Home / Romansa / Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu / 98. Pertama Bercinta Dengamu, Samantha

Share

98. Pertama Bercinta Dengamu, Samantha

Author: Almiftiafay
last update Huling Na-update: 2025-09-09 23:28:33
‘Apa maksudnya?’ tanya Samantha dalam hati.

Rahangnya yang disentuh oleh Damien terasa kebas. Pupilnya bergetar samar, meraba-raba kebenaran dari kalimat yang diucapkannya itu.

‘Maksudnya … aku lah yang pertama kali berhubungan dengan Damien?’

Malam di resort pada saat anniversary ayah dan ibunya Erick, yang mereka habiskan dengan percintaan yang panas semalaman itu … dengan Samantha lah Damien melakukannya pertama kali?

Seperti itukah yang ingin ia katakan?

Rahang Samantha mengetat, bibirnya mengatup rapat. Bungkam dalam kebisuan.

Dan seolah tahu apa yang sedang ia pikirkan, Damien mengangguk.

“Iya, malam itu,” katanya.

Pria itu menarik wajahnya menjauh dari Samantha, begitu juga dengan jarinya.

Saat Samantha menunduk, sesuatu seperti terlepas dari penglihatannya. Tangan sebelah kiri Damien terluka, terbalut perban. Entah apa yang melukainya hingga seperti itu.

Ia menengadah, pandangan mereka kembali tertaut, diterangi lampu bulat taman rumah sakit yang berdiri tak jauh dari
Almiftiafay

1 lagi sebagai bekal pengantar tidur. selamat malam, selamat istirahat 💤 terimakasih akak semuanya sudah membaca, I love you to the moon and back 💖❤️❤️

| 14
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Eva
Makin di lupakan makin sakit loh nona Samantha
goodnovel comment avatar
indina
semakin samantha berusaha untuk berlari .... Damien akan semakin mengejarrrr.......
goodnovel comment avatar
leo azzura
KLO bikin Samantha cemburu..kayaknya GK mempan.. krna rasa cemburu Samantha akan hilang terkikis dgn pemikiran bahwa dirinya GK pantas buat Damien.. JD trik apa yg nanti di lakukan Damien.. mungkin. malah Damien yg cemburu liat Samantha sama Robin wkwkwk
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    138. Kepastian Tentang Kita

    Sepasang telinga Damien memerah mendengar jawaban Samantha, terlihat sangat jelas di mata Samantha yang masih bersilang dengan iris birunya yang mempesona.Tangan Damien yang lain—yang tidak sedang menggenggam Samantha—terkepal erat. Sepertinya pria itu sedang menahan diri sekuat tenaga agar tak berseru karena akhirnya mendapatkan kepastian.Agar wibawanya tetap terjaga di depan Samantha.Ia berdeham, wajahnya telah merah padam.“Sudah ... memutuskannya?”Damien urung pergi, menghadapkan tubuhnya kembali pada Samantha seraya mengangguk untuk memberinya jawaban.“I-iya.”“Senang mendengarnya, Samantha.”“Tapi—“ Balasan genggaman tangan Samantha pada Damien semakin erat.Sangat kentara ia masih tak sepenuhnya yakin dengan yang ia putuskan.“Tapi apa?” sambut Damien.“Tapi ... bolehkah saya memilih yang ke dua dari yang Anda katakan?”Salah satu alis lebat Damien terangkat. Meraba apa yang baru saja disampaikan oleh Samantha dan barulah saat ia menyadarinya, Damien mengangguk dengan cepa

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    137. Dimanja Tuan Muda

    Pandangan mereka bersilang. Damien mengangguk saat menjawab, “Ya.” Tegas, tanpa ada sedikit pun keraguan di dalam nada bicaranya. Damien selangkah maju, lebih dekat pada Samantha ketimbang jarak ia berhenti pertama kali sewaktu Anna dan Giovanni masih di sana. Dan mendengar itu, tubuh Samantha kian meremang. Sungguhkah memang akan begitu? Masihkah ada sisa seorang pria baik atau takdir baik untuknya? “Harus dengan apa aku membuktikannya?” tanya Damien. Samantha menggeleng samar, masih tak yakin juga. Ia menanyakan itu pada Damien tadi karena teringat kalimat pria itu semalam sebelum ia pulang. Tentang janjinya pada Gabriella. “Apa yang ... Anda dan Gabriella katakana saat itu?” tanya Samantha balik. “Seperti yang pernah dia bilang kalau kamu sering menangis. Dia meminta aku berjanji untuk melindungimu apapun yang terjadi, agar ‘Mama cantiknya’ ini tidak akan menangis lagi.” Damien mengarahkan tangan kanannya ke depan, ibu jari dan telunjuknya menyentuh pipi Samantha dan member

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    136. Sanggupkah Kau Mencintaiku Hingga Akhir?

    Yang sedang duduk di sofa ruang tamunya itu benar Tuan dan Nyonya Besar Frost. Gerard Frost dan Maria Klein. Samantha meremas bagian depan dress yang ia kenakan saat bibirnya terlalu beku untuk berucap. Ia memandang Damien yang melemparkan senyum manisnya saat Samantha tak yakin seperti apa ekspresinya sekarang ini. Ia sadar tak bisa terus berdiam diri selamanya, apalagi saat Nyonya Maria menggerakkan tangannya, menyapa Samantha dengan ungkapan, || Selamat sore, Cantik. || Samantha menunduk meski lehernya terasa kaku, memutuskan untuk membuka bibirnya sekalipun dengan terbata-bata. “S-selamat s-sore ....” katanya. “Duduklah, Samantha,” pinta Tuan Harry, mengedikkan dagu pada Samantha agar duduk di sampingnya sebab di seberang meja itu sudah ada Damien dan kedua orang tuanya. “Saya ... tidak tahu kalau Tuan Gerard dan Nyonya Maria akan datang berkunjung,” ucap Samantha. “Anda bisa memberitahu dulu biar kami bisa bersiap.” “Kami mampir, Samantha,” jawab Tuan Gerard, dari

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    135. Awas Jatuh Cinta!

    .... Beberapa jam sebelumnya di depan Harvest Table .... Cecaran pertanyaan membumbung tinggi di udara ditujukan untuk Samantha dan Damien tentang bagaimana kebenaran dari kedekatan mereka, sejak kapan, dan bagaimana cara mereka bertemu pertama kali Giovanni lah yang menghadapi para pemburu berita itu setelah Damien meninggalkan Harvest Table bersama Samantha. “Bagaimana, Pak Gio?” tanya salah seorang dari mereka. “Apa hubungan Tuan Muda dan Nona Samantha?” Setelah menikmati serbuan pertanyaan-pertanyaan itu, barulah Giovanni akhirnya membuka suaranya. “Saya tidak bisa memberikan banyak informasi sekarang. Tapi kalau ada kabar bahagia, saya akan jadi orang pertama yang memberitahu.” “Betul kah, Pak Gio?” sahut pria berkacamata. “Ya. Kalau begitu sekarang kalian bisa bubar? Terima kasih banyak untuk perhatiannya.” “YAAAH ....” Seruan kekecewaan mengiringi mereka yang membubarkan diri satu demi satu, meninggalkan halaman Harvest Table yang semakin ramai dikunjungi o

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    134. Kau Beri Hatimu, Kuberi Duniaku

    “A-apa yang Anda bicarakan?” Samantha mengerjapkan matanya lebih dari satu kali saat mendengar kalimat Damien. Ia tak salah dengar, ‘kan? Nyonya Maria dinikahi Tuan Gerard saat beliau berstatus janda? “Aku tidak bohong,” kata Damien. “Mama bilang kalau dulu beliau juga bercerai dengan suaminya kemudian dinikahi oleh Papa. Baru setelah itu mereka berkeluarga dan memiliki aku serta Seraphina.” “B-benarkah seperti itu?” “Ya. Kamu tidak percaya?” “S-sedikit begitu.” “Kamu berpikir apa memangnya tentang keluargaku?” tanya Damien, salah satu alis lebatnya terangkat sewaktu tangannya menyelipkan rambut panjang Samantha ke belakang telinga. Sentuhannya membuat Samantha secara tidak sadar meremas kemeja di bagian dada Damien agar ia bisa meredakan kegugupan yang menggila ini. “Keluarga terpandang, a-apa lagi memangnya?” “Mereka tidak pernah menuntut banyak dariku, Samantha. Siapapun yang aku pilih, asalkan dia adalah perempuan baik-baik, mereka akan menerimanya.” “Rasanya sangat tid

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    133. Janda Cantik Milik Tuan Muda

    “Kenapa harus kamar mandiku? ‘Kan bisa di kamar mandi tamu atau di ... kamar mandi yang lain?” Samantha menolak, ia menggelengkan kepalanya pada sang ayah yang dorongan napasnya tampak berat. “Hanya meminjamkan apa salahnya? Lagi pula kamu yang membawa Tuan Muda ke sini?” “Itu—“ Samantha berhenti di tengah kalimat, menoleh pada Damien yang menunduk dengan menyembunyikan senyumnya dari Tuan Harry dan Nyonya Amy tetapi gagal di mata Samantha. ‘Padahal aku tidak membawanya ke sini,’ gumam Samantha dalam hati. Seberkas rasa kesal di dalam hatinya belum berakhir sejak Damien muncul di hadapan semua orang dan menggandeng tangannya sesuka hati. “Baiklah,” kata Samantha akhirnya. “Ayo.” Damien mengangguk, mengikuti Samantha seraya melepas jas yang ia kenakan. Naik ke lantai dua dan berhenti di depan pintu warna putih yang tingginya nyaris bersaing dengan tinggi Damien. Samantha membuka pintu tersebut, meminta Damien untuk lebih dulu masuk. “Tunggulah di dalam, saya ambilkan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status