Sekar menghela nafas sebelum maju mendekati Bella. Memeluknya dan menepuk-nepuk kepala Bella dengan sayang.
Air mata Bella langsung luruh. Dia membalas pelukan Sekar lebih erat.Sekar berdecak. "Cengeng~""Gapapa. Yang penting lo mau jadi sahabat gue lagi." Bella memeluk Sekar lebih erat. Sekar membiarkan Bella menangis di pelukannya. Dia mengusap-usap punggung gadis itu."Kenapa gak pernah cerita kalo lo Adek Shaka?" Tanya Sekar setelah Bella berhenti memeluknya. Bella mengusap bekas air matanya dengan punggung tangan."Ck. Bocah. Pake tisu." Sekar berdecak dan mengeluarkan tisu dari saku seragamnya.Bella terkekeh dan mulai membersihkan wajahnya dengan tisu itu. "Lo masih benci dia waktu itu. Kalo gue ngaku adeknya, lo gak akan mau sahabatan sama gue." Bella berdecak. Matanya mulai berkaca-kaca lagi.Sekar terkekeh teringat awal mereka bersahabat. Bella sangat getol mendekatinya. Selalu mengintilinya ke mana-mana."Lo juga pernah pacaran sama si kampret?" Mata Sekar melotot. Dia berdecih. Rupanya Shaka memang suka berpacaran dengan yang lebih tua umurnya.Anna terkekeh melihat ekspresi Sekar. "Bukan Shaka. Waktu itu gue masih kelas sepuluh. Orang itu kakak kelas gue."Anna menghela nafas berat. Hatinya sakit tiap teringat orang itu. "Dia bukan cuma cinta pertama gue, tapi sahabat gue juga. Dia memutuskan kontak sama gue setahun lalu. Bahkan gue gak punya kesempatan buat ketemu dia buat yang terakhir kali sebelum dia pindah."Sekar menatap sendu Anna. "Jadi lo gak tau lagi dia di mana sekarang?"Anna menggeleng lemah. "Teman-temannya bilang dia dan keluarganya pindah ke Prancis. G-gue...." Anna menggigit bibirnya. Matanya berkaca-kaca.Sekar tak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya bisa menepuk-nepuk pundak Anna untuk menenangkan gadis itu.Anna mengusap sudut matanya dan berusaha tersenyum. "Kasusnya sama kayak lo, jal-ang itu entah apa yang
"Kemaren-kemaren iya. Tapi nih..." Sekar menunjukkan rambut barunya yang telah dipotong sebahu."Kamu cantik mau model rambut apa aja." Kayden memujinya dengan tulus.Sekar mencebik dan mengibaskan rambutnya yang pendek. "Sekar emang udah cantik dari sananya. Mau potong rambut model apa juga tetep cantik!"Kayden terkekeh melihatnya."Tapi bukan itu yang mau Sekar bilang." Sekar kemudian menyipitkan matanya dan menyentuh ujung rambutnya. "Sekar potong rambut. Katanya potong rambut itu buat buang sial, atau kalau mau memulai hidup yang baru. Kalau Sekar dua-duanya.""Iya?" Kayden menatapnya penuh kasih. Tangannya mengusap-usap puncak kepala Sekar.Sekar mengangguk, "cowok itu, Sekar udah ninggalin dia di belakang. Kayak rambut lama Sekar. Abang juga jangan ngurusin dia lagi, nanti tangan abang kotor." Sekar menyipitkan matanya, "mantan kan bekas? Berarti kotor."Kayden terkekeh lucu. Siapa yang sudah mengajari adiknya teo
Sementara sahabat-sahabat Shaka membahas badass-nya pukulan Sekar, Shaka malah salah fokus karena potongan rambut baru Sekar. Gadis itu terlihat semakin cantik dan segar. Pasti makin banyak yang mengagumi gadis itu. Shaka mengepalkan tangannya."Gak penting banget berita lo! Kantin sono lo!" Shaka mengambil alih ponsel Bara dan melemparkan dompetnya.Bara terkekeh melihat dompet tebal Shaka. "Tau aja nih bos gue lagi pengen siomaynya neng Indah." Dia mengambil lima lembar pecahan seratus ribu kemudian mengembalikannya."Hilih, bilang aja lo mau ngerayu dia." Vernon menggeplak kepala Bara."Lo kalo mau juga sana!" Shaka mendengus. Matanya tetap terpaku pada layar ponsel Bara."Wah kalo lo maksa gini gue bisa apa." Vernon cengengesan. "Yok, Van!" Vernon tak lupa mengajak Devan. "Kuy lah!" Devan mengikuti mereka. Hanya tersisa Shaka dan Ricko di sana.Ricko memperhatikan Shaka yang memandangi ponsel Bara. Dia merogoh bungk
Kehebohan terjadi pagi ini di depan gerbang SMA Garuda. Penyebabnya adalah seorang Sekar Arum. Pagi ini dia datang ke sekolah dengan diantar oleh Kayden menggunakan motor besarnya. Di belakang Kayden ada John, Zaki, Bintang, Sean dan Petra di atas motor masing-masing. Mereka berhenti di depan gerbang SMA Garuda dan menjadi pusat perhatian.Para siswi bergerombol mengintip mereka dari lantai dua dan tiga dengan cekikikan centil. Beberapa meneriakkan nama Kayden dan temannya malu-malu.Sekar menatap sebal abang-abangnya yang malah sengaja melepas helm untuk tebar pesona."Adik kecil gak mau turun?" Tanya John melihat Sekar yang masih duduk di boncengan motor Kayden. Dia terkekeh melihat wajah masam Sekar."Atau mau abang bantu turunin?" Tanya Kayden. Dia juga terkekeh melihat wajah masam Sekar dari spion."Kayak yang tadi di Rumah Sendiri." Zaki menaik turunkan alisnya.Tadi pagi-pagi mereka berenam dengan tega melemparkan Sekar la
Sekar bungkam. Dia membuka halaman novelnya lagi."Kar, lo gak pacaran sama dia, kan?" Tanya Shaka. Suaranya berat.Sekar mengernyit. "Bukan urusan lo.""Kar~" Sekar mengabaikannya. Dia membalik halaman yang dibacanya dengan santai. "Gue gak suka lo deket-deket sama mereka kayak tadi." Sekar meliriknya sebal. Urusan elu!"Gue gak butuh persetujuan dari lo. Terserah gue mau gaul sama siapa yang gue mau.""Lo bisa gabung sama geng Garuda kalau mau. Gue bisa langsung masukin lo ke geng inti. Ya~"Sekar langsung menolehkan kepalanya. Memasuki geng sebesar Garuda bukan gampang. Prosesnya ketat. Bisa-bisanya Shaka asal menawari seseorang.Tapi meskipun Garuda lebih besar dari Fonza Sekar tidak tertarik sama sekali. Hatinya sudah tertaut dengan Fonza. Fonza bukan hanya sebuah geng motor. Fonza adalah keluarga. "Kar, lo mau kan?" Tanya Shaka karena Sekar tak kunjung menjawab. "Da
John dan yang lainnya mengerutkan dahinya kebingungan.Sekar panik dan langsung menghampiri Kayden. "Tangan abang kenapa? Mananya yang sakit?" Sekar membungkuk dan melihat tangan Kayden yang tertutupi lengan hoodienya."Semuanya. Sakit banget, aduh...."Sekar yang tak tega melihat Kayden kesakitan membantu meniupi tangannya. "Buka baju, ya. Sekar obatin."Kayden menggeleng. Diam-diam dia tersenyum puas melihat perhatian Sekar. Tadinya dia kesal karena begitu tiba yang dicari Sekar malah John bukan dia. Tapi sekarang sudah tidak lagi setelah membuktikan posisinya masih tetap yang tertinggi."Dah... Tangannya udah sembuh. Makasih, ya." Kayden mengecup kening Sekar sebelum mengangkut gadis itu masuk ke pelukannya."E-eh tangan abang sakit." Ucap Sekar dan berusaha melepas tangan Kayden. Mukanya panik."Tangan Kayden mana ada cedera sih, Kar!" sungut John. Padahal tadi dia sudah hampir bermanja-manja dengan Sekar sebelum si
"Kayden... Iya, gue juga cinta sama lo, sayang. Gue siap lo nikahin malam ini juga~""Eh, gak ya. Kayden itu cintanya sama gue. Dia bilang dia udah lama jadi pengagum gue! Lo baca aja suratnya!""Mimpi lo semua! Suratnya yang asli ada sama gue. Mending lo semua balik ke kelas masing-masing!""Ngarang lo! Jelas-jelas surat yang asli ada di gue!"Kayden bergidik ngeri mendengar suara-suara dibalik pintu. Kayden semakin menahan meja yang mengganjal pintu saat para gadis itu makin beringas menggedor-gedor pintu kelasnya."Meja! Meja! Tambah lagi!" Petra yang berdiri di sampingnya menyuruh Zaki dan Bintang yang agak jauh untuk menyusun meja lebih tinggi."Dah aman. Gue yakin tuh cewek-cewek gak akan bisa masuk ke sini." Sean menyeka keringat di dahinya. Seragamnya berantakan. Rambutnya acak-acakan. "Perih kepala gue." Sean menggelengkan kepalanya."Masih parah gue. Lecet, n-jing. Gila tuh betina-betina. Maen keroyokan." Petra
Sekar mengangguk dan mulai menuruni pohon."Awas hati-hati!" Anna bergidik ngeri melihat Sekar yang dengan gesit menginjak dahan-dahan itu."Hap!" Sekar mendarat di atas tanah dengan sempurna. Anna menghela nafas lega kemudian menggamit lengan Sekar.Shaka memperhatikan mereka dari atas rooftop. Dia menatap kesal Anna yang sudah mengganggunya dengan membawa kabur Sekar.Seniornya itu akhir-akhir ini semakin dekat dengan Sekar. Shaka tidak suka. Lebih bagus Bella adiknya kemana-mana. Setidaknya Bella tidak pernah mengganggu aktivitas Shaka mengin- eh maksudnya memperhatikan Sekar dari jauh. ***Kehebohan kembali terjadi di depan gerbang SMA Garuda karena kedatangan Kayden dan teman-temannya. Ketampanan mereka langsung menarik perhatian sekitar.Para murid perempuan yang melihat mereka dari dekat berteriak malu-malu dengan wajah tersipu. Zaki berdadah-dadah dan memberikan kecupan jarak jauhnya membuat para gadis klepek-kl