluar dari rumah itu dan memilih tinggal di rumah kontrakan yang dibayar oleh Carol sendiri karena tidak tahan dengan makian Briana setiap hari. Namun dua tahunan ini, mereka terpaksa pindah kembali atas suruhan Briana karena Raka terserang struk berat.

Jiwa kemanusiaan Carol tidak tega jika mengacuhkan keadaan suaminya itu. Raka tahu bahwa menikahi Carol untuk menutupi identitas Sally dari gunjingan anak haram adalah keputusan berat bagi Carol, terlebih lagi saat Carol tahu suami barunya itu telah berbohong mengenai statusnya yang sudah menikah lebih dulu.

Menjadikan Carol di posisi bersalah, membuatnya pasrah menerima cercaan dari keluarga Raka dan Briana.

Surat pengunduran diri langsung dibuat oleh Sally setelah mendapat balasan email dari perusahaan kapan dirinya harus mulai bekerja. Di perusahaan ini Sally juga tidak begitu nyaman karena persaingan jabatan yang tidak sehat membuatnya memilih untuk mencari perusahaan lain.

Saat makan siang, Ceri menghubungi Sally. Sapaan sahabatnya itu di sana terdengar senang sekali membuat Sally tahu bahwa berita baik sudah diterima oleh Ceri juga.

"Sal, gua ditawarin pekerjaan baru sebagai asisten public relation. Dan orang yang mereferensikannya itu loe. Memangnya betul??"

"Iya, Cer. Gua diterima di sana untuk posisi jabatan PR dan gua disuruh cari sendiri kandidat wakilnya. Tolong loe terima yah, gua butuh yang bisa gua percaya dan di otak gua cuma ada nama loe doang hehehe."

"Jadi kita kerja bareng dong. Wah! Gua mau banget lah. Oke, Sal. Gua buat surat pengunduran diri dari hari ini, minggu depan kita kerja bareng deh." Ceri senang sekali bisa bekerja bersama sahabatnya.

"Satu lagi Sal, gua berdoa semoga loe bertemu jodoh loe di perusahaan yang baru."

"Hehehe gua belum kepikiran ke sana, Cer." Jawab Sally tidak ingin memperpanjang obrolan soal jodoh.

Hembusan nafas Ceri terdengar di telinga Sally pertanda sahabatnya sedang merengut. "Loe harus mulai membuka lagi lembaran baru Sal, jangan mengharap Sean terus menerus. Memang sih dia juga belum menikah, tapi loe juga ngak bisa kan digantung ngak jelas gini. Ibarat baju dijemur kagak diangkat-angkat."

Ceri hanya terkekeh tidak berusaha terlihat berargumen ataupun terkesan memaksa Sally.

"Perumpamaan loe bisa yang bagusan dikit kali Cer, masa gua diibaratin gantungan baju. Lagipula Sean ngak gantungin gua juga. Sebelum ke Amerika kita memang sudah pisah."

Terdengar dengusan nafas Ceri seakan tidak sepaham denganku.

"Aku harap masa depan kita makin cerah, Cer, dan sekarang yang penting bisa membahagiakan mama.”

Hening sesaat kemudian Ceri mengalihkan soal percintaan Sally.

“Trus hubungan loe sama Pak General Manajer di sana gimana? Dia udah tahu loe mau pindah?”

“Gua baru ngirim surat pengunduran diri sih. Lagian gua udah bilang juga ke dia kalau gua belum mau menjalin hubungan sama siapapun.”

Lagi-lagi terdengar dengusan kasar Ceri. “Pak Arkan itu kesempatan langka loh, Sal. Udah ganteng, baik, kantongnya tebel, keluarganya juga udah kenal sama loe. Pasti jalan loe sama Pak Arkan bakalan mulus.”

“Gua belum bisa, Cer.” Akhirnya Sally mengakui semua alasan menolak pria yang mendekatinya semata-mata karena ia belum bisa melupakan Sean.

Usia Pak Arkan sebenarnya lebih muda setahun dari Sally, entah bagaimana pemuda ini bisa menjabat sebagai general manajer. Banyak yang bilang kalau Arkan adalah anak dari pemilik perusahaan ini dan sedang memperdalam ilmu manajemen.

Percakapan Sally dan Ceri terganggu karena ketukan pintu dalam ruangannya. Sally menatap siapa yang membuka pintu kemudian mulai merasa tidak enak hati.

“Cer, kita ngobrol lagi yah. Ada atasan gua nih masuk. Bye.”

Kemudian Sally ikut berdiri karena tidak enak duduk dihadapan sang atasan yang sudah berdiri dihadapannya memberikan wajah keruh yang sudah bisa ditebak oleh Sally apa penyebab wajah Pak Arkan demikian. Pasti ia sudah membaca email yang dikirimnya beberapa saat lalu.

“Ada apa, Pak?”

“Kenapa kamu berhenti?” Pak Arkan malah membalas pertanyaan Sally dengan pertanyaan.

“Seperti yang sudah saya info di email, Pak. Per minggu depan saya bekerja di perusahaan baru sebagai publik relation di sana.”

Pak Arkan masih diam menunggu penjelasan Sally. Sorot matanya terlihat teduh bercampur kesedihan di sana.

“Maaf, Pak. Ini kesempatan bagi saya untuk bisa mengembangkan diri dalam karier. Saya juga banyak berterima kasih karena Pak Arkan sudah baik dalam membimbing saya di perusahaan ini.”

“Ini masih jam istirahat, Sal. Sudah aku bilang berapa kali sih, panggil namaku. Apa sesulit itu kita jadi dekat?”

Kali ini Sally yang bungkam menunduk, enggan menanggapi ucapan Arkan yang mengarah pada pengakuan perasaannya setengah tahun lalu.

“Sal… Kalau kamu pindah kerja, apa bisa aku tetap berhubungan sama kamu? Atau mungkin mengajak kamu keluar di akhir pekan berduaan. Aku benar-benar ingin dekat dan kenal kamu lebih dalam lagi. Kamu tahu kan perasaanku.” Arkan memberanikan diri menyatakan kembali keinginannya untuk mendekati Sally.

Perempuan yang sudah membuat Arkan jatuh hati sejak gadis itu bekerja magang di perusahaan ini. Dan tentunya membuat Sally sering dicemooh dan dijauhi beberapa karyawati karena Arkan selalu mendekati dan membelanya. Hal ini juga yang membuat Sally enggan bekerja lama di perusahaan ini.

Seorang Viko saja sudah membuatnya kelimpungan menghadapi tuntutan dan kecemburuannya saat mereka dekat. Ditambah lagi Arkan yang terang-terangan menyatakan perasaannya lagi.

“Maaf, Pak. Saya tidak bisa. Lagipula saya sudah dijodohkan oleh keluarga saya, makanya saya tidak bisa menjalin hubungan dengan orang lain.”

“Kalau kamu mau, pasti bisa kamu tentang kan. Ini bukan lagi jaman siti nurbaya yang masih kental dengan adat perjodohan, Sal.”

“Tapi saya juga keberatan didekati, Bapak.” Seru Sally bersuara lebih tegas pada Arkan.

“Oke, saya akan menyetujui surat pengunduran diri kamu. Dengan syarat saya yang mengantar kamu pulang di hari terakhir kamu bekerja.”

Sally mendengus dengan sikap keras kepala atasannya itu. Namun demi masa depan, akhirnya Sallu mengangguk menyetujui ajakan Arkan, membuat pemuda itu tersenyum lebar seketika.

“Oke, Jumat ini aku yang akan mengantar kamu pulang.” Lalu berbalik keluar dari ruangan Sally dengan wajah sumringahnya.

Sedangkan Sally hanya menggeleng melihat kelakuan atasannya. Kemudian menyusul keluar ruangan untuk ke toilet. Di dalam bilik toilet, Sally mendengar suara staf lain masuk sambil mencibir tentang dirinya.

“Lihat aja tuh, makin hebat kan guna-gunanya si Sally. Pak Arkan sampai nyamperin ruangan dia mana lama banget lagi.”

Di dalam bilik, Sally mengulum tawa meledek. Lama dari Hongkong, obrolannya tadi paling hanya sekitar 10 menit saja.

“Kata sekretarisnya Pak Arkan, si Sally mau resign. Mungkin karena itu Pak Arkan nyamperin.”

“Yah bagus dong dia resign. Saingan gua ngilang tanpa gua harus cape-cape tending. Mungkin tahu diri kali selama ini gua sindir terus.”

Merasa waktunya di kantor ini tinggal sebentar lagi, Sally keluar dari biliknya lalu menatap wajah Donna dan asistennya yang terlihat kaget ternyata dirinya ada di toilet. Namun Donna sengaja menutupi rasa terkejutnya dengan wajah angkuhnya itu.

Sally mencuci tangannya tanpa menyapa Donna membuat wanita itu malah kesal bukannya tahu diri lalu menyusuli Sally yang sudah keluar duluan tanpa mempedulikan mereka. Donna menarik kasar lengan Sally hingga ia berbalik.

“Heh! Jangan sok sombong tuh muka. Loe keluar dari sini karena ngak bisa dapetin hatinya Pak Arkan kan jadi sekarang mau mancing di kolam lain. Mau cepat kaya ngak kayak gitu caranya!”

“Maaf, saya tidak merasa punya salah sama Mbak Donna. Pak Arkan adalah atasan saya, wajar kalau kami membicarakan masalah pengunduran diri saya.

Asisten Donna cepat-cepat menghampiri dan berbisik. “Ada Pak Arkan keluar dari toilet juga. Dia ada di belakang kita, Mbak.”

Bagai disambar petir, wajah Donna berubah pucat kemudian menoleh ke belakang melihat Arkan dengan tatapan menusuk kepada nya.

“Pak, Pak Arkan…”

Arkan mendekati Donna. “Tadinya saya tidak mau ikut campur masalah kecil dalam kantor ini. Tapi kalau nama saya sudah di bawa-bawa, artinya anda cari masalah dengan saya, Donna!”

Sally hanya diam dan membiarkan Donna mendapatkan karma nya. Orang seperti Donna adalah manusia yang tidak perlu di bela.

“Bu-bukan begitu, Pak.”

Malas melihat drama Donna, Sally memilih masuk ke dalam ruangannya meninggalkan Donna dan Arkan begitu saja. Langkahnya tentu saja menjadi perhatian beberapa staf yang sedang melihat pertunjukkan seru.

Tidak tahu hukuman seperti apa yang akan diberikan Arkan pada Donna. Mungkin SP-1 atau SP-2 dengan alasan membuat keributan dan merusak kenyamanan di kantor.

Sally lebih memilih mengerjakan pekerjaannya agar saat keluar dari perusahaan, ia tidak meninggalkan sisa tanggung jawabnya di sini.

Tidak terasa hari menjelang sore, Sally pulang ke rumahnya terburu-buru lagi menggunakan taksi.

Sama seperti kemarin, ia diminta pulang cepat. Entah ada apa lagi kelakuan Briana kali ini.

Sesampainya di rumah, ada beberapa tamu yang sudah hadir di ruang tamu.

“Nah ini anaknya baru pulang dari kantor. Sally sini, Sayang.” Panggil Brianan yang dibuat-buat lembut dihadapan para tamu nya.

Sally memilih duduk dekat mama-nya. Carol memegang tangan putrinya dengan wajah mengiba merasa kasihan karena tidak berani membantah apa  yang sedang Briana lakukan pada putrinya.

“Sally, ini adalah calon suami kamu yang sudah Mama ceritakan ke kamu beberapa hari lalu.”

Rasanya Sally ingin menangis ataupun berteriak melihat calon suami yang dikenalkan kepadanya hari ini. Apa mungkin ia bisa menikah dengan pemuda ini dan bahagia?

Namun entah mengapa saat menatap bola mata calon suaminya, Sally merasa jatuh cinta kembali dengan mata itu.

Pria paruh baya itu nampak masih gagah dan tampan, tersenyum pada Sally didampingi seorang wanita yang diyakininya pasti istri dari pria tersebut.

“Sana, kamu kenalan sama calon istri kamu.”

Briana tidak mau kalah. “Ayo, Sal. Kamu berdiri dan kenalan sama calon suami kamu.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jala Cinta Sang Mantan   Bab 98. You Are My Etenal Love

    Setelah mengetahui kebenaran tentang kesalahan yang dibuat papa Sall. Beberapa saat kemudian Sally meminta Sean untuk mengajaknya ke Surabaya dan mengajak ibunya untuk mengunjungi makam ayahnya.Sean sebenarnya sudah menyiapkan kejutan bagi Sally, namun setelah mendengar keinginan Sally ia harus merubah beberapa rencana.Sean sengaja tidak membuat rencana kerja untuk satu bulan ke depan, sehingga Mark hanya akan mengurus beberapa proyek yang belum selesai saja. Jadwal meeting untuk semua plan baru ia serahkan kepada Mark dan Ceri.Di kantor ruangan CEO kemarin Sean meminta tolong pada sahabatnya."Mark, kali ini gua minta tolong loe handel dan meeting buat planning proyek berikutnya." Ujar Sean sambil terkekeh meringis karena tahu bakalan diledek oleh Mark.Mark tersenyum mendecih meledek. "Awalnya janji ke gua cuma dua minggu, kenapa bisa beranak jadi satu bulan yah.""Sally mau ke makam papanya di Surabaya sama Mama Carol jadi terpaksa gua nambah cuti, lagian gua kan CEO nya, suka s

  • Jala Cinta Sang Mantan   Bab 97. John Dan Casey

    John dilaporkan oleh Carol dan Sally beberapa tahun lalu untuk laporan percobaan tindakan asusila untuk memberi hukuman jera pada John.Bahkan setelah bebaspun dia harus menjauh dan tidak boleh dekat sama sekali dengan Sally. John marah dengan hukuman yang ia terima. Akhirnya ia menghubungi Mira dan meluapkan kekesalannya."Hallo Mir, loe lagi sama Erik?""Iya, John. Kenapa yah?""Kagak, gua lagi suntuk aja sejak gua dilarang deketin Sally lagi.""John, kenapa ngak move on saja sih. Lupain Sally, masih banyak cewek yang mau sama loe. Loe itu ganteng, body oke, coba deh buka hati loe jangan mainin cewek cuma buat pelampiasan, ngak bagus juga buat kesehatan loe loh. Di dunia ini loe masih bisa ketemu cewek seperti Sally kan.""Kalau loe cuma mau nasehatin gua mending gua tutup aja deh. Gua nongkrong dulu ke klub."Mira menghela nafas dan menasehati temannya lagi meskipun tahu mungkin sia-sia. "Terserah John, jangan minum sampe teler nanti bikin masalah baru lagi.""Ah bawel loe. Yah uda

  • Jala Cinta Sang Mantan   Bab 96. Tidak Ada Yang Bisa Menghalangi

    Malu, adalah perasaan yang kini tengah mendera Carol dan juga Sally setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya di balik misteri meninggalnya Ruben. Sebagian dalam diri Carol menyalahkan dirinya sebagai penyebab dari keputusasaan suaminya demi membuktikan diri memperbaiki perekonomian keluarganya lepas dari bantuan kedua orang tua Ruben.Sedangkan putri mereka di masa sekarang malah sudah menikah dengan bos dari Ruben yang memecatnya dan sempat membuat Carol juga Sally salah paham. Tentu saja Carol merasa malu dan sebagai ibu Sally ia memikirkan perasaan putrinya yang kini sudah menjadi menantu di keluarga Linardi. Saat kedua tangan Carol menangkuo ingin meminta maaf, Reina cepat-cepat menghalangi niatan Carol dan merangkul temannya. "Semua sudah berlalu, jangan kamu hukum diri sendiri atas kesalahan yang tidak kamu buat. Kami tidak membenci kalian bahkan semua sudah berlalu. Kita lihat masa depan saja mulai dari sekarang dan menantikan cucu kita pastinya yah."“Maaf kalau aku sempa

  • Jala Cinta Sang Mantan   Bab 95. Fakta Mencengangkan

    Di dalam ruang kerjanya, Samuel merenung tentang kejadian masa lalu mengenai kejadian di Surabaya yang membuatnya terpaksa harus berurusan dengan hukum untuk pertama kalinya. Saat itu dia baru menjabat sebagai CEO menggantikan papa nya. Setelah mendengar cerita dari Carol lalu mendengar nama suaminya yang sama dengan direksi yang dia pecat waktu dulu membuat Samuel mencari tahu kebenaran hubungan antara Ruben karyawannya dengan Carol. Dan ternyata mereka memang pasangan suami istri dan hal itu membuat Samuel resah karena cerita versi Carol sangat berbeda dengan apa yang terjadi sebenarnya."Aku harus mengungkapkan semua ini dengan Sally dan mamanya. Supaya jangan sampai mereka mendengar dari orang lain."Samue berencana mengundang Sean, Sally dan mamanya Sabtu ini makan bersama di rumahnya. Sehari sebelumnya Samuel menyampaikan hal tersebut ke istrinya dan menceritakan kejadian masa lalu itu ke istrinya agar tidak terjadi kesalahpahaman.Reina terkejut bukan main tidak mengira takdir m

  • Jala Cinta Sang Mantan   Bab 94. Kebenaran Masa Lalu

    Akhirnya aku dapat melewati rasa trauma setahap demi setahap. Semua karena dukungan orang-orang di sekitarku, mulai dari mama, Mark, Ceri, kedua mertuaku dan yang terutama suamiku sendiri Sean. Dialah yang berperan paling besar memulihkan trauma ku. Mau bersabar menunggu mentalku siap untuk bisa menunaikan kewajibanku sebagai seorang istri.Semua pengorbanan yang dilakukan nyatanya tidak sia-sia ditambah dengan keinginanku untuk sembuh dari trauma. Bahkan sekarang aku sudah bisa melakukan kewajibanku sebagai seorang istri dan Sean juga yang memberikan dorongan demi dorongan kecil untuk menyemangatiku agar tidak berkecil hati. Merayakan setiap keberhasilan sekecil apapun itu untuk segala hal yang sudah kulakukan . Aku bersyukur dengan cinta pertamaku yang berakhir di pelaminan. Penantian panjang dan hambatan dapat kita hadapi asalkan bersama-sama memanglah benar hanya saja kalau boleh aku tambahkan juga dengan sikap mau berkorban dan memperjuangkan satu dan yang lainnya.Sean selalu m

  • Jala Cinta Sang Mantan   Bab 93. The Wait Is Over

    Mengandung 21+Sean melihat ruangannya sudah didekor dengan lilin-lilin kecil disepanjang jalan menuju kamar mereka. Ia tersenyum sambil meletakkan kantung belanja berisi kado pemberian keluarga dan kerabatnya di acara tadi."Hai Sayang, wah banyak banget kadonya." Sally menyambut suaminya keluar dari kamar mereka bergegas setelah merapikan kejutan di dalam kamar nanti.Sally menghampiri Sean dan memeluknya serta mencium pipi Sean tersenyum malu-malu terlihat dari rona di kedua pipinya."Jadi ini bukan rencana memberi kejutan Mark kan? Tapi buat aku, hayo ngaku.." Sean tersadar kalau apa yang dilakukan Ceri dan istrinya hanya sandiwara bagi Sally untuk menyiapkan semua ini.Sally tersenyum dan berjalan menuju kamar mereka memberikan senyum yang membuat desiran dalam diri Sean. Setelah meletakkan kado di sofa, ia pun bergegas mengejar Sally, menariknya dan mengecup bibir istrinya."Kamu membuatku tergila-gila padamu, Sayang." nafas Sean semakin menderu menahan diri melawan segala gejol

  • Jala Cinta Sang Mantan   Bab 92. Kejutan Untuk Sean

    Sally dan Ceri keluar kantor dengan alasan meeting, namun sebenarnya mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu dan memesan kue untuk pesta malam nanti. Setelah itu mereka ke penthouse untuk mendekor ruang tidur mereka. Tentu saja mereka pergi dengan supir kantor sesuai perintah Sean, namun mereka meminta supir tersebut untuk mengatakan kalau dia mengantarkan mereka ke kantor klien untuk meeting bukan ke pusat perbelanjaan. Sally merasa bersemangat mempersiapkan kejutan untuk suaminya. Ia ingin membahagiakan Sean yang semestinya sudah dirinya lakukan sebulan lalu semenjak nama belakangnya berubah menjadi nyonya Rolando..Setelah semua selesai, mereka makan siang dekat kantor lalu kembali bekerja seperti biasanya agar Sean tidak mencurigai mereka. Baru kali ini Sally belanja ala sat-set memilih hadiah untuk Sean karena apa yang dicari langsung terlihat oleh matanya dan dia langsung menyukainya dengan cepat.Jam kantor menunjukkan pukul lima sore, Sally dan Ceri naik ke r

  • Jala Cinta Sang Mantan   Bab 91. Kado Yang Tepat

    Sejak bertemu dengan John dan memutuskan untuk memaafkan serta melupakan rasa takut akan kejadian buruk sampai membuatku trauma dan mengalami mimpi buruk. Sekarang aku merasa lebih relax dan ringan seperti bebanku terangkat. Wajahku lebih ceria dari sebelumnya, ini semua berkat dukungan orang-orang yang menyayangiku dan juga keputusanku untuk berobat ke psikiater.Sean senang melihat perubahan dalam diriku beberapa hari ini. Setiap malam dia selalu mengecup keningku sebelum tidur lalu dengan lembut mengecup bibirku, entah mengapa ada dorongan dalam diriku yang menginginkan lebih dari ini. Tubuhku dengan reflek maju mendekati tubuh Sean, gemetar yang kurasakan sekarang berbeda dari rasa takut akan kilatan bayangan kejadian buruk itu. Melainkan getaran karena desiran yang menuntut dalam diri ini untuk merasakan lebih lagi.Tiba-tiba ciuman hangat itu berhenti dan Sean memelukku lalu tidur. Entah mengapa ada rasa kecewa malam itu tapi aku tidak berani mengatakannya pada Sean. Meskipun ke

  • Jala Cinta Sang Mantan   Bab 90. Kecewa Tapi Malu

    Saran dokter psikolog juga Ceri nyatanya benar setelah Sally membuktikannya sendiri. Luka yang dibuat John tidak menghilang dan terlupakan begitu saja oleh Sally ketika memutuskan untuk bertemu dengan John di dalam sel.Namun ada beban berat dalam pikirannya yang terangkat membuat Sally seolah terlepas dari aura kuasa gelap yang selama ini menderanya. Ditambah lagi dengan permintaan maaf John yang terlihat tulus membuat Sally menaruh rasa iba pada kakak kelasnya itu.Cinta itu memang dapat membawa dampak luar biasa bagi seseorang bagai dua sisi yang saling berlawanan. Seperti kisah cinta segitiga antara Sally, Sean juga John. Sean yang cintanya bersambut justru membuatnya menjadi pribadi yang jauh lebih dewasa untuk mengerti kekurangan Sally.Sedangkan John yang cintanya tidak berbalas pada akhirnya menjadikan Sally bak tropi yang harus dimenangkan bagaimanapun caranya bahkan harus menjadi orang jahat sekalipun dia tidak peduli. Namun pada akhirnya John menyerah mengakui kekalahannya.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status