[Mature Content 21+] Ruby tidak pernah menyangka kalau pada akhirnya ia harus kembali bertemu dengan Julian, pria yang ia tinggalkan begitu saja di masa lalu. Tentunya ada alasan kuat, mengapa Ruby harus meninggalkan Julian. Sedangkan Julian tidak terima atas kepergian Ruby hingga takdir harus mempertemukan mereka dengan cara yang rumit. Kini Ruby melamar pekerjaan dan ia dipertemukan langsung dengan Julian, pria yang tiba-tiba memaksanya untuk menjadi miliknya seutuhnya. Mantan kekasih yang kini terobsesi pad Ruby. "Kamu akan jadi milikku seutuhnya, By!" tegas Julian.
View MorePov : Julian.
Nama aku Julian, bagi aku Ruby itu segalanya buatku. Termasuk tubuhnya. Selama ini aku selalu menjaga Ruby saat status kami menjadi kekasih. Pandanganku selalu tertuju pada tubuh Ruby yang sangat indah, ibaratnya Ruby itu tak ada kekurangan sama sekali tapi sayangnya hubungan kami kandas begitu saja. Aku tidak pernah berpikir kalau hubungan yang kami miliki akhirnya berakhir begitu saja. Sampai akhirnya aku udah dewasa dan aku jadi pewaris tunggal perusahaan milik orang tuaku, namun segalanya tak berarti apa-apa saat gadis yang kucintai tidak ada di sisiku. Konyolnya tidak akan ada yang menyangka kalau pada akhirnya Ruby yang dulu berstatus sebagai anak orang kaya kini tiba-tiba saja menjadi sekretaris milikku sendiri. Ruby sendiri datang padaku sebagai seseorang yang melamar pekerjaan. Sosok cantik yang kini berhadapan di depanku adalah gadis yang tak pernah berhenti aku cintai. bahkan saat kami kembali bertemu lagi Ya, namanya Ruby. Ada banyak pria yang menginginkan Ruby, dan aku tahu itu. Kini terlihat tatapan mataku hanya tertuju pada Ruby, gadis yang benar-benar sangat aku rindukan. Hanya dia yang ingin kupeluk setiap hari. "Buka kakimu di hadapanku sekarang juga, kalau kau mau melakukannya maka aku akan menjamin kehidupanmu. Jadilah milikku seutuhnya dan patuh, hanya itu yang perlu kau lakukan untukku Ruby." Ucap Julian menatap wajah cantik gadis yang kini berdiri di hadapannya. Ruby mengepalkan kedua tangannya mendengar ucapannya dikatakan oleh mantan kekasihnya itu. Bahkan kalau bisa memilih maka Ruby tak sudi berada di tempat yang sama dengan mantan kekasihnya itu. "Tidak. Aku tidak mau!" tolak Ruby dengan kepala yang menggeleng. Tentunya Julian tersenyum miring. "Jadi kau merasa tak terima ya? Lagipula di dunia ini semua orang butuh uang, By. Apa kau sungguh mau menolak uang?" Tanya Julian tersenyum menatap sosok cantik yang tidak mengukir senyum sama sekali padanya itu. Ruby tetap menggelengkan kepalanya, tanda kalau ia menolak permintaan pria gila di hadapannya itu. "Ck! Padahal saat kita SMA, mana pernah kita melakukan sexx kan, sekarang kita sudah sama-sama dewasa. Melakukan hal seperti itu adalah hal yang lumrah. Aku bayar 5 kali lipat dari gaji kamu sebelumnya. Mau?" Julian kembali berucap seperti itu membuat Ruby merasa dianggap murahan oleh pria itu. Tampaklah Julian bangkit dari posisinya, ia mulai melangkahkan kakinya ke dekat Ruby lalu menarik pinggang Ruby hingga menempel padanya dengan gerakan yang sangat cepat. Ruby dengan berani mulai membalas ucapan Julian. Pandangan mata yang diberikan Ruby benar-benar sangat tajam. "Kau jadi brengsek ya setelah jadi pemimpin perusahaan seperti ini, sudah berapa banyak yang wanita yang kau tiduri?" Tanya Ruby membuat senyum Julian tiba-tiba hilang dari wajahnya. Karena kesal Julian langsung membawa Ruby ke sofa yang ada di ruangannya itu. Julian cukup kasar memperlakukan Ruby. Padahal jauh di hatinya ia begitu merindukan gadis itu. Tubuh Ruby terbanting dengan posisi Julian yang ada diatasnya. "Akh!" Ruby mengerang merasakan punggungnya terhentak kasar di sofa itu. "Sorry, tadinya aku sama sekali tidak mau kasar tapi karena ucapanmu, aku jadi kesal By. Aku sudah pernah mengatakan padamu kalau aku tidak suka mulutmu bicara dengan nada menantang padahal kita ini kekasih, kita saling mencintai By." Ucap Julian tegas. Julian dapat menghirup wangi yang sangat ia rindukan selama ini, ya, tubuh mantan kekasihnya itu sama seperti sebelumnya. Yang berbeda hanya satu, semuanya jadi tampak lebih berisi dari saat masa SMA dulu. Bagian dada Ruby tampak menonjol, bahkan pinggangnya terasa lebih ramping dari sebelumnya. Hanya satu kata yang bisa mendeskripsikan kekasihnya itu, cantik. Julian mengecup bibir Ruby tanpa ragu. Kecupan yang terasa lembut namun mengejutkan untuk Ruby. Plak! Ruby langsung menampar pipi Julian dengan kasar. Kecupan tiba-tiba itu benar-benar mengejutkan Ruby yang statusnya ingin melamar pekerjaan. "Menyingkir dari atas tubuhku atau aku akan teriak!" Ancam Ruby. Julian terkekeh, ancaman itu terdengar menggelikan di telinganya. Kenyataannya, tidak akan ada satupun orang yang akan mengusik kebahagiaan Julian. Dan saat itu kebahagiaan Julian adalah bertemu kembali dengan mantan kekasihnya yang sangat ia rindukan. "Mau kau teriak sekuat apa juga tidak akan ada yang dengar, ruanganku kedap suara. Kau juga lucu, memangnya apa yang salah kalau aku cium, hm? Aku bahkan sudah berniat mengambil apa yang belum aku ambil sebelumnya." Ucap Julian dengan seringnya yang mulai muncul di bibirnya. Julian mulai menggesekkan inti bawahnya dimiliki Ruby yang hanya menggunakan rok mini saat itu. Tentunya Ruby langsung dibuat terkejut dengan sikap gila Julian. "Hangat banget, aku suka. Dulu kita pernah melakukan hal ini tapi punyaku belum pernah masuk ke dalam milikmu. Kau tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun kan, By?" Tanya Julian bersama tatapan mata yang terus terarah pada Ruby saja. Ruby mulai berontak sebelum semuanya semakin jauh. Jelas ia tak berniat melakukan hal gila dengan mantan kekasihnya itu, tidak ada hubungan yang baik untuk mereka berdua. Begitulah Ruby berpikir. Tapi yang terjadi tiba-tiba saja tangan Julian sudah berada di bawah inti perutnya. "Kau mau apa sialan?!" Marah Ruby dengan mata yang sudah melotot sempurna. Tak mau banyak bicara, Julian lebih memilih menyatukan bibirnya dengan bibir mantan kekasih pujaannya itu. Ia melumat habis bibir milik Ruby, menikmati apa yang sudah sangat ia rindukan sejak lama. Bahkan selain itu, jari Julian sudah masuk ke lembah hangat di bawah sana, mata Ruby terbuka sempurna ketika merasakan jari besar itu memenuhi miliknya. Sakit dan nyeri. "Ah..." Satu desahan terdengar. Julian menyeringai, desahan Gadis itu masih seperti dulu. Ya, mereka pernah melakukan hal yang sama tapi tidak terlalu jauh. Sampai akhirnya mereka dewasa dan Julian sudah sangat menginginkan mantan kekasihnya itu menjadi miliknya untuk selamanya. Tidak hanya satu gerakan, melainkan beberapa kali gerakan Julian melakukan jarinya di bawah sana. Menggesek sampai Ruby tak bisa mengendalikan suaranya, bahkan sekalipun menahan maka Julian menambah kegilaannya itu. "Ah...Lian...Jang..." Ruby tak bisa melanjutkan ucapannya. Julian menyeringai penuh kemenangan, pandangan matanya hanya terarah pada wajah merah milik Ruby. "Aku tau kau suka, By. Aku tahu kau menikmatinya." Gumam Julian begitu yakin bahkan menambah tempo kecepatan jarinya. "Kau itu milikku, By. Hanya milikku saja! Aku bersumpah tidak akan pernah membiarkanmu pergi dariku lagi" Bisik Julian dengan napas yang panas menerpa wajah Ruby, tanpa menghentikan pergerakan jarinya di bawah sana, bibirnya sesekali menandai leher jenjang Ruby. "Julian, hentikan!" pinta Ruby sangat memohon. Bersambung...Julian seolah tak ingin berhenti saat berada di atas tubuh Ruby, gerakannya pun semakin hebat dan brutal ketika Ruby berusaha untuk menjauhkan Julian dari atas tubuhnya. "Cukup Julian, aku sudah tak kuat. Aku lelah sekali." Ucap Ruby berharap Julian mau berhenti tapi lelaki itu benar-benar semakin brutal di atas tubuhnya. Julian terlalu candu atas tubuh kekasihnya itu, kekasih yang sudah lama menghilang darinya kini malah muncul kembali menjadi calon karyawannya.Jangan salahkan Julian, selama ini Ruby sendiri yang menghilang dari Julian. Entah apa alasan Gadis itu pergi meninggalkannya, karena nyatanya Julian begitu menghormati dan menjaga Ruby yang tiba-tiba pergi darinya itu. "Aku ingin kau setiap hari, Ruby. Kau milikku dan aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai kapan!" Bisik Julian dengan tegas di sisi telinga Ruby.Ruby masih terengah, napasnya benar-benar tak bisa diatur dengan baik. Sekalipun bicara, Julian masih bisa memompa di bawah sana hingga Ruby merasa kewalahan de
Julian sangat menikmati kecantikan Ruby yang tak berhenti mendesah, menggigit bibir bahkan membuka mata dan kadang menutupnya dengan gerakan berulangkali."Kau sangat suka kan sayang? Kau menyukai apa yang sedang kita lakukan saat ini, hm?" Tanya Julian disela goyangannya itu.Ruby mengangguk tanpa ragu seolah ia sedang membenarkan ucapan Julian. Ruby juga terlihat mengalungkan tangannya pada leher Julian.Senyum merekah terbit dibibir Julian, ia makin suka saat Ruby berada dibawah kendalinya. Ruby yang tidak melakukan penolakan, bahkan seperti memuja ketampanan milik Julian adalah impian Julian saat ini.Sudah sangat lama mereka tidak bersama, namun takdir mempertemukan mereka kembali dengan cara yang lebih gila dari sebelumnya. Cara brutal pada pertemuan pertama mereka setelah sekian lama berpisah."Sialnya kau benar-benar sangat cantik Ruby, aku menggila karena kecantikanmu. Sekarang aku kecanduan dan tak berniat menghentikan ini. Bagaimana sayang? Aku tidak mau lagi hubungan kita
Julian menarik lalu mendorong miliknya dengan gerakan pelan, namun pusaka itu tidak dimasukan secara keseluruhan ke dalam milik Ruby."Jangan, kumohon jangan lakukan itu!" Pinta Ruby berusaha menolak tapi pinggangnya sesekali bergerak seakan menginginkan hal itu walau tidak dengan mulutnya yang ingin mengakhiri segalanya.Ruby bergerak saat satu jari Julian menyapa permukaan miliknya, bahkan dengan pinggul Julian tak berhenti mendorong pelan."Bukankah ini sangat nikmat, hm? Aku tahu kalau kau suka dengan ini, bagaimana kalau aku memasukan semuanya saja ke dalam milikmu? Aku yakin kalau ini akan terasa lebih nikmat lagi." Ucap Julian membuat Ruby segera menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Jangan lakukan itu! Menjauhlah dariku Julian, kita tidak boleh melakukan hal ini! Kumohon. Tolong jangan melakukan terlalu jauh, kita tidak boleh melakukan hal gila ini Julian. Ini salah!" Ucap Ruby yang mulai berusaha memohon dari ucapannya itu.Senyum Julian terbit, mungkin lebih tepatnya semua
Ruby sudah berusaha keras untuk menjauhkan Julian dari atas tubuhnya, tapi pria itu tetap saja menahannya dan menghimpitnya di tempat yang sama. Ruby akhirnya dibuat hilang akal dengan posisi seperti itu, sedangkan jari Julian tak berhenti bergerak lewat belakang. Ini kegiatan paling gila yang pernah mereka lakukan setelah putus dari hubungan sebagai sepasang kekasih. "Julian...singkirkan jarimu, aku mohon. Ak-aku... ahh..." Ruby sungguh terbata-bata hanya ingin mengatakan penolakannya itu.Mulutnya tak bisa berucap dengan benar untuk menolak keberadaan Julian di tubuhnya.Rasa sakit tapi nikmat, namun semuanya itu adalah hal gila karena Julian memperlakukannya seperti perempuan rendahan hingga menyentuhnya sampai di bagian intinya yang terlarang itu.Julian semakin puas, ia gila dan sikap gila itu ditunjukkannya langsung pada Ruby tanpa ada keraguan sama sekali. "Ya By, aku suka kau memanggilku dengan sebutan seperti itu. Harusnya kita berdua memang terus saling mencintai, kau tid
Julian tak berhenti mengobrak-abrik bagian inti Ruby hanya dengan jarinya, bahkan desahan Ruby jadi semakin nyata karena ulah Julian.Dunia Ruby makin kacau akibat Boss yang ia hadapi adalah mantannya sendiri. Kalau Ruby bisa memilih, ia enggan menjadi bawahan dari pria itu mengingat sahabatnya lah yang merekomendasikan Ruby untuk bekerja di perusahaan itu.Ruby terengah-engah akibat sodokan yang diciptakan oleh Julian, pria yang berada diatasnya itu terlihat amat santai seolah tak ada yang terjadi diantara mereka padahal tangan pria itu sudah habis-habisan membuat Ruby mendesah gila-gilaan."Kumohon...ah...jauhkan tangan lo, jangan seperti ini Julian." Ruby memohon dengan sangat terbata.Julian malah menyeringai puas menatap apa yang terjadi pada Ruby. Keadaan gadis itu jauh dari kata baik-baik saja."Aku tahu kalau kau suka dengan ini Ruby, panggil lah namaku dan berhenti menolaku, By. Kau hanya cukup mendesah dan teriakan namaku sekeras yang kau bisa." Bisik Julian yang tampak meni
Pov : Julian.Nama aku Julian, bagi aku Ruby itu segalanya buatku. Termasuk tubuhnya. Selama ini aku selalu menjaga Ruby saat status kami menjadi kekasih.Pandanganku selalu tertuju pada tubuh Ruby yang sangat indah, ibaratnya Ruby itu tak ada kekurangan sama sekali tapi sayangnya hubungan kami kandas begitu saja. Aku tidak pernah berpikir kalau hubungan yang kami miliki akhirnya berakhir begitu saja.Sampai akhirnya aku udah dewasa dan aku jadi pewaris tunggal perusahaan milik orang tuaku, namun segalanya tak berarti apa-apa saat gadis yang kucintai tidak ada di sisiku. Konyolnya tidak akan ada yang menyangka kalau pada akhirnya Ruby yang dulu berstatus sebagai anak orang kaya kini tiba-tiba saja menjadi sekretaris milikku sendiri. Ruby sendiri datang padaku sebagai seseorang yang melamar pekerjaan.Sosok cantik yang kini berhadapan di depanku adalah gadis yang tak pernah berhenti aku cintai. bahkan saat kami kembali bertemu lagi Ya, namanya Ruby. Ada banyak pria yang menginginka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments