Polisi masih melakukan investigasi di lokasi kejadian dan itu membuat semua pihak menunggu hasil dari mereka. Ketika semua orang sedang di sibukan dengan kasus ini, sementara itu di sebuah tempat yang tidak jauh dari klinik gangguan jiwa terdapat seorang pria tua yang membawa wanita tua bersamanya memasuki sebuah ruangan yang berada di dalan gedung kantor. Mereka terlihat sedang kebingungan dan tidak lama setelahnya langsung bertemu dengan orang yang di carinya. Orang tersebut merupakan pekerja di sana dan mereka sedang menanyakan seseorang kepadanya. Orang itu hanya menggelengakan kepalanya dan kedua orang itu langsung pergi dari sana. Mereka berdua yang terlihat cemas mencari orang yang selama ini menghilang tidak tahu kemana. Mereka berdua dengan tekun mencarinya sampai pada akhirnya mereka menyerah dan langsung pergi lagi ke kantor polisi. Saat itu, di sana situasinya sedang sibuk dan mereka berdua belum mendapatkan informasi mengenai orang yang mereka cari.
“Permis
“Saya paham apa maksudmu Gio. Ngomong-ngomong, apa yang ingin anda tanyakan?”“Selama ini saya merasa ada sesuatu yang aneh dengan pasien yang berada di ruang isolasi nomor 13. Apakah anda juga merasakan hal yang sama ketika masih bekerja di tempat saya bekerja saat ini? Atau ini hanya perasaan saya saja?”“Pasien itu ya, saya ingat.”“Apa yang terjadi sebenarnya?”“Oh iya, saya belum sempat mengatakannya padamu rupanya.”“Apa?”“Pasien itu memang aneh. Terlebih lagi dia tidak terlihat seperti mengalami gangguan jiwa dan hanya terdiam seolah dirinya memikirkan suatu hal. Apakah anda datang kemari untuk menyelidikinya?”“Bisa di bilang seperti itu. karena ada sesuatu yang menurut saya mengerikan.”“Pasien memang selalu aneh-aneh, kau tidak perlu khawatir.”“Masalahnya adalah bukan di situ saja. Apakah dia sung
Pembicaraan mereka berlangsung lama dan bahkan hampir seharian penuh. Reuni antar sesama psikiater yang dahulu bekerja bersama dengannya dan Gio saat itu masih menjadi junior di klinik tersebut. Beberapa kali memang selalu di sebutkan bahwa dokter Louitser memang orang yang sangat kompeten dan dia juga mencintai pekerjaanya itu hingga dia di pindahkan tugas dari tempat sebelumnya. Gio yang memang merupakan junior yang paling dekat dengannya, tidak heran jika mereka sangat akrab dan bahkan sudah seperti keluarga. Selama beberapa waktu, tuan Louitser mengetahui suatu hal yang membuatnya harus waspada. Pembunuhan yang terjadi saat ini merupakan salah satunya. Karena itulah dia memang selalu bersikap waspada di setiap kondisi apa pun. Tidak heran jika dia memang seperti itu karena merupakan orang yang berpengaruh di dalam suatu hal. Saat ini, mereka tengah mengobrol dan terus mengobrol hingga akhirnya Gio memutuskan untuk kembali ke pusat kota. Selama dirinya berbicara dalam waktu yang
Dia langsung di bawa ke klinik ini untuk menjalani pengobatan dan rupanya dia selalu kambuh hingga melakukan tindakan kekerasan. Karena setiap kali dia seperti itu, akhirnya dia di masukan ke dalam ruang isolasi selama beberapa bulan sampai akhirnya dia tidak lagi melakukan kekerasan. Semua obat yang di berikan kepadanya tidak pernah sekali pun di konsumsi dan itulah yang menyebabkan kondisinya semakin parah. Akibatnya, Gio langsung menyuruhnya untuk melakukan terapi dan rupanya berhasil. Perlahan-lahan kondisinya mulai lebih baik dari sebelumnya dan juga dia tidak lagi agresif seperti sebelumnya. Perubahan yang drastis itu membuat keluarganya merasa senang hingga mereka berharap agar anaknya itu bisa sembuh. Sayangnya, dia harus berhenti berharap karena tiba-tiba saja kondisinya kembali memburuk dan mengharuskannya untuk menjalani terapi lebih lama lagi. Perubahannya itu membuat Gio kesal karena sebelumnya dia nyaris sembuh dan sekarang justrru kembali ke titik awal lagi. Dalam ter
Sementara itu, kali ini di sebuah studio siaran berita tempat Freya bekerja. Dirinya yang sedang bersiap-siap itu kemudian di panggil sutradara dan akhirnya mulai melakukan pekerjaanya. Selama siarannya berlangsung, mereka melihat dirinya yang profesional itu dengan decak kagum. Tidak lama setelah siaran itu berakhir, sekarang dirinya sedang bersiap untuk pulang. Rupanya Freya ada janji bertemu dengan seseorang dan akhrinya dia pergi menuju ke suatu tempat yang di janjikannya. Sesampainya di tempat tersebut, dengan cepat dia menemui orang itu dan mereka berdua berada di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor polisi kota setempat. Rupanya orang yang ditemuinya itu tidak lain adalah seorang detektif yang bernama Roma. Mereka terlihat sedang mebicarakan sesuatu dengan cukup serius. “Kau sudah datang,” ucap Freya “Oh, reporter ya.” “Perkenalkan saya Freya dari perusahaan media antaxia. Senang bertemu dengan anda,” ucap Freya sambil memberikan kartu namanya k
Perbincangan mereka pun berakhir, sekarang ini Freya sedang menuju ke suatu tempat yang tidak lain adalah sebuah restoran. Dirinya kemudian bertemu dengan salah satu teman satu kantornya dan mereka berdua tengah berbagi informasi. Freya yang terlihat merasa tertekan akibat dari banyaknya pekerjaan dan juga memikirkan kasus yangs sedang marak terjadi ini. Dirinya tentu saja merasa lelah. Beberapa kali, dirinya terlihat termenung dan kemudian temannya itu mencoba untuk mengajaknya berbicara untuk sesaat dan rupanya itu terjadi.“Apa yang sedang kau pikirkan sampai seperti itu?” tanya temannya Freya yang merasa penasaran karena sikapnya tersebut dan kemudian mengatakan sesuatu kepadanya dengan cepat.“Banyak yang ku pikirkan.”“Jangan bilang, kau masih terjebak dengan apa yang terjadi saat ini?”“Yah, bisa di bilang seperti itu.”“Kau gila? Sebaiknya jangan terlalu di pikirkan. Bagaimana pun juga,
Malam yang gelap ini di tutup dengan mimpi buruk yang di alami oleh Gio. Di dalam mimpinya dia melihat ke arah yang sama sekali tidak di duga sebelumnya. Dirinya berada di dalam sebuah suasana yang terlihat begitu ramai hingga membuatnya merasakan sensasi yang menggembirakan. Di sana, dirinya seakan menghadiri pesta perayaan yang di rayakan oleh orang-orang bersama dengan dirinya. Dengan penuh rasa penasaran dia melihat ke arah sekitarnya. Ada beberapa orang yang di kenal olehnya dan terlihat sedang berbahagia menikmati pesta. Semua orang mengangkat gelas yang berisi alkohol kemudian bersulang. Meski banyak sekali orang yang terlihat sedang berbahagia di hadapannya itu, rupanya dirinya masih tenggelam dalam rasa yang penuh dengan teka-teki. Selama dirinya menyusuri semakin dalam, pada akhirnya semua yang di lihat di depan matanya itu perlahan melebur. Seakan lenyap begitu saja. Di dalam kebahagiaan yang sementara, membuatnya terbawa ke dalam jurang kehampaan yang sekarang ini ada te
. Seorang pemain bisball ini bernama Patrick. Dia berusia awal 20 an. Semua yang di lakukannya selalu berjalan dengan lancar. Bahkan semua pertandingan berhasil di ikutinya. Dan di depan matanya, sekarang ini ada turnamen yang harus di ikuti. Dengan penuh persiapan yang cukup matang, akhirnya dia mengikutinya. Namun, di dalam perjalanan menuju ke lokasi turnamen terjadi kecelakaan yang membuatnya harus di larikan ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan.“Cepat bawa dia kemari,” ucap salah satu pekerja ambulan“Ini parah sekali, perban. Berikan perbannya.”“Ini,” ucap seorang tim medis“Baiklah.”Dengan cepat, mereka langsung membawanya ke rumah sakit. Sesampanya di sana, dokter mulai melakukan pengobatan. Dan ternyata tulangnya retak. Bukan hanya itu saja, seorang pengemudi yang di duga adalah pamannya ikut menjadi korban kecelakaan dan harus menjalani pengobatan yang cukup lama juga. Setela
Ruddy kemudian pergi meninggalkan ruangan kerja, sekarang ini dirinya sedang menuju ke lantai dua dan akan pergi ke ruangan nomor 13 di bagian isolasi. Pasien yang akan di kunjunginya itu tidak lain adalah pasien sebelumnya yang di katakan sangat berbahaya. Karena itu lah, sekarang ini Ruddy terlihat sangat hati-hati. Sesampainya di depan pintu ruangan itu, Ruddy langsung membukanya dan kemudian terlihat pasien itu sedang duduk di bed dengan wajah yang muram. Dengan perlahan, dia memasuki ruangan tersebut lalu mencoba untuk mengajaknya berbicara. Ketika Ruddy mulai menyapanya seperti menyapa pasien yang lain, dia kemudian melihat ke arahnya dan mengatakan apa yang di rasakannya. Melihat reaksinya yang seperti itu, tentu saja membuat Ruddy langsung mengajaknya berbicara.Saat ini di waktu yang sama dan tempat yang berbeda. Orang-orang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mereka menjalani hari seperti biasanya. Namun, di saat ini seorang murid sekolah yang bernama Sol