Share

BAB 33 TERUNGKAP

“Kenapa kata-kata Mbak Halimah seolah menyudutkan Hanif dan Nadhira?” tuding Nur, kalap.

“Sabar, Nur. Bukan begitu maksudku,” Halimah merasa kelabakan karena kedapatan mnggunjingkan Nadhira dan Hanif.

“Mbak, nggak perlu membuat asumsi-asumsi yang menyudutkan seperti itu. kalau mbak penasaran, kan bisa tanya langsung sama saya. Kenapa harus bergunjing seperti ini?” keluh Nur.

Halimah menggandeng lengan Nur ke arah dalam, karena merasa tidak enak dengan para pekerja Nur yang sedang menyiapkan makanan di dapur.

“Maaf, Nur. Aku tidak bermaksud bergunjing. Kami juga mau mengatakan hal itu pada Ibu, tapi ibu masih belum selesai mengaji. Apa kam tahu, Hanif tadi malam ke kamar Nadhira? Apa kamu tidak curiga anak kamu diapa-apakan sama Hanif?”

“Mbak, jangan menuduh yang bukan-bukan. Hanif itu laki-laki baik. Saya dan mas Hamzah punya hutang budi yang besar pada Hanif,” raut tidak suka tampak jelas di wajah Nur.

“Apa maksud kamu Nur? kenapa kamu jadi punya hutang budi sama Hanif?” tanya Halima
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status