Share

binggo

Sore hari, setelah suasana mulai kondusif Mas Imam pulang dari suatu tempat dan langsung menemuiku di halaman belakang.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan, Mas?"

"Gak ada, gak tahu, aku blank, bingung dan pusing karena aku juga harus cari kerjaan untuk memenuhi kebutuhan Sari dan kalian juga," jawabnya mengusap wajah.

"Aku berterima kasih karena kamu sudah mengamankan sertifikat rumah ke tanganku, andai saja sertifikat itu ada disini mungkin istrimu akan menjualnya," balasku.

"Iya, itu hakmu, aku juga masih punya pikiran, mana mungkin aku serius mau mengusir kalian dari rumah itu," ucapnya tersenyum tipis.

"Jadi kamu gak serius?" tanyaku antusias.

"Hari itu aku hanya lagi emosi, ditambah aku kehilangan akal sehat, maaf ya," ucapnya menyentuh tanganku lalu menggengamnya.

"Lepasin tanganku, nanti istrimu melihat," ucapku

"Dia di kamar, dia tidak akan menyaksikan kita."

Dasar buaya! Ternyata di mana-mana laki-laki semuanya sama saja.

"Apa yang tidak aku saksikan? Apa Mas?" Wanita itu men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status