Share

4. Mencari perhatian

Hanya memakan waktu 1 jam kami sampai  di pantai  Nongsa,  kami  lngsung mengambil tempat yang enak dan nyaman.

Hanya untuk sekedar menikmati gulungan ombak laut yang seakan membuat kami melupakan kepenatan untuk sementara waktu. 

Semua orang sedang asik bermain air. Sedngkan Mila, dia hanya duduk saja di tepi pantai seorang diri sambil melihat  sahabatnya yang sedang asik bermain air. 

Bima yang melihat itu tidak nelewatkan 

Kesempatan ini. Ia pun berjalan untuk mendekati Mila.

"Hai..." sapa Bima.

"Hai." balas Mila.

"Nggak ikut main air?" tanya Bima. Dan hanya di balas dengan gelengan kepala oleh Mila.

Bima berusaha  mengajak ngobrol Mula kembali, tapi hanya di tanggapi sekedarnya saja oleh Mila.

"Abang kamu orangnya asik juga ya." Bima terus berusaha walau dia tau akan di cuekin oleh Mila.

"Hemmmm.. Dia itu Abang sekaligus teman buat aku berbagi kalau d rumah." Balas Mila.

Bima terkejut tumben sekali dia mau bicara panjang pada diri nya pikir Bima. Karena Mila itu cuek terhadap sekeliling nya bahkan pada orang yang selalu mencari perhatian nya.

"Aku tadi mendengar kalau kamu pergi ke kota ini tanpa meminta ijin dari orang tua kamu ya ?" Tanya Bima, yang langsug membuat Mila menoleh pandangan nya ke arah Bima berada. 

Mereka pun saling bersitatap dengan waktu yang lama, sampai teriakan dari Tina yang mengagetkan mereka. Dan itu membuat keduanya jadi salah tingkah.

"Maaf, bukan maksud aku ingin menguping. Tapi aku tadi mendengar nya secara tidak sengaja." Bima mencoba menjelaskan kepada Mila, yang di balas dengan helaan nafas berat Mila.

Mila pun mulai bercerita tentang niat dan janji nya kepada teman nya, karena Mila tidak mau mengikari janji nya sehingga membuat dia nekat pergi walau tanpa ijin dari orang tua nya.

Sekarang Mila sudah bisa bernafas lega karena menurut penuturan  Abang nya , kedua orang tuanya sudah tidak marah lagi dan bisa menerima keinginan anak perempuan mereka asal Mila bisa menjaga nilai - nilai agama yang telah di ajarkan oleh kedua orang tua nya.

Setelah puas bermain air, mereka pun pulang. Di tengah perjalanan mereka mampir di kedai makan ayam bakar yang tudak jauh dari Dormotori Mila dan kawan -kawan.

Mereka terlihat menikmati makanan mereka, kadang sesekali mereka tertawa karena kekonyolan Tina. Tina memang orang yang super gokil, dia tidak bisa melihat suasana yang sepi dan sunyi. Jiwa kocak nya pasti meronta - ronta, dan membuat  Yanti dan yuda lah yang menjadi bulan - bulanan candaannya kali ini. Karena diam - diam mereka selalu curi - curi pandang yang di akhiri dengan senyum malu - malu dari Yanti.

"Tinggal ngomng aja kok susah banher sih." Ucap Tina sambil memasukan makann kedalam mulutnya.

"Hus, kalau makan nggak boleh ngomong" ucap Bang Yudha.

"Habisnya pandang-pandangan mulu, jiwa jomblo ku meronta -ronta jadinya" balas Tina tak mau kalah.

Sontak ucapan Tina membuat Yangi tersedak dan Bang Yudha langsung memberikan air minum kepada Yanti.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Bang Yudha. Dan di balas gelengan kepala oleh Yanti.

"Serasa banyak nyamuk ya di sini" perkataan Tina sontak membuat Bang Yudha dan Tina salah tingkah.

Aku yang mendengar celotehan Tinah hanya tertawa ringan saja, dan terdiam ketika mendapat tatapan tajam Bang Yudha.

Setelah pergi dari tempat makan itu, kami pun langsung pulang ke Dormitory. Bang Yudah pun pamit untuk pulang ke hotel dan besoknya akan langsung pulang ke Palembang lagi dengan penerbangan pagi.

Aku tidak bisa mengantar Bang Yudha le Bandara dan syukurnya Bang Yudha bisa memakluminya.

Kami pun langsung membersihkan diri dan siap pergi ke tempat tidur masing-masing untuk beristirahat.

Seperti biasa jikalau malam Dormitori akan terlihat sangat ramai, banyak pemuda-pemudi yang tinggal jauh dari orang tersayang untuk mendapat kehidupan yang lebih baik.

Malam ini kami bertiga duduk di belakang dormitori untuk sekedar santai sambil menatap lapangna luas yang di tumbuhi rerumputan tipis, karena cuaca sangat cerah dan sinar rembula cukup untuk menerangi malam kami.

Di belakang Dormitori bukan hanya kami saja, tetapi banyak anak-anak PT tetangga yang sedang bermain gitar membuat suasana jadi ramai dan ceria.

Tepat pukul semblan, kami pun masuk kedalam dan bersiap untuk menjelajah ke alam mimpi agar besok tidak kesiangan untuk bekerja.

Semakin hari Bima dan Mila semakin dekat, karena perhatian dam kebaikan Bima membuat hati Mila menjadi tersentuh dan mencoba untuk membuka hatinya .

Walaupun jauh di dalam lubuk hati Mila masih tersimpan rapi sebuah nama, dia berharap akan menjadi kenyataan suatu hari nanti.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status