Tumbal Darah Perawan dan Misteri Desa Kanibal

Tumbal Darah Perawan dan Misteri Desa Kanibal

By:  Susi  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
22Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Menceritakan sebuah desa yang memiliki Kepala suku yang menganut agama hitam, dengan mengorbankan gadis perawan lalu memakan daging nya dengan bersama sama

View More
Tumbal Darah Perawan dan Misteri Desa Kanibal Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Zain losta masta
openingnya bikin gua tertarik.. cek juga novel saya ya kak, mohon pendapat dan sarannya dari kakak....
2022-12-25 08:43:27
0
22 Chapters
Bab 1
#TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBAL bagian 1 Desember kala itu, kami menyusuri sebuah Desa terpencil untuk melakukan penelitian tentang Adat dan Budaya masyarakat Indonesia. Kami ingin membuat sebuah film Dokumenter, mengenai kekentalan Budaya Indonesia yang masih terjaga. Apalagi diera Modern seperti ini, jarang sekali anak muda yang masih mengenal Budaya daerahnya sendiri. Dan Desa Kerta adalah tujuan utama kami, Desa yang terletak dipedalaman hutan yang dibelah oleh hulu sungai ini menyimpan beberapa misteri yang akan menyambut kami. Bermodal nekat kami akhirnya berangkat. Beranggotakan lima orang. Jeremi, Lisa, Kinara, Tias dan saya sendiri Arjuna. "Hati-hati le kalo keDesa terpencil jaga sikap kalian, jangan sampai menyinggung para tetua disana." ujar ibu sambil membereskan beberapa perlengkapan ku. "Arjuna akan ingat itu bu, Arjuna dan teman-teman akan jaga sikap selama disana." Selang beberapa saat terdengar klakson mobil Tias. "Arjuna berangkat dulu bu, ibu jag
Read more
Bab 2
#TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBAGIAN DUA"Lu dengan Jeremi gak ada niat buat baikan?" tanya Tias saat kami sedang membantu pak Ruli mengumpulkan kayu bakar didalam kebun miliknya."Nanti gue baikan." jawabku singkat."Kita ini satu team, jangan sampai karena masalah ini kita terpecah belah. Gue mau nyamperin buk Jum dulu, bantu beliau buat masak makan malam nanti." Tias berlalu pergi meninggalkan ku.Pak Ruli memanggilku, kami segera kembali kerumahnya. Saat berada dirumah kami tidak mendapati Jeremy. Ketika aku bertanya dengan Lisa, dia tidak mengetahui sama sekali kemana perginya Jeremy. Kami saling berpandangan satu sama lain."Nyusahin aja tuh bocah, awas aja kalo sampe dia balik bakal gue ulek-ulek. Gak bisa menjaga kelakuannya.""Sabar Jun, lu kayak gak tau aja siJeremy. semoga Jeremy mainnya gak jauh-jauh." ujar Kinara.Dilain tempat Jeremy sedang bermashyuk, dengan seorang gadis yang mengaku
Read more
Bab 3
#TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBAGIAN 3"Cling cling" bunyi mata pisau tersebut terdengar semakin nyaring. Berlomba dengan suara jangkrik dan kicauan burung hantu. Jeremi lelaki bertubuh gempal tersebut, tersadar dari pingsannya. Memicingkan mata dan seketika matanya terbelalak.Sang kepala suku tengah mengasah sebilah pisau. Setelah dirasa sangat tajam, dia mencoba menyembelih seekor kelinci tanpa ucapan Basmalah. Kelinci tersebut menggelepar di atas tanah, dengan kepala terputus. Jeremi hanya bisa menelan air ludah."Kau sudah sadar Jeremi?" Tatapan matanya memerah. Bau alkohol menyeruak didalam ruangan, bercampur dengan aroma darah.Jeremi menyadari jika dirinya telah terikat mati, disebilah batang kayu. "Apa yang anda lakukan kepada saya?"Kepala suku tertawa "Saya hanya bersenang-senang saja."Beberapa menit kemudian, seorang wanita memakai jubah hitam dengan wajah tertutup menghampiri mereka. "Ayah kita tidak pun
Read more
Bab 4
#TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBAGIAN 4Kami bergegas menuju sumber suara, "Kamu kenapa Ki?""Anu tadi ada kecoa Sa, spontan aku teriak. Maaf ya." ujar Kinara sambil menggaruk kepalanya."Ya Allah Kinara, kirain ada apaan. Hampir ni jantung copot." Lisa mengelus dadanya."Kalian berdua kenapa belum tidur?" tanya Kinara dengan ekspresi wajah datar."Aku lihat Juna minum. Gak seperti biasanya dia seperti itu. Ini semua salah aku Ki, andai aja waktu itu aku tidak bersikap berlebihan kepada Jeremi hingga menimbulkan pertengkaran diantara mereka." ujar Lisa dengan wajah tertunduk."Udahlah gak usah dipikirkan lu kayak gak kenal Jeremi saja." Kinara melirik permata yang digenggam Lisa. "Apaan ini Lis?" Kinara segera merebutnya dari genggaman Lisa."Itu cinderamata yang dikasih Rinta." ujar Lisa sambil tersenyum."Gue mau dong, ini buat gue aja?" Kinara meminta dengan sedikit memaksa.Lisa men
Read more
Bab 5
#TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBAGIAN LIMAPak Ruli segera menghampiri mereka. Matanya membulat sempurna "Bukannya kamu bilang kamu puasa?""Pak tadi Rinta habis nyuci buah di sungai belakang. Jadi Rinta lansung ke sini. Kak Lisa cuma megang saja. Liat gak ada bekas gigitannya." Rinta menunjukkan semua buah tersebut, buah-buah itu masih utuh tanpa ada daging yang terkoyak.Pak Ruli segera meninggalkan mereka. "Dek apa kamu tau kemana perginya Jeremi?" Rinta seolah terdiam dan menggelengkan kepalanya.Aku menemui kepala suku untuk meminta bantuan, tentang hilangnya Jeremi. Beliau berkata beberapa penduduk melihat Jeremi telah pulang dulu. "Ada beberapa penduduk melihat Jeremi menyusuri sungai. Saat ditanya dia berkata dia mau pulang ke kota, ada sesuatu yang mendesak. Dia menitipkan ini kepada bapak untuk kalian semua."Sepucuk surat mendarat di tanganku. Isinya permintaan maaf Jeremi, karena telah pulang duluan tan
Read more
Bab 6
#TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBAGIAN ENAM"Usstttt, jangan sampe suara kita memancing mereka." Aku berusaha mengingatkan teman-teman ku.Tias dan Kinara seketika memuntahkan kembali, daging yang mereka santap tadi pagi. Begitupula dengan ku."Juna sekarang kita harus bagaimana? Kalo beneran Jeremi mati diDesa ini, kenapa kita tidak bisa menemukan jenazahnya? Atau jangan-jangan Desa ini.......... " Tias berbicara tanpa jeda dan wajahnya pucat pasi.Lisa spontan menutup bibir sahabatnya tersebut "Ussst jangan keras-keras, mulai sekarang kita harus waspada. Jika pak Ruli atau istrinya menawarkan makanan berbahan daging, jangan sampai kalian semua ikut makan. Bisa saja itu daging Jeremi. Bukannya saya berpikiran buruk, hanya saja mendengar cerita Juna barusan itu sudah cukup menjadi bukti yang kuat. Ra coba kamu cek dulu, bekal kita kira-kira cukup gak untuk tiga hari ke depan?""Bentar gue cek dulu," Kinara segera b
Read more
Bab 7
#TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBAGIAN TUJUHKami berpencar, Tias dan Kinara berlari ke arah Selatan sementara aku dan Rinta ke Utara dan Timur. Aku bersembunyi di bawah pohon besar, sambil memegang busur panah. Jujur saja, aku belum pernah menggunakan benda tersebut. Aku hanya ingat ketika almarhum bapak mengajari dan itu sudah lama sekali. Samar-samar dari balik pohon, aku mendengar langkah kaki yang kian mendekat. Jantung ku berdetak kencang."Kita cari di tempat lain saja, lagian sasaran kita adalah ke dua gadis tersebut," ujar salah satu di antara mereka. Mereka berbalik arah dan setelah di rasa cukup jauh, barulah aku keluar.Baru saja hendak menarik nafas lega, karena terbebas dari kejaran mereka. Bahuku di pegang oleh seseorang. Tubuh ku gemetar, aku memberanikan diri membalikkan badan. "Pak Pepeng!!"Pak Pepeng mengangguk, dan ia membawa ku pergi dari pohon besar tersebut. Sepanjang perjalanan, kami hanya terdiam membi
Read more
Bab 8
#TUMBAL DARAH PERAWAN DAN DESA KANIBALBAGIAN DELAPANPak Pepeng segera mengambil busur panah, dia memberi kode agar aku membuka pintu tersebut. Aku membuka pintu dengan tangan gemetar. "Kinara," aku terperanjat seketika. Pak Pepeng segera menurunkan busur panahnya."Juna," Kinara segera memelukku sambil menangis terisak."Masuk dulu nak," ucap Pak Pepeng.Kinara masuk dengan langkah gontai, "Ki, Tias mana?" Aku tidak melihat Kinara bersama Tias."Tias...Tias....""Tias kenapa Ki?" Aku sangat panik saat itu."Dia di tangkap Juna, Tias di tangkap. Kakinya mengalami luka robek, dia terkena lemparan tombak mereka. Tias minta gue untuk berlari menyelamatkan diri. Maafin gue Juna, seharusnya gue gak ninggalin Tias di sana." Kinara menangis sesegukan.Aku dan Pak Pepeng saling berpandangan satu sama lain. Tubuh ku seakan lemas tak berdaya, aku segera ke belakang gubuk tersebut. Memandang awan dalam kegelapan malam,
Read more
Bab 9
#TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBAL BAGIAN SEMBILAN Pak Pepeng melemparkan bambu kuning runcing, kearah makhluk tersebut. "Juna apa yang kamu tunggu, ayo lari !!" Beliau menarik tanganku dan aku seketika langsung tersadar. Kami segera berlari bersama, menembus gelapnya hutan. Malam itu adalah malam mencekam untuk kami. Setelah tiba di tepi sungai, Pak Pepeng mengambil perahunya. Kami segera meninggalkan Desa tersebut. Aku hanya bisa terdiam, wajah ku pucat. Badan ku gemetar dan tubuh ku panas. Setelah sampai di Dermaga, kami segera turun dari sampan tersebut. Pandangan ku kosong saat itu. Kinara dan Pak Pepeng menuntun ku. Aku segera di kompres oleh Kinara, saat kami telah tiba di rumah beliau. "Juna badan lu panas banget." Pandangan ku samar-samar, seketika aku melihat Jeremi berada di antara kami. Dia tersenyum kepada ku, "Jeremi." Kinara segera menoleh, "Istighfar Juna, sadar Jeremi udah gak ada lagi." Kinara mulai menang
Read more
Bab 9
 BAGIAN SEMBILAN Pak Pepeng melemparkan bambu kuning runcing, kearah makhluk tersebut. "Juna apa yang kamu tunggu, ayo lari !!" Beliau menarik tanganku dan aku seketika langsung tersadar. Kami segera berlari bersama, menembus gelapnya hutan. Malam itu adalah malam mencekam untuk kami. Setelah tiba di tepi sungai, Pak Pepeng mengambil perahunya. Kami segera meninggalkan Desa tersebut. Aku hanya bisa terdiam, wajah ku pucat. Badan ku gemetar dan tubuh ku panas. Setelah sampai di Dermaga, kami segera turun dari sampan tersebut. Pandangan ku kosong saat itu. Kinara dan Pak Pepeng menuntun ku. Aku segera di kompres oleh Kinara, saat kami telah tiba di rumah beliau. "Juna badan lu panas banget." 
Read more
DMCA.com Protection Status