Hanya untuk sekedar menikmati gulungan ombak laut yang seakan membuat kami melupakan kepenatan untuk sementara waktu.
Semua orang sedang asik bermain air. Sedngkan Mila, dia hanya duduk saja di tepi pantai seorang diri sambil melihat sahabatnya yang sedang asik bermain air.
Bima yang melihat itu tidak nelewatkan
Kesempatan ini. Ia pun berjalan untuk mendekati Mila."Hai..." sapa Bima.
"Hai." balas Mila.
"Nggak ikut main air?" tanya Bima. Dan hanya di balas dengan gelengan kepala oleh Mila.
Bima berusaha mengajak ngobrol Mula kembali, tapi hanya di tanggapi sekedarnya saja oleh Mila.
"Abang kamu orangnya asik juga ya." Bima terus berusaha walau dia tau akan di cuekin oleh Mila."Hemmmm.. Dia itu Abang sekaligus teman buat aku berbagi kalau d rumah." Balas Mila.
Bima terkejut tumben sekali dia mau bicara panjang pada diri nya pikir Bima. Karena Mila itu cuek terhadap sekeliling nya bahkan pada orang yang selalu mencari perhatian nya.
"Aku tadi mendengar kalau kamu pergi ke kota ini tanpa meminta ijin dari orang tua kamu ya ?" Tanya Bima, yang langsug membuat Mila menoleh pandangan nya ke arah Bima berada.Mereka pun saling bersitatap dengan waktu yang lama, sampai teriakan dari Tina yang mengagetkan mereka. Dan itu membuat keduanya jadi salah tingkah.
"Maaf, bukan maksud aku ingin menguping. Tapi aku tadi mendengar nya secara tidak sengaja." Bima mencoba menjelaskan kepada Mila, yang di balas dengan helaan nafas berat Mila.
Mila pun mulai bercerita tentang niat dan janji nya kepada teman nya, karena Mila tidak mau mengikari janji nya sehingga membuat dia nekat pergi walau tanpa ijin dari orang tua nya.
Sekarang Mila sudah bisa bernafas lega karena menurut penuturan Abang nya , kedua orang tuanya sudah tidak marah lagi dan bisa menerima keinginan anak perempuan mereka asal Mila bisa menjaga nilai - nilai agama yang telah di ajarkan oleh kedua orang tua nya.
Setelah puas bermain air, mereka pun pulang. Di tengah perjalanan mereka mampir di kedai makan ayam bakar yang tudak jauh dari Dormotori Mila dan kawan -kawan.Mereka terlihat menikmati makanan mereka, kadang sesekali mereka tertawa karena kekonyolan Tina. Tina memang orang yang super gokil, dia tidak bisa melihat suasana yang sepi dan sunyi. Jiwa kocak nya pasti meronta - ronta, dan membuat Yanti dan yuda lah yang menjadi bulan - bulanan candaannya kali ini. Karena diam - diam mereka selalu curi - curi pandang yang di akhiri dengan senyum malu - malu dari Yanti.
"Tinggal ngomng aja kok susah banher sih." Ucap Tina sambil memasukan makann kedalam mulutnya.
"Hus, kalau makan nggak boleh ngomong" ucap Bang Yudha.
"Habisnya pandang-pandangan mulu, jiwa jomblo ku meronta -ronta jadinya" balas Tina tak mau kalah.
Sontak ucapan Tina membuat Yangi tersedak dan Bang Yudha langsung memberikan air minum kepada Yanti.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Bang Yudha. Dan di balas gelengan kepala oleh Yanti.
"Serasa banyak nyamuk ya di sini" perkataan Tina sontak membuat Bang Yudha dan Tina salah tingkah.
Aku yang mendengar celotehan Tinah hanya tertawa ringan saja, dan terdiam ketika mendapat tatapan tajam Bang Yudha.
Setelah pergi dari tempat makan itu, kami pun langsung pulang ke Dormitory. Bang Yudah pun pamit untuk pulang ke hotel dan besoknya akan langsung pulang ke Palembang lagi dengan penerbangan pagi.
Aku tidak bisa mengantar Bang Yudha le Bandara dan syukurnya Bang Yudha bisa memakluminya.
Kami pun langsung membersihkan diri dan siap pergi ke tempat tidur masing-masing untuk beristirahat.
Seperti biasa jikalau malam Dormitori akan terlihat sangat ramai, banyak pemuda-pemudi yang tinggal jauh dari orang tersayang untuk mendapat kehidupan yang lebih baik.
Malam ini kami bertiga duduk di belakang dormitori untuk sekedar santai sambil menatap lapangna luas yang di tumbuhi rerumputan tipis, karena cuaca sangat cerah dan sinar rembula cukup untuk menerangi malam kami.
Di belakang Dormitori bukan hanya kami saja, tetapi banyak anak-anak PT tetangga yang sedang bermain gitar membuat suasana jadi ramai dan ceria.
Tepat pukul semblan, kami pun masuk kedalam dan bersiap untuk menjelajah ke alam mimpi agar besok tidak kesiangan untuk bekerja.
Semakin hari Bima dan Mila semakin dekat, karena perhatian dam kebaikan Bima membuat hati Mila menjadi tersentuh dan mencoba untuk membuka hatinya .
Walaupun jauh di dalam lubuk hati Mila masih tersimpan rapi sebuah nama, dia berharap akan menjadi kenyataan suatu hari nanti.
Setelah mendengar kecelakaan yang di alami suaminnya, Mila langsung berngkat dengan di temani Yuda. Sebelum berangkat Mila menitipkan Anak-anak nya kepada orang tua nya. Di tengah perjalanan tak hentinya Mila menangis karena memikirkan kondisi Damar, Yuda yang melihat adiknya tak henti menangisencoba untuk menghiburnya. Sesampainnya Mila di sana dia langsung menuju ke RSUD Pagar Alam. setelah melihat keadaan Damar seletika Mila merasa lega. "Sayang.." panggilan Mila membuat Damar tekejut "Sayang, sama siapa kesini?" Tanya Damar "Hai, bro" sapa Yuda "Bang .." ucap Damar yang memcoba bangun karena merasa tidak enak sama Yuda. "Udah- udah tiduran aja" ucap Yuda ketika melihat Damar mencoba duduk "Makasih ya Bang, sudah anter Mila ke sini" ucap Damar. "Iya, santai aja bro yang penting kamu gak kenapa - napa dan gimana pun Mila itu kan adik aku" balas Yuda. "Iya Bang, Alhamdulillah aku ngak kenapa- napa,
Bulan telah berlalu kandungan Mila mencapai 8 bulan, sedangkan Yangi telah melahirakan seorang anak laki- laki.Tinah yang masih betah mengikuti suaminnya yang tinggal di Batam juga baru saja melahirkan seoarang anka perempuan. Mereka tidak bisa berkumpul seperti dulu lagi karena kesibukan mngurus keluarga masing -masing. Mila mengalami kontraksi saat usia kandungan nya mencapai 9 bulan lebih 3 hari, kata orang memnag seperti itu bisa lebih bahkan kurang dari HPL. Damar tidak panik bukan nya tidak tapi Damar mencoba setenang mungkin saat Mila mengalami kontrasi, dia lalu mengambil barang yang sudah di siapkan sebelum nya oleh Mila.D Dengan mengendarai mobil Damar sampai juga di ruamh sakit yang telah menjadi langganannya periksa kehamilan Mila. Tak lama orang tua Mila pun datang dan mencoba menguatkan Damar yang terlihat cemas ketika berada di runag tunggu. "Owekkk...owekk.. owekk..." Terdengar tangisan bayi dari dalam ruang
Sekembali Damar dari kamar nya, dia berniat untuk menelepon mertuanya untuk datang kerumah nya. "Halo, assalamualikum Bu?" Salam damar pada Ibu mertua nya. "Baik Bu, hanya saja Mila muntah - muntah sejak pagi dan dia tidak mengijinkan aku mendekatinya."ucap Damar pada Ibu nya. "Iya, baiklah bu aku akan menunggu ibu." Damar pun mematikan telepon nya dan berniat mendekati Mila, tapi dia takut kalau Mila akan mual lagi. "Sayang, kau tidak apa-apa?" Tanya Damar dari jauh ketika melihat Mila yang tiduran di rung tv. "Iya sayang, aku hanya merasa mual dan pusing saja" jawab Mila "Apa kiat perlu ke dokter?" Pinta Damar masih dari kejauhan. "Mungkim aku butuh istirahat saja." Bakas Mila "Aku tadi menelepon Ibu dan meminta nya untuk datang kemari, karena kau akan mual kalau aku mendekati mu".jelas DamarMila hanya menganggukan keplanya, sambil terus tiduran. Tak lama bunyi salam dan ketukan pintu dari luar.<Ketik
Mila dan Damar pun pergi berbulan madu ke Singapura yang didapat dari kado kak Andre.Mila dangat senang begitupun Damar, selama di sana merek selalu pergi jalan -jalan. Mila selalu bergaya jika melihat tempat yang bagus berfoto dan Damar pun tidak pernah merasa bosan atau kelelahan.Tanpa di sengaja mereka bertemu dengan Tina dan suami yang kebetulan sedang berada di sana karena suami Tina ada kerja d Singapura. "Millaaaaa..." terdengar suara yang mamggil namany dan ketika dia melihtanya Mila terkejut ternyata Tian seketika mereka pun langsung berpelukan . "Di sini juga" tanya Mila dan Tina menjelaskan bahwa suaminnya ada kerja di sini selama seminggu. Sedangkan Mila akan pulang 2 hari lagi, karena dia sudah 4 hari berada di Singapura ini.Setelah berbincang merekapun berpamitan untuk kembalinke hotel karena waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Waktu pun cepat berlalu, Mila dan Danar pun pulang ke palembang. Tidak lupa dia membeli oleh -o
Sebelumnya Damar meminta maaf kepada Mila yang baru sempat datang sekarang.Karena dia tidak punya orang tua lagi , maka Andre lah yang akan menggantikan peran orang tua nya. Damar juga harus menunggu Andre yang baru pulang dati luar kota untuk melakukakan pekerjaan nya."Om, tante, maaf seharusnya saya datang ke sini beberapa minggu yang lalu, tapi karena kak Andre ada d luar kota jadi aku harus menunggunya pulang terlebih dahulu" ucap Damar mencoba menjelaskan kepada orang tua Mila "Kedatangan kami ke sini bermaksud untuk meminta Mila menjadi istri nya Damar, Om." Sambung Andre yang ikut bicara. Orang tua Mila menatap putri bungsunya dan meminta persetujuan dari nya. "Om tidak bisa menolak nya, dan tidak bisa menerima nya. Karena sebagai orang tua kami hanya ingin yang terbaik untuk putri kami." Jelas Bapak Mila kepada Andre dan Damar. Damar yang mendengar penjelasan dari orang tua Mila, menatap Mila dengan dalam seolah mengatakan kalu
Damar masih memikirkan ucapan Mila ketika makan malam itu, dia pun membicarakan hal ini kepada kakak nya Andre. Andre yang mendengar kabar dari Damar langsung menghubungi Yuda yang sudah kembali dari bukan madu nya seminggu yang lalu. Yuda mengucap syukur atas kabar yang dia terima dari Andre. Dan Yuda pun meminta agar Damar cepat menemui orang tua nya jika memang dia serius dengan Mila. Dua minggu berlalu tak ada kabar dari Damar membuat Mila merasa kehilangan. Mila berfikir kalau dia seharuanya tak mengucapkan nya "Aku gak mau pacaran " ucap Mila waktu itu. Damar yang mendengar nya itu mbuat dia terlihat murung. "Aku ingin, kau langsung memint ku pada orang tua ku." Penjelasan Mila membuat Damar senang dan sekaligus terkejut. Dorrrrr..... Mila dikejutkan oleh Yanti yang mengagetkan nya. "Melamun aja neng" ucap Yanti"Hemmm...pengantin baru, ngapain ke sini" ucap Mila."Memang nya kenapa gak boleh" ucap Yan