Setelah kejadian waktu itu, Arga semakin memberikan perhatian lebih kepada istrinya. Dia selalu mengawasi apa pun yang dilakukan oleh istrinya, karena dia takut jika Adi atau Hanum akan datang kembali untuk menemui istrinya tersebut.Arga tahu jika Mer bukanlah wanita yang pendendam, tetapi dia paham jika luka yang dialami oleh istrinya tersebut sangatlah besar.Hanum berlaku kasar dan membuat dirinya kehilangan calon buah hatinya, pastinya itu adalah hal yang menyakitkan bagi istrinya tersebut.Maka dari itu Arga selalu berusaha untuk membahagiakan istrinya, karena Arga sudah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak ingin melihat istrinya menangis karena sedih.Namun, satu hal yang sampai saat ini Arga anehkan. Sudah enam bulan mereka menikah, tetapi istrinya tidak kunjung hamil juga.Padahal, dulu hanya melakukan satu kali saja dengan Adi, Mer langsung hamil. Arga jadi berpikir jika dirinya perlu memeriksakan kondisi kesehatannya ke rumah sakit."Yang, besok kayaknya aku mau
Sebenarnya, Mer pada awalnya merasa tidak percaya diri karena menikah dengan Arga. Walaupun pria itu berkata tulus mencintai dirinya dan ingin membangun rumah tangga dengan dirinya, tetapi tetap saja ada rasa takut di dalam hatinya.Dia takut jika Arga akan berselingkuh dengan wanita cantik dan juga kaya, karena Mer begitu sadar diri dari mana asalnya dan seperti apa keadaannya.Jika Arga menghianati dirinya, setidaknya dia tidak akan begitu sakit hati karena tidak mengandung buah cintanya dengan Arga.Namun, setelah melihat kekecewaan dari sorot mata suaminya, Mer jadi berpikir untuk tidak melakukan suntik KB lagi. Karena Mer kini sudah sangat yakin jika suaminya itu benar-benar mencintai dirinya.Arga mengharapkan keturunan dari dirinya, terlihat sekali dari cara pria itu menatap Mer dan memperlakukan Mer seperti apa.Terlebih lagi ketika Arga berkata ingin memeriksakan kondisi kesehatannya, Mer semakin yakin jika suaminya itu memang sudah tidak sabar untuk memiliki buah hati.Sore
Setelah dipijat oleh istrinya, Arga bisa kembali tertidur dengan pulas. Namun, tidak lama kemudian Arga kembali merasakan perutnya serasa diaduk-aduk, terasa mual dan ingin muntah.Kepala Arga bahkan terasa begitu sakit, badannya sangat lemas dan membuat Arga kesusahan untuk beraktivitas.Hal itu bukan terjadi sebentar saja, tetapi hal itu terjadi sampai seharian penuh. Arga terasa begitu tersiksa, bahkan pria itu sampai tidak bisa berangkat bekerja. Pria itu meminta orang kepercayaannya untuk mengurus perusahaan selama beberapa hari.Waktu sudah hampir malam, karena merasa tidak tega akhirnya Mer menghubungi dokter dan meminta dokter tersebut untuk memeriksa kondisi kesehatan dari suaminya.Sebenarnya Mer ingin memeriksakan kondisi kesehatan suaminya itu sejak dari pagi, tetapi suaminya bersikukuh jika dia baik-baik saja dan tidak perlu memanggil dokter.Setelah diselidiki ternyata suaminya itu takut disuntik, maka dari itu Arga tidak mau jika Mer sampai memanggil dokter. Mer sampai
Stelah cukup lama menunggu, Arga dan juga Mer terlihat begitu bahagia sekali karena tidak lama kemudian muncul garis dua berwarna merah pada test pack tersebut.Arga dan Mer langsung berpelukan, karena itu artinya Mer benar-benar positif mengandung benihnya. Arga berkata kepada istrinya jika dia rela mengalami kehamilan simpatik, karena sebentar lagi dia akan memiliki keturunan.Mer sempat bertanya apakah Arga ingin memiliki anak laki-laki atau perempuan, pria itu langsung berkata jika jenis kelamin tidak penting. Yang penting dia memiliki keturunan yang sehat dan tidak kekurangan suatu apa pun.Mer sangat bahagia, karena itu artinya dia tidak takut jika anaknya nanti berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Karena Arga akan menerima apa pun jenis kelamin anaknya."Besok kamu harus periksa ke dokter kandungan pokoknya, aku temani. Aku nggak mau kerja dulu," ucap Arga.Arga bahkan sudah berencana ingin menghubungi ayahnya dan juga mertuanya besok pagi, karena dia benar-benar bahagia
Mer merasa jika hidupnya benar-benar sempurna dan juga membuat dirinya bahagia, karena kini dia memiliki suami yang begitu mencintai dirinya dan kini dia sedang hamil.Dia juga merasa bahagia karena memiliki keluarga yang begitu menyayangi dirinya, keluarga yang mengerti akan sikapnya.Setelah mengetahui jika Mer tengah hamil, akhirnya Arga membawa Mer ke rumah yang sudah diberikan oleh sang ayah. Rumah baru yang ternyata begitu megah dan juga mewah.Tuan Danu bahkan sudah menyediakan satu pelayan yang akan membersihkan rumah dan mencuci, satu pelayan yang bertugas untuk memasak dan juga tukang kebun beserta satu orang security.Sungguh Mer tidak menyangka jika dia akan diberikan hadiah yang begitu istimewa, walaupun dirasa berlebihan, tetapi dia sangat berterima kasih kepada ayah mertuanya.Ayah mertuanya bahkan berkata jika Mer tidak boleh bekerja lagi, tetapi wanita itu ternyata selalu ingin menempel kepada suaminya. Begitupun dengan Arga.Jika Arga bekerja sendirian, pria itu akan
Arga nampak kebingungan harus melakukan apa, terlebih lagi melihat wajah Mer yang memucat seraya mengelusi punggungnya yang terasa panas, Arga malah salah tingkah."Yang! Mules, ini sakit banget. Pake baju buruan, bawa aku ke rumah sakit. Sepertinya aku akan melahirkan," ujar Mer setengah berteriak.Arga yang sedang kebingungan saya akan tersadar dengan apa yang dikatakan oleh istrinya tersebut, dengan cepat dia menganggukkan kepalanya tanda mengerti.''Ah! Iya, Sayang. Sebentar," ujar Arga.Dengan cepat pria itu mengenakan pakaiannya dan juga celananya, setelah itu dia juga memakaikan istrinya daster dan menggendong tubuh istrinya untuk keluar dari dalam rumah besar itu."Duduk yang tenang, biar aku ngga gugup," ujar Arga.Arga sungguh gugup sekali, karena sebentar lagi Mer akan melahirkan. Dia takut jika wanita itu akan kesusahan dalam melahirkan, karena yang Arga tahu melahirkan itu rasanya sangat sakit."Jangan jalan dulu!" pekik Mer."Kenapa? Bukankah kamu sudah merasakan mulas?
Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, Mer diperbolehkan untuk pulang ke kediamannya. Wanita itu terlihat begitu senang sekali karena akhirnya bisa pulang.Tentu saja tempat yang begitu nyaman itu adalah rumahnya sendiri, bukan di rumah sakit atau di mana pun juga.Saat tiba di kediamannya, Mer langsung masuk ke dalam kamar utama. Dia tersenyum kalau melihat ada box bayi yang sudah disediakan di samping tempat tidurnya.Sesuai dengan permintaan wanita itu, Mer tidak akan menggunakan jasa pengasuh sampai umur putranya dua tahun. Mer ingin mengurus putranya sendiri.Nanti setelah putranya berusia dua tahun, setelah dia menyapih putranya, barulah dia akan mencari pengasuh untuk membantu dirinya mengasuh putranya tersebut.Mer juga berencana akan memberikan kamar untuk putranya setelah putranya berusia dua tahun, beruntung Arga selalu menyetujui apa pun yang direncanakan oleh istrinya tersebut."Apakah kamu bahagia, Sayang?" tanya Arga.Mer menidurkan baby boy di dalam box babynya, lal
Mer menjalani kehidupannya dengan penuh kebahagiaan, terlebih lagi setelah dia memiliki seorang putra. Arga bukannya semakin tidak memperhatikan dirinya, justru Arga semakin perhatian dan juga pengertian.Kini usia Arya sudah menginjak dua tahun, anak itu sudah disapih dan sudah memiliki kamar sendiri. Bahkan, Arga sudah mencarikan pengasuh untuk Arya.Lebih tepatnya tuan Danu yang mencarikan pengasuh, wanita paruh baya yang dia bawa dari kampung halamannya sendiri. Seminggu sekali tuan Danu akan datang untuk menemui anak, cucu serta menantunya tersebut. Sedangkan Johan dan pak Adan hampir tiap hari datang untuk menemui Arya.Setelah melahirkan Mer menjadi ibu rumah tangga yang baik, maka dari itu Arga meminta Johan untuk bekerja di perusahaannya dan menggantikan Mer.Maka dari itu Johan dan juga pak Adan tinggal di ibu kota, mereka tinggal di apartemen yang dulu dihuni oleh Mer.Tentunya dengan senang hati Johan menuruti keinginan dari kakak iparnya tersebut, selama dua tahun bekerj