Share

Mabar

Sabtu, pagi-pagi Mario sudah nangkring di rumah Violet. Ibu hanya tersenyum, tapi ayah keheranan.

"Lho, pagi sekali nak Mario. Ada apa? Apa iya, si Violet sudah bangun, bu?"

"Sudah, yah. Tumben tuh anak...dapat angin apa. Biasanya abis shalat subuh, dia tidur lagi. Nanti dari siang sampai ke malam dia cari can," kata ibu sambil tetap fokus membuat nasi uduk.

"Iya, jadi gini yah...bu. Boleh kah, Mario ajak Violet ke Bogor? Rumah tante. Hmm sekalian mau mengenalkan Violet."

Ayah dan ibu saling berpandangan, lalu tersenyum.

"Gak boleh kalau berdua aja. Kalau bertiga, boleh...ajak kak Viana."

"Boleh sih, tapi ajak Dio juga yaa." celetuk Viana yang sudah dari tadi duduk manis di meja makan sambil mengiris timun, tomat dan telur dadar.

"Yang penting kalian jangan keganjenan. Gak usah anggap ini kencan ganda, ya! Ingat..."

"Segala perbuatan harus dipertanggung jawabkan," sambung Viana. Ayah terkekeh, ibu merengut, dan Mario hanya tersenyum.

"Asiyaap yah, bu..." V
dinaqomaria

Hubungan serius itu dibuktikan dengan kesungguhan niat juga pelaksanaannya.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status