Telapak tangan Reza mengusap pinggang langsing Sonia. Baru saja Reza hendak menciumnya, tetiba Sonia melangkah mundur. Tatapannya kembali terlihat dingin dan penuh waspada. “Nggak, aku nggak butuh!”Seusai berbicara, Sonia melangkahkan kakinya meninggalkan kamar dengan lekas. Seolah-olah lelaki di belakangnya lebih menakutkan daripada anjing buas saja.Reza melihat bayangan punggung Sonia yang berjalan pergi. Dia bersandar di pintu sembari mengangkat kepala menepuk-nepuk keningnya.Tidak terlihat rasa kesal di wajahnya. Lebih tepatnya Reza merasa tidak berdaya dan juga sakit hati.Ucapan Sonia semalam masih terukir di dalam benaknya. Mungkin Reza harus menggunakan sisa hidupnya untuk menebus kesalahannya.Ponsel Reza yang diletakkan di atas meja menyala, ada panggilan masuk.Selama dua hari ini, ponsel Reza diatur dengan mode diam. Dia tidak mengangkat panggilan siapa pun, hanya fokus untuk melayani Sonia saja.Dasar wanita tidak punya hati!Reza pergi mengangkat panggilan, lalu duduk
Hardy mengatakan pendatang baru masih belum tiba. Dia disuruh untuk menunggu sejenak. Hardy pun menuangkan segelas minuman untuknya.Darren datang dengan mengendarai mobil. Dia pun tidak minum alkohol, melainkan minum air saja. Setelah itu, sekujur tubuh Darren malah terasa lemas.Darren bersandar di atas sofa melihat Thalia membuka kunci ponselnya. Dia bahkan mengirim pesan kepada Sonia. Darren hendak menghentikan Thalia, tetapi dia tidak bisa melakukannya sama sekali.Semua ini bisa terjadi karena keluguan Darren. Dialah yang telah mencelakai Sonia.Sonia menggeleng sembari tersenyum. “Jangan bicara seperti itu. Kamu istirahat dengan baik. Kita bicarakan lagi setelah ketemu besok.”“Emm,” balas Darren. Dia lalu berkata dengan tidak tenang, “Sonia, apa kamu benar-benar baik-baik saja?”“Emm, aku baik-baik saja!”Sonia mengakhiri panggilan. Hatinya terasa geram. Jelas-jelas Reza bisa mengantar Sonia ke rumah sakit untuk melakukan cuci lambung, tapi ….Reza malah berharap Sonia bisa ber
Seusai berkata, Reza merasa kaget. Dia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Yirla!”“Iya, ini adalah senjata khas Yirla.”Reza semakin syok lagi. “Sonia, dia ….”Robi mengangguk dengan perlahan. “Seharusnya tebakan kita benar.”Reza sungguh tidak habis pikir. Dalam masalah Kota Mika sebelumnya, dia menemukan kemungkinan Sonia berhubungan dengan organisasi rahasia yang bernama Aquila. Hanya saja, dia sungguh tidak menyangka ternyata Sonia adalah Yirla.Awalnya Reza mengira dirinya sudah sangat memahami Sonia. Tak disangka, masih ada rahasia yang tidak diketahui Reza.Reza kembali mengambil “pistol”, lalu mengamatinya. …Sonia melanjutkan tidurnya. Saking nyenyaknya, dia bahkan tidak bermimpi sama sekali. Saat Sonia kembali bangun, langit di luar sana sudah gelap.Sonia membalikkan tubuhnya, berbaring telungkup di atas ranjang. Tatapannya kelihatan berkilauan.Tampak banyak gedung di depan jendela. Mobil tak berhenti lalu lalang di jalanan. Jembara di sore hari sangatlah ramai. Ada yang si
Hardy takut akan dibalas dendam oleh Thalia. Di sisi lain, sepertinya mental Thalia sedang berada di ambang keruntuhan.Pikiran Darren menjadi kosong. Tetiba dia kepikiran masalah ketika di Gotham sebelumnya, waktu itu Darren dan Sonia baru saja kenal dengan Thalia. Thalia yang waktu itu sangatlah lugu, imut, rakus, dan pelit. Mereka bertiga sering bersenda gurau dan mengobrol bersama.Sebenarnya Sonia jarang ikut dalam topik membosankan mereka. Biasanya Darren dan Thalia lebih sering membuat keonaran dan mengobrol bersama.Sutradara Nathan mengira Darren menyukai Thalia. Dia pun dinasihati untuk berpikir dengan saksama.Jujur saja, Darren memang memiliki kesan bagus terhadap Thalia. Hanya saja, dia tahu jarak mereka berdua sangatlah jauh. Mereka bisa menjadi teman, tetapi mereka tidak mungkin bisa menjadi pasangan. Jadi, Darren berusaha untuk mengendalikan perasaannya.Hanya saja, Darren sungguh tidak menyangka jarak di antara mereka bukan karena perubahan identitas Thalia, melainkan
“Lagi lihat apa? Serius banget?” Sonia tersenyum datar, lalu membagikan laporan kepadanya, “Persiapkan pakaian sesuai dengan yang aku tulis.”“Oke!” balas si asisten dengan segera. Tatapannya ketika melihat Sonia terasa agak aneh.Sonia kembali melanjutkan pekerjaannya. Sekitar sepuluh menit kemudian, ponselnya bergetar. Dia menerima panggilan masuk dari Ranty.Sonia mengangkat panggilan, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kenapa kamu telepon pada jam segini? Kamu nggak sibuk?”“Sayangku, kamu sudah baca berita belum?” Nada bicara Ranty sangat dingin.“Berita apa?”“Mengenai kamu dengan Reza. Coba kamu baca!”Sonia merasa kaget. Dia segera membuka laptop, lalu membuka akun Instagram-nya.“Kamu dibuntuti atau Reza yang dibuntuti?” ucap Ranty dengan penuh emosi, “Aku akan segera cari bagian humas Matias untuk mengendalikan suara netizen. Sekarang mungkin ada awak media di depan lokasi syuting. Kamu jangan keluar dari lokasi syuting dulu. Aku akan pergi jemput kamu.”Sonia membaca beri
Kening Sonia tampak berkerut. “Suruh Bi Linda jaga Yana dengan baik. Kalian jangan keluar rumah dalam beberapa hari ini.”“Oke, tapi gimana sama kamu? Kamu lagi di mana? Apa yang telah terjadi?” tanya Kelly dengan cemas.“Aku baik-baik saja. Mungkin aku nggak bisa pulang dalam beberapa hari ini. Kamu dan Bi Linda jagain Yana, ya.”Kelly masih saja tidak tenang. “Sonia, sebenarnya apa yang telah terjadi?”“Kamu baca berita saja,” balas Sonia dengan suara datar, “Tapi kamu jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja.”Kelly segera membuka berita. Dia pun berkata dengan kaget, “Bukankah si Thalia itu teman kamu sewaktu di lokasi syuting? Kita pernah nonton bioskop bareng, ‘kan?”“Iya!”Kelly langsung membalas dengan penuh emosi, “Kenapa mereka semua malah memutarbalikkan fakta? Kenapa dia nggak klarifikasi?”“Karena semua ini kerjaannya.”Amarah Kelly langsung membeludak. “Aku mau komentar di bawah berita itu, biar semua orang tahu kenyataannya!”“Jangan!” Sonia segera menghentikannya. “Para
Panggilan diakhiri. Dia memalingkan kepalanya berkata pada Darren, “Aku pergi dulu. Mungkin aku nggak akan ke lokasi syuting dulu. Tolong beri tahu Pak Teddy, dia bisa hubungi aku kalau ada apa-apa.”Bukannya Sonia takut, hanya saja dia tidak ingin melibatkan kru lokasi syuting dalam masalah pribadinya. Jadi, solusi terbaik adalah tidak menampakkan diri untuk sementara waktu. Setelah berita tidak viral lagi, para penggemar juga tidak akan berulah lagi.“Oke, aku bawa kamu keluar!” balas Darren dengan segera.“Nggak usah!” Sonia membereskan laptopnya dengan tenang. “Aku pergi sendiri saja. Tenang saja, mereka nggak akan bisa halangi aku.”Darren tahu dengan kemampuan Sonia. Dia pun mengangguk. “Kamu yang hati-hati, ya. Hubungi aku kalau ada apa-apa. Sepertinya nomor ponselmu akan segera didapatkan mereka. Lebih baik kamu persiapkan nomor ponsel cadangan. Ingat beri tahu aku nomor barumu.”“Oke,” balas Sonia, “Bisa jadi Thalia juga akan menargetkanmu. Kamu juga mesti lebih waspada.”“Ten
Sonia menunduk. Sonia memang pantas untuk dimarahi. Kenapa dia tidak menjauhi Reza?Ranty juga tidak tega memarahi Sonia lagi. “Setelah masalah ini selesai, kamu segera tinggalkan Jembara saja. Kamu ikut Melvin saja. Kelak jangan bertemu dengan Reza lagi!”Kening Sonia dikerutkan. “Nggak bisa sekarang, setidaknya aku harus mengurus perceraianku dulu. Kalau nggak, nanti Melvin digugat telah melarikan istri orang.”Tetiba Ranty tersenyum. “Kamu masih bisa bercanda.”Sonia membalas dengan serius, “Aku nggak lagi bercanda!”“Kamu dan Reza sudah pisah rumah lebih dari dua tahun. Kamu sudah bisa mengajukan cerai.”Tatapan Sonia tampak dingin. “Menurutmu, apa Reza akan setuju?”“Apa lagi yang ingin dia lakukan?”“Sepertinya ….” Sonia melihat ke luar jendela, lalu berkata dengan datar, “Dia masih nggak berencana untuk menyerah!”Pada akhirnya, Ranty tidak sanggup mengalahkan Sonia. Dia pun mengantar Sonia ke vila di Jalan Yurim.Sebelum ke vila, Ranty pergi membelikan beberapa bahan makanan di
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin