Share

hancur

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-02 03:37:33

Aku terbangun dari ringkukan tubuh di atas potongan sobekan pakaian suami, setelag dia datang dannkenyentuh bahuku lembut.

"Bund, ayo bangun," ucapnya lirih.

Menyadari bahwa yang memegang di bawah gua dalam Mas Imam aku langsung tersentak kaget dan menepis tangannya dengan kasar. Jijik rasanya disentuh dia.

"Lepaskan aku, beraninya kamu!" jawabku kasar.

"Aku tahu kau masih marah, aku tidak akan bertanya lebih jauh," ungkapnya sambil bangkit dan membersihkan potongan pakaian ke dalam plastik.

Aku bangkit dan dengan cepat kurampas plastik itu dari tangannya dan kembali menghamburkan pakaian yang dia pungut tadi hingga potongan-potongan lain itu berserakan ke udara.

"Jangan coba mengambil hatiku, aku sudah kehilangan rasa hormatku padamu," jawabku.

"Aku tetap akan berusaha menjadi suami yang baik," balasnya tersenyum tipis dan kembali berjongkok, mengulang lagi memungut pakaian itu.

Melihatnya yang berusaha sabar hati ini makin kesal, aku sudah bertekad tidak akan luluh apapun yang terjadi! Tidak akan pernah!

"Kenapa kau pulang, aku tidak sudi kau menampakan wajahmu di rumah ini, anak anak juga masih marah dan belum pulang juga, itu semua gara gara kamu!" aku berteriak sambil mulai meneteskan air mata.

Bayangkan rasanya, baru terbangun, masih dalam keadaan setengah mengantuk dan pusing, aku harus berjumpa dengan orang yang sudah menyakiti hatiku.

Lalu pikiranku, kembali ke memori terakhir semalam, di mana rasa putus asa dan hancur tiba-tiba merebak di dalam dada. Aku menangis lagi, menjatuhkan air mata yang tidak seharusnya bergulir untuk suami pengkhianat.

"Pergilah, aku tidak siap berjumpa denganmu," ucapku, kujatuhkan diri di sisi pembaringan lalu menangis tersedu-sedu sedang pria itu datang dan menyentuh lututku, dia bersimpuh dan minta maaf.

"Aku minta maaf," ucapnya pelan.

"Apakah kata maaf mampu menebus semua kesalahanmu, apakah minta maaf bisa mengganti waktu yang telah kugunakan untuk setia menunggu dan percaya pada ucapanku? Apakah kata maaf bisa mengubah perasaanmu atau memutar masa lalu agar kau tak perlu bertemu wanita itu?" Aku tak kuasa menahan sedih, bahkan saking pedihnya hati, rasanya aku tak mau hidup lagi.

Aku putus asa, seakan akan poros hidupku berhenti di titik ini, aku marah dan protes pada Tuhan, mengapa ia memberi kejutan hadiah yang menyakitkan. Lebih parah lagi aku tak punya siapapun tempat untuk berbagi, karena mertua pun sudah membohongi diri ini.

Kalau digali lebih dalam, mengapa ayah dan ibu mertua tega sekali sampai-sampai tak mau memberi tahu, mereka sekeluarga seolah kompak menipuku dalam kebungkaman mereka. Mereka tak menilai bahwa pengabdian dan bagaimana seriusnya aku merawat mereka selama sakit adalah sesuatu yang akan membuat mereka membelaku, tapi nyatanya, mereka lebih memilih wanita itu.

"Kenapa kau diam saja, Bund?" tanya Mas Imam mengguncang bahuku.

"Lepaskan aku, kemasi pakaianmu dan pergilah dari rumah ini," usirku.

"Aku akan menuruti apa maumu, tapi aku mohon, jangan ceraikan aku, aku mohon jangan pula kau tuntut aku untuk memyulitkanku," ujarnya pelan. Kata-katanya terdengar santai, tidak berempati padaku yang sedang tersakiti. Ia Masih memikirkan reputasi sementara aku tidak dalam hitungannya sama sekali.

Aku mendongak dan tertawa kesal menatap wajah pria itu, melihat balasanku dia nampak malu, juga gugup, namun tetap tersenyum tipis sedang aku makin malas memandangnya.

" Apa kau sadar bahwa aku akan mengambil rumah, isinya dan anak anak?"

"Iya, tidak masalah, itu hakmu, ambil saja, tapi tolong jangan ceraikan aku," pinta lirih.

"Kenapa tidak? apa kau ingin meminjam namaku untuk mengamankan statusmu di kantor agar kau tetap dapat gaji dan tunjangan? Apa kau akan gunakan hubungan bohong ini sebagai alat untuk mengekangku?"

"Tidak, aku masih mencintaimu dan menghargaimu sebagai cinta pertamaku," jawabnya.

"Jangan mencoba membujuk dengan dalih cinta, aku muak mendengarnya. Kau sudah memanfaatkan ku selama beberapa tahun lamanya, Pergilah kau dari rumah ini!" Aku mendorongnya.

"Aku akan pergi, tapi tenangkan dirimu," ungkapnya pelan sambil merangkul tubuhku.

Aku yang tidak terima diperlakukan di demikian langsung berbalik badan dan menamparnya dengan keras.

Lancang sekali dia berani memeluk tubuh ini sementara di lain waktu dia membagi pelukannya bersama wanita baru.

"Jauhkan tanganmu yang kotor dariku, sekarang mungkin aku hancur dan bersedih hati tapi lihat besok aku akan bangkit dan membalas perbuatanmu." Aku emngemas air mata dan rambutku yang berantakan.

"Jangan lakukan itu aku memang bersalah, aku iba pada wanita itu hingga ...."

Plak!

Belum selesai dia bicara aku sudah memukul wajahnya dengan kasar, aku melotot padanya dengan garang.

"Siapa yang menyuruhmu untuk bercerita? Aku tidak bertanya kenapa kau menikahinya dan aku tidak akan pernah ingin tahu."

"Aku hanya kasihan ...."

"Kasihan sembari melihat peluang untuk meniduri wanita cantik itu 'kan?"

"Dia juga baik, Yanti ...."

"Dia baik karena kau mau menanggungnya!"

"Aku sudah menabraknya dan membuatnya menderita," ungkapnya pelan. Kini dia yang terlihat putus asa mendudukkan dirinya di dekat meja.

"Kau bisa menanggungnya tanpa menikahinya, kenapa kau tak bicara? kenapa kau tak jujur?!" Aku melemparnya dengan remote AC hingga benda itu hampir mengenai matanya andai dia tidak mengelak.

"Karena kau pasti akan marah," jawabnya dengan nada yang amat pelan.

"Tentu, lihat aku murka, murka sekali, bahkan aku menggila, Mas! Kau puas sekarang?!"

"Aku tidak memberi tahunya bahwa aku punya istri!"

"Tapi kini dia sudah tahu, dan siap ditinggalkan, lalu apa yang kau tunggu lagi?"

Pria itu terdiam dan menelan ludahnya

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    ending 2

    Mendengar ucapan Mas Hamdan yang sangat lugas tentu saja ibu mertua merasa tidak enak kepada calon menantunya yang kini menangis tersedu dan putus asa ibu mertua segera bangkit dan mencegah mas hamdan melanjutkan perkataannya sambil mendekati Haifa dan merangkul wanita itu."Cukup Hamdan, cukup!""Ibu, biarlah Haifa tahu kenyataan sebenarnya agar dia tersadarkan dan bisa membuka hatinya untuk cinta yang baru. Wanita itu adalah wanita yang cantik dan sukses, dia bisa dapatkan laki-laki manapun yang dia inginkan.""Sudah cukup Mas, Kamu sudah menikah jantungku dengan kalimat-kalimatmu ucap wanita itu sambil merangkum tangisannya yang melolong sedih kedua anak kami yang baru saja pulang sekolah juga kaget melihat drama yang terjadi di ruang tamu. Mereka memandang kami dengan kernyitan dahi yang begitu heran."Ada apa Bunda?""Pergilah ke dalam.""Gak bisa Bund, kami juga berhak tahu," jawab Erwin."Ini masalah kami berempat, pergilah ke dalam," tegasku.Setelah memastikan anak-anak be

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    ending

    “Mas, aku sungguh minta maaaf atas apa yang terjadi Mas, situasinya memanas, Yanti mulai melawan ibu dan menyerang mental beliau, Yanti mulai menunjukkan taring dan keberaniannya untuk mendominasi di dalam rumah ini. Aku sungguh tidak menyangkanya Mas," ujar Haifa yang segera saja ingin mendapatkan pembelaan, dengan panik dan memasang wajah polos dia berusaha untuk mendapatkan kepercayaan Mas Hamdan.Dia pikir suamiku akan percaya semudah itu padanya. "Aku dengar percakaan kalian dari luar.'“Tapi itu hanya sebagian kan Mas? kau pasti tidak dengar dengan detil dari awal?” ucap haifa yang terus be rusaha meracuni pikiran suamiku.Sekuat apapun dia berusaha untuk meyakinkan mas hamdan wanita itu tetap dijauhi, jangankan mau disentuh, dihampiri daja suamiku langsung menjauh menjaga jaraknya.“Mas kamu kok hindarin aku?”“Kita ini bukan mahram! jaga sikapmu, kau bersikap seperti anak kecil di hadapan ibu dan istriku, apa kautak sadar?”“Saya masih tunangannya Mas…" Ada bola bening yang t

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    murka

    "Apa?!"Kedua wanita itu kompak berteriak dengan mata terbelalak Haifa sendiri sampai berdiri dari tempat duduknya sambil menatapku dengan tatapan melotot.""Apa kau yang menghasut Hamdan untuk memutuskan semua ini, Yanti?""Sudah ku bilang aku tidak berminat ikut campur, tapi aku hanya akan berdiri sesuai dengan batasan dan tugasku. Aku mengikuti apa saja kehendak mertua dan suami .... tapi semenjak mengetahui bahwa suamiku sendiri tidak setuju dengan sandiwara yang kalian buat dan pernikahan settingan ini, aku jadi punya kekuatan untuk membela Mas Hamdan," jawabku."Kau pikir kau hebat? kau pikir pengaruhmu telah mengubah Hamdan sepenuhnya dan membuat dia tidak akan mendengarkan orang tuanya, hah?" Ibu berteriak, tapi setelahnya Dia terpaksa mendudukkan diri karena akhirnya wanita itu tersengal-sengal capek dengan emosinya sendiri.Sebenarnya aku sama sekali tidak mempengaruhi Mas Hamdan tapi prinsip dan kemampuan lelaki itulah yang membuat dia akhirnya mengambil keputusan untuk men

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    bertengkar dengan dua wanita

    "Oh iya? sok jago sekali kamu ingin menunjukkan dominasi dan betapa hebatnya kau di rumah ini, padahal kamu hanya orang datangan yang tidak pernah tahu apa-apa," ucap Ibu Syaimah sambil mengacungkan jemarinya ke wajahku."Saya memang orang datang dengan ibu namun saya terikat secara emosional dan secara hukum dengan keluarga ibu. Hamdan adalah suamiku dan ibu adalah mertuaku di mana aku harus memperlakukannya dengan pantas sebagai orang tua. Jadi harusnya Ibu pun memperlakukan aku seperti anak.""Dirimu jadi anakku? Sejak kapan? Sejak kapan kau punya pemikiran seperti itu. Selama ini hanya aku yang bersikap baik padamu, sementara kau, acuh tak acuh saja, kadang aku melihat bahwa kau tidak pernah tulus dalam mengurusiku!"Astagfirullah, tega-teganya Ibu mengatakan hal demikian padahal aku selalu tulus mengurusnya, penuh cinta kasih menyiapkan makanannya dan selalu memberinya perhatian yang pantas ia dapatkan. Tega-teganya Ibu mengatakan itu di hadapan Haifa dan mempermalukanku."Jadi

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    lalu yg terjadi

    "Saya pergi dulu, permisi ya Pak, Bu, saya minta maaf dan memohon perngertiannya."Klik.Akhirnya ponsel pun di matikan, dan aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Aku paham betul posisi mas Hamdan yang telah dengan sekuat tenaga mengumpulkan keberanian dan ketenangan dirinya untuk bicara pada keluarga yang emosional itu. Nampaknya mereka semua sangat tidak terima dengan keputusan Mas Hamdan dan merasa kecewa sekali serta tidak mampu menyembunyikan kemarahannya.Sekarang setelah suamiku mengumpulkan keberanian untuk menemui keluarga Haifa maka aku sendiri juga akan bertindak untuk menyelesaikan masalah yang ada di rumah ini. Masalah itu harus diperselesaikan bersama tidak boleh hanya di bebankan pada satu bahu saja.Segera kurapikan diriku dan jilbabku lalu turun ke ruang tamu di mana Ibu dan Haifa masih sibuk berbincang dan membicarakan masa depan mereka.Aku ketuk pintu sambil mengumpulkan nafas, aku tarik dalam-dalam nafas lalu membuangnya, kemudian mendorong pintu dan masuk

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    murka

    "Tapi Nak Hamdan, sudah terlanjur bahagia dengan pertunangan itu, semua keluarga juga sama, terutama Nenek Haifa yang kini sakit sakitan, kami khawatir mengetahuinya cucu dicampakkan Ibuku akan sangat syok dan kena serangan jantung.""Saya bisa memaklumi itu, tapi tidak bisa memaksakan keadaan, kalaupun saya tetap berpura-pura jadi tunangan Haifa maka itu akan melahirkan kebohongan demi kebohongan berikutnya. Saya bukan tipe orang yang suka berbohong dan bersandiwara."Tiba-tiba dari seberang sana aku bisa mendengar ibunda Haifa menangis terisak dengan kesedihannya. Di sisi lain di rumah ini Haikal dan ibu mertua sedang tertawa-tawa di ruang tamu khusus wanita. Mereka bersenda gurau layaknya ibu dan anak, sementara diri ini dan Mas Hamdan berada di tengah-tengah kegalauan dan kebingungan itu."Ibu tolong maafkan saya ya, saya mau pergi dulu," ucap Mas Hamdan."Baiklah, Nak Hamdan. Jika itu keputusanmu, maka kami akan pasrah, tapi tolong, jika ibumu mengharapkan Haifa jadi menantunya,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status