Mag-log in[Mature Content 21+] Ruby tidak pernah menyangka kalau pada akhirnya ia harus kembali bertemu dengan Julian, pria yang ia tinggalkan begitu saja di masa lalu. Tentunya ada alasan kuat, mengapa Ruby harus meninggalkan Julian. Sedangkan Julian tidak terima atas kepergian Ruby hingga takdir harus mempertemukan mereka dengan cara yang rumit. Kini Ruby melamar pekerjaan dan ia dipertemukan langsung dengan Julian, pria yang tiba-tiba memaksanya untuk menjadi miliknya seutuhnya. Mantan kekasih yang kini terobsesi pada Ruby. "Kau akan jadi milikku seutuhnya, By!" tegas Julian.
view more****Hari berlalu…Suasana ruang utama Mansion Harley terasa mencekam. Lampu gantung kristal berpendar redup, memberikan bayangan keras di dinding. Harley berdiri sendirian di tengah ruangan, kedua tangannya mengepal, napasnya berat seakan membakar dada.Di meja depannya, terbentang foto-foto Ruby yang diambil diam-diam oleh orang suruhan Harley. Ruby tampak keluar dari apartemen Julian, bekerja, duduk di kafe, bahkan menangis di tepi jalan setelah pertengkaran besar antara Julian dan Harley sebelumnya.Harley membanting foto itu ke lantai.“Cukup!” serunya keras.Seorang tangan kanan, pria paruh baya bernama Marek, mendekat hati-hati.“Tuan Harley, apakah Anda yakin ingin melanjutkan rencana ini? Jika Tuan muda Julian mengetahuinya…”“Biarkan dia tahu!” Harley membentak. “Bagaimana bisa dia terlena sampai melawan Daddy nya sendiri hanya demi putri dari wanita yang paling aku sesali?” Marah Harley.Marek menunduk, tahu amarah tuannya tak bisa diganggu.Harley berjalan mondar-mandir
****Suara pecahan kaca terdengar sangat keras di ruang kerja Harley. Julian mendorong pintu hingga terbuka lebar, napasnya terengah, wajahnya gelap penuh amarah. Di belakangnya, dua penjaga yang tadi mencoba menahannya kini tergeletak setelah sempat didorong keras oleh Julian.Harley berdiri di belakang meja kerjanya, matanya menyipit dingin melihat putranya kembali datang dengan amarah yang tak kunjung padam.“Sudah berapa kali aku bilang padamu, Julian.” suara Harley tenang, namun penuh ancaman di balik suaranya, “…lepaskan perempuan itu sebelum hidupmu berakhir sia-sia.”Julian melangkah ke depan, menghantam meja Harley dengan kedua tangannya.“Dan sudah berapa kali juga aku bilang, jangan sentuh Ruby. Jangan dekati Ruby. Dan jangan pernah coba merusak hidupnya lagi.” marah Julian membalas.Harley tertawa kecil, sebuah tawa yang menyinggung dan meremehkan.“Kau berbicara seperti pria yang kehilangan akal karena seorang perempuan.” ucap Harley.“Karena aku memang kehilangan akal!
****Malam itu.Di dalam apartemen Julian, Ruby duduk di sofa dengan tubuh gemetar halus.Ia baru saja membaca artikel baru tentang dirinya, ditulis seolah ia adalah wanita berbahaya yang memanfaatkan pria kaya demi keuntungan pribadi.Sementara itu, Julian berdiri di belakangnya, kedua tangannya menggenggam kursi hingga buku jarinya memutih.“Aku bersumpah aku akan membuat mereka berhenti,” desis Julian dengan suara rendah.Ruby terkejut dan langsung berucap. “Julian kau tidak perlu…”“Kau pikir aku akan membiarkan siapapun menyentuhmu? Menginjakmu seperti ini?” marah Julian.Julian berjongkok di hadapannya, memegang wajah Ruby dengan kedua tangannya, memaksa perempuan itu menatapnya.“Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi, Ruby.” ucap Julian.Ruby menggigit bibir, hatinya kacau.“Aku takut kau akan melakukan sesuatu yang membahayakan dirimu sendiri.” balas Ruby.Julian tersenyum tipis, senyum yang tidak tenang, senyum milik seseorang yang siap membakar dunia demi seseorang.
****Malam selanjutnya. Di balik dinding kaca besar ruang kerjanya, Harley berdiri menatap panorama kota.Namun di balik ketenangan itu, di dalam dirinya, badai baru saja dimulai.Ia masih bisa mendengar dengan jelas kata-kata Julian yang terngiang di kepalanya."Aku tidak akan menyerah, bahkan jika aku harus melawan darahku sendiri." Ucapan Julian mengganggu pikiran Harley.Harley mengatupkan rahangnya. Wajahnya yang tegas kini terlihat semakin dingin, hampir tanpa ekspresi. Tangannya menggenggam gelas kristal berisi whiskey, sementara matanya memantulkan cahaya kota dengan sorot penuh amarah dan kekecewaan.“Dia bahkan berani menantangku demi perempuan itu,” gumamnya lirih. “Perempuan yang seharusnya tidak pernah muncul di kehidupan kami lagi. Anak dari wanita sialan itu!” marah Harley.Pintu ruangan terbuka. Seorang pria paruh baya dengan setelan gelap melangkah masuk. Ia adalah Roberto, asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Harley selama lebih dari dua dekade.“Tuan, Anda
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Rebyu