Share

Bab 327

Penulis: Nikki
Delon menatap Rosma sambil tersenyum. "Yang Bu Rosma bilang benar. Aku yang nggak didik putriku dengan baik. Aku minta maaf atas apa yang dia katakan tadi. Aku harap kamu nggak tersinggung."

"Emm. Pak Delon nggak usah khawatir. Aku nggak tersinggung. Memang ada beberapa masalah yang belum diselesaikan terkait kerja sama dengan Grup Thomas, tapi itu nggak ada hubungannya sama Adeline. Aku harap Pak Delon nggak salah paham."

Delon mengangguk cepat. "Baik, aku mengerti."

Kemudian, Delon menatap Adeline yang berdiri di belakang Petra dan berkata dengan dingin, "Bu Rosma sudah nggak permasalahkan sikapmu, kenapa kamu masih nggak minta maaf ke dia?"

Adeline menjawab dengan acuh tak acuh, "Sudah kubilang, aku nggak akan minta maaf ke dia. Grup Thomas juga nggak akan kerja sama dengannya lagi."

"Bu Rosma, jangan dengarkan omong kosongnya. Dia masih nggak punya hak buat ambil keputusan di Grup Thomas."

Setelah diprovokasi berulang kali oleh Adeline, meskipun ada Petra di sini, raut wajah Rosma
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 380

    Setelah mensterilkan luka dan memasang plester, Petra menatap Adeline. "Kenapa tanganmu bisa terluka?""Karena ... nggak hati-hati ...."Petra berkata sambil membereskan antiseptik dari meja, "Jangan sampai lukanya terkena air selama beberapa hari.""Oke.""Sudah makan siang?"Adeline menggeleng dan menjawab, "Belum." Saat berbicara, Adeline teringat Amanda yang memberikan Petra kue dan mengangkat sebelah alisnya sambil berujar, "Aku nggak seperti Dokter Petra yang penuh daya tarik hingga ada wanita yang bersedia datang antarkan makanan untukmu.""Kalau kamu cemburu, bilang saja. Nggak usah bertele-tele."Adeline membalas, "Siapa yang cemburu?""Kamu.""Aku nggak cemburu!"Senyum Petra makin lebar. Tepat saat dia hendak bicara, ponsel Adeline berdering. Setelah menjawab dan mendengar ucapan orang di ujung telepon, ekspresinya menjadi sangat muram."Oke, aku mengerti. Aku akan segera ke sana!""Ada apa?"Adeline menarik napas dalam-dalam dan menjawab, "Aku harus ke kantor polisi sekara

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 379

    Amanda pun tersenyum. Tepat saat dia hendak berbalik, ucapan Petra dengan kejam menghancurkan fantasinya. "Bawa pergi juga sampah yang kamu bawa datang."Senyum Amanda seketika membeku. Hatinya dipenuhi amarah. Namun ... Petra adalah seseorang yang tak mampu dia singgung. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berbalik dan mengambil kue yang dibawanya sebelum berjalan keluar.Begitu membuka pintu kantor, Amanda melihat Adeline berdiri di sana dengan tangan terlipat dan menatapnya dengan senyum mengejek."Amanda, bisa-bisanya kamu datang untuk rayu calon kakak iparmu. Hebat juga kamu!"Raut wajah Amanda langsung berubah. "Adeline, jangan asal bicara kamu!""Asal bicara? Aku sudah rekam percakapan kalian tadi. Mau kuputarkan untukmu? Pak Delon dan Bu Shinta pasti kecewa banget kalau tahu putri yang sudah mereka besarkan dengan menghabiskan begitu banyak usaha dan uang ternyata adalah seorang pelakor yang suka rayu pacar orang lain. Benar nggak?""Kamu!"Melihat wajah Amanda yang pucat pasi

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 378

    Delon melihatnya dan tertegun sejenak sebelum mengalihkan pandangan. "Sekarang, aku cuma mau tanya, kamu mau kembalikan sahamnya atau nggak? Kalau nggak, jangan salahkan aku karena nggak pedulikan hubungan ayah dan anak lagi!"Adeline melirik luka di tangannya, lalu dengan santai menutupinya dengan selembar tisu."Pak Delon, kapan kamu pernah peduli sama hubungan ayah dan anak? Putrimu itu Amanda, bukan aku. Sebaiknya kamu ucapkan omongan itu ke dia." Delon yang hampir kehilangan akal sehat saking marahnya pun mengangkat tangannya untuk memukul Adeline.Dua pengawal berpakaian hitam yang berdiri di belakang Adeline segera melangkah maju dan mengadang di depannya. Mereka memelototi Delon dengan tatapan mengancam dan mengintimidasi.Delon menurunkan tangannya dengan frustrasi dan berseru marah, "Adeline, tunggu saja kamu!"Seusai berbicara, Delon berdiri dan langsung berjalan ke arah pintu kamar. Melihat hal ini, Shinta memelototi Adeline untuk sesaat sebelum mengikutinya. Begitu kedua

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 377

    "Nona, ayahmu datang membuat keributan di rumah sakit. Tolong cepat datang ...."Sebelum Adeline sempat mengatakan apa-apa, terdengar suara geram Delon dari ujung telepon yang berseru, "Adeline, aku nggak nyangka kamu begitu licik! Bisa-bisanya kamu biarkan nenekmu alihkan semua saham Grup Thomas miliknya kepadamu! Bahkan Vila Harmoni juga sudah dialihkan ke namamu!"Setelah mendengar ucapan Delon, Adeline langsung mengerti kenapa Delon membuat keributan di rumah sakit. Dia pasti sudah membawa surat wasiat yang dia paksa Anita bubuhkan cap jarinya ke pengacara, lalu baru tahu bahwa saham-saham itu sudah dialihkan ke nama Adeline. Pantas saja dia begitu marah."Selicik apa pun aku, aku masih kalah sama kamu yang manfaatkan kelumpuhan Nenek untuk paksa dia bubuhkan sidik jarinya di surat wasiat yang kamu buat."Delon seketika tercengang. Dia jelas tidak menyangka bagaimana Adeline tahu mengenai hal ini. "Omong kosong apa yang kamu bicarakan?""Kamu seharusnya tahu jelas yang kukatakan it

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 376

    Adeline menoleh sambil menjawab, "Bi Winda, aku ada sidang hari ini dan sudah hampir terlambat. Kuserahkan Nenek padamu, ya."Seusai berbicara, dia berbalik dan bergegas pergi.Winda membiarkan Adeline membawa pergi sarapan yang disiapkannya. Alhasil, baru saja dia mengambil sarapan dan hendak mengejar Adeline, sosok Adeline sudah menghilang di belokan."Haih ...."Winda menghela napas dan meletakkan kembali sarapannya.Setelah menempuh perjalanan yang begitu terburu-buru, Adeline akhirnya tiba di gedung pengadilan lima menit sebelum sidang dimulai.Henry sudah menyiapkan dokumen dan menunggunya di depan pintu. Begitu melihat Adeline, dia langsung menghela napas lega."Kak Adeline, akhirnya kamu sampai juga. Cepat masuk!""Emm."Adeline mengambil dokumen kasus itu, lalu membuka pintu dan berjalan masuk. Untungnya, persidangan berjalan lancar dan berakhir dalam waktu kurang dari dua jam.Setelah membereskan dokumen, Adeline dan Henry meninggalkan gedung pengadilan bersama."Oh iya, Henr

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 375

    Suara Petra sangat rendah dan terkesan seperti membujuk. Saat mendengarnya, jantung Adeline juga mulai berdegup kencang. Dia balas memeluk Petra dan berbisik, "Oke, tapi besok saja. Aku masih harus jagain Nenek malam ini."Petra menghela napas pelan dan menyahut, "Baiklah."Setelah Petra pergi, Adeline berjalan ke samping tempat tidur, lalu duduk dan menggenggam tangan Anita."Nenek, aku sudah tahu siapa yang ganti obat Nenek. Aku yakin kita akan segera temukan siapa dalang di balik hal ini. Yang terpenting bagi Nenek sekarang adalah istirahat yang cukup dan jangan terlalu banyak berpikir. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di sisi Nenek. Aku nggak akan biarkan siapa pun sakiti Nenek lagi!" Air mata mengalir dari sudut mata Anita. Hatinya diliputi emosi. "Wu ... wu ...."Adeline menyadari Anita sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Dia pun mencondongkan tubuh lebih dekat. "Nenek, apa yang mau Nenek katakan?""Wu ... pergi ... ke ... perusahaan ...."Adeline menurunkan pandangan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status