Home / Romansa / Jatah Malam Untuk Mertua / Terpaksa Melakukannya

Share

Terpaksa Melakukannya

Author: WAZA PENA
last update Huling Na-update: 2025-07-10 10:03:58
Leo berusaha untuk bersikap tenang, tetapi kehadiran Bu Mela membuatnya merasa tidak nyaman. Dalam beberapa bulan terakhir, Bu Mela semakin berani menggodanya, dan kali ini Leo bisa merasakan hawa menggoda itu semakin jelas. Dengan mengenakan gaun yang sedikit terbuka, Bu Mela duduk di sebelah Leo. Dia memandang Leo dengan tatapan yang begitu dalam, seolah-olah ada sesuatu yang ingin disampaikan namun belum diucapkan.

"Leo, kamu kelihatan tampan banget hari ini," ucap Bu Mela sambil tersenyum kecil, tangannya perlahan menyentuh lengan Leo.

"Aku tidak heran kalau Dinda begitu mencintaimu. Kamu kelihatan perkasa," imbuhnya menggoda.

Ucapan calon mertuanya membuat Leo menelan ludah, merasa gugup dengan sentuhan lembut itu. Ia menggeser sedikit tubuhnya menjauh dari Bu Mela, tetapi sang calon mertua terus mendekat, tidak membiarkan Leo lepas begitu saja.

"Terima kasih, Bu," jawab Leo singkat, mencoba mengalihkan pandangannya.

Namun, Bu Mela tidak berhenti di situ. Tangannya perl
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Gairah Malam Pertama

    Leo dengan penuh cinta memeluk tubuh Dinda yang kini telah sah menjadi istrinya. Kali ini Dinda pun pasrah dengan apa yang dilakukan Leo. Ketika Leo mendaratkan bibirnya di bibir Dinda, di situ Dinda langsung merespon dengan penuh perasaan. Keduanya saling menyesap seakan sama-sama ingin melampiaskan nafsu birahinya yang sudah lama menunggu momen malam pertama pernikahan mereka."Mmm... Ahh...." Dinda mulai menggeliat ketika Leo mulai mengecup lehernya dengan buas. Leo tampak begitu bernafsu karena malam itu Dinda benar-benar cantik dengan balutan gaun pengantin. "Aku ingin kita menikmatinya bersama, Sayang," bisik Leo. Nafasnya memburu, kedua tangannya perlahan-lahan melepaskan gaun yang dikenakan oleh istrinya.Saat itu Dinda langsung paham, dia mengerti keinginan suaminya, sehingga Dinda juga mengambil posisi untuk lebih mudah melepaskan gaun pengantin yang dipakainya."Sabar, Mas... Jangan buru-buru,' ucap Dinda, suaranya terdengar lembut dan sangat menggoda. "Aku sudah lama me

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Hari Pernikahan Tiba

    Hari itu, Leo berusaha mengalihkan pikirannya dengan tenggelam dalam berbagai urusan pernikahannya dengan Dinda. Dia sibuk menghubungi vendor dekorasi, mencocokkan jadwal dengan katering, hingga memastikan semua persiapan berjalan lancar. Meskipun pikirannya masih terus dihantui oleh sikap Bu Mela, Leo tahu bahwa pernikahannya dengan Dinda harus menjadi prioritas utama.Setelah berjam-jam sibuk dengan persiapan, Leo merasa sudah waktunya untuk berbicara dengan Dinda. Dia ingin memastikan semua rencana berjalan cepat dan mulus, tapi di balik itu, ada keinginan lain yang mendesak di hatinya: mempercepat pernikahan agar dia bisa segera mengakhiri semua tekanan yang dia rasakan dari Bu Mela.Dia mengambil ponselnya dan menelepon Dinda. Suara lembut kekasihnya terdengar dari seberang telepon. "Halo, Mas. Gimana, semuanya lancar?" tanya Dinda dengan nada riang. "Iya, lancar kok. Aku baru selesai ngurus beberapa hal. Sayang bisa datang ke rumah nggak? Ada yang pengen aku omongin langsung

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Ambisi Leo

    Leo duduk di ruang tamu, merasa gelisah. Malam itu terasa begitu tenang, namun ada ketegangan yang tak bisa dia abaikan. Dinda, kekasihnya, sudah tertidur di kamar, sementara Bu Mela terus mendekatinya dengan sikap yang membuat Leo merasa tidak nyaman. "Leo, kamu pasti capek, ya?" tanya Bu Mela sambil duduk lebih dekat dari biasanya. Tatapan matanya begitu intens, seakan-akan dia mencari sesuatu dari Leo yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya."Tidak, Bu. Aku baik-baik saja kok, hanya sedikit masih mengantuk aja," jawab Leo tersenyum kaku.Namun, semakin lama, Bu Mela semakin berani. Tangan halusnya mulai menyentuh lengan Leo, dan meskipun terlihat santai, Leo tahu ada maksud tersembunyi di balik sikapnya. "Bu, jangan seperti itu. Ini sudah pagi, dan aku tidak ingin Dinda terbangun kemudian memergoki kita," ujar Leo mencoba mencari alasan untuk menjauh. Keringat dingin mulai membasahi punggungnya.Tapi, Bu Mela tidak menyerah begitu saja. Dia mendekat, lebih dekat lagi, hingga

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Kecemburuan Calon Mertua

    Leo terus memainkan lidahnya di area mahkota Dinda yang semakin basah. Sedangkan Dinda terus saja mendesah seolah sangat menikmati apa yang dilakukan oleh calon suaminya itu. Leo yang juga sudah tidak kuat lagi menahan gejolak hasrat birahinya yang semakin memuncak, kemudian dia menyudahi permainan itu. Dia tersenyum menatap Dinda, keduanya saling tatap dengan penuh perasaan. Tangan Leo memegang miliknya yang membuat Dinda sedikit kaget melihat itu. "Mas, jangan ngelakuin yang lebih," ucap Dinda pelan dan seolah memohon. "Kamu tenang saja, Sayang. Aku tidak akan memasukannya kok, kan kita sudah janji. Aku hanya ingin menggesek-gesekkan aja biar kita sama-sama mendapatkan kenikmatan," balas Leo diakhiri senyuman. Mendengar itu, Dinda mengangguk lemah, meski ada rasa ketakutan jika sampai Leo melakukannya sebelum pernikahan. Dinda tidak mau merusak momen saat nanti malam pertama. Namun di satu sisi dia yakin jika Leo pasti memegang ucapnya. "Kita nikmati bareng-bareng yah, Saya

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Gairah Kekasih

    Mendengar perkataan Leo, sontak Dinda membuka matanya lebar-lebar. "Ihh, Sayang. Kenapa sih bisa gitu?" Dinda terlihat keheranan. "Ya nggak tau, Sayang. Mungkin udah gak sabar masuk ke sarangnya," jawab Leo sedikit bercanda. "Jangan lah, Mas. Kita kan udah sepakat untuk tidak melakukannya sebelum menikah. Kamu tahan aja yah," ucap Dinda yang tidak mau melanggar komitmennya. "Aku tahu itu, Sayang. Tapi gimana dong ini? Sumpah gak kuat banget, Sayang." Leo mengusap-usap bagian celananya yang menyembul. Saat itu Dinda terdiam memperhatikan calon suaminya yang memang tampak sangat bernafsu. Walaupun sebenarnya Dinda juga ingin cepat-cepat merasakan benda keras milik suaminya, tetapi dia tidak mau itu terjadi sebelum pernikahan. "Mas, aku tahu kamu nggak kuat, aku bantuin aja yah," ucap Dinda yang akhirnya menawarkan diri. Leo tersenyum meski sebenarnya dia ingin melakukan lebih, namun dia juga sadar dengan perjanjiannya dengan Dinda. Yang akhirnya Leo mengangguk, karena biar

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Menjaga Komitmen Hubungan

    "Sayang, kamu yakin kita akan tidur bareng di sini?" tanya Leo dengan tatapan mata yang penuh cinta. "Iya, Mas. Kan kita cuma tidur, kita jangan melakukan sesuatu yang lebih," jawab Dinda mencoba untuk menahan Leo agar tidak melakukannya sebelum sah menjadi pasangan suami-isteri. "Iya juga sih, tapi kalo bukan itu boleh dong, Sayang, hehe." Leo menggodanya, dia mencubit lembut hidung calon istrinya itu. Dinda tertawa kecil mendengar lelucon itu, tetapi dalam hatinya Dinda tahu jika Leo sangat mencintainya, dan begitu juga dengan Dinda sendiri yang juga sangat mencintai Leo. Akan tetapi, keduanya sudah berkomitmen untuk tidak melakukan hubungan badan sebelum menikah. Leo tersenyum sambil memandangi kamar Dinda yang memang terlihat nyaman dan indah. "Kamar ini benar-benar indah, Sayang. Wanginya juga bikin betah. Rasanya aku nggak sabar ingin tinggal selamanya di sini bareng kamu," ucap Leo sambil menggenggam tangan Dinda. Mendengar itu, Dinda tersenyum mendengar pujian Leo,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status