Share

Bab 16

Author: Musim Gugur
Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.

Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.

Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.

Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?

Semua orang yang ada di sana mulai membicarakan kejadian beberapa saat lalu. Salah satu dari mereka ada yang berbisik, “Kenapa Sonia bisa mengendarai Rolls Royce?”

Gerakan perempuan itu terlihat sangat mahir sekali. Bukankah dia berasal dari keluarga biasa saja?

Robi yang ada di dalam mobil Bentley juga terlihat terkejut dan tidak menyangka. “Non Sonia ….” Beberapa detik kemudian dia lanjut berkata, “Hebat!”

Sepertinya Melvin tidak pernah diperlakukan seperti ini sedari kecil.

Reza melepaskan tangannya dari pintu mobil dan menatap jalanan yang baru saja dilewati oleh mobil milik Melvin yang dibawa oleh Sonia tadi. Sudut bibirnya melengkung ke atas tanpa sadar.

Melvin? Anak dari keluarga Santoso?

Tiba-tiba Reza teringat akan sesuatu. Matanya menggelap dan langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang. Setelah dua deringan, orang tersebut menerima panggilannya dan terdengar nada suara bahagia yang berseru, “Reza!”

“Kamu yang minta Melvin buat kejar Sonia?” tanya Reza langsung.

Hana terdiam sesaat karena tidak menyangka Reza akan mengetahuinya dalam waktu begitu singkat. Mendadak dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya pada lelaki itu.

“Bukan aku!” sahut Hana.

“Orang seperti Melvin nggak akan ada yang bisa memerintah dia. Bagaimana mungkin aku bisa mengatur orang yang harus disukai oleh dia?” tambah perempuan itu lagi.

“Bagus kalau bukan kamu!” ujar Reza.

“Jauhi Sonia dan jangan ganggu dia lagi. Kalau nggak jangan salahkan aku akan berbuat sesuatu hal tanpa mempertimbangkan hubungan kedua orang tua kita,” lanjut lelaki itu lagi.

Hana terdengar sedikit terisak dan nada bicaranya menjadi begitu menyedihkan ketika bertanya, “Kamu begitu menyukai dia?”

“Nggak ada hubungannya denganmu!” Reza langsung memutuskan sambungan telepon. Dia tidak suka orang yang banyak basa-basi dan mengganggu. Semoga saja Hana menghentikan semua sikapnya, dan dia juga tidak perlu lagi merepotkan Sonia.

***

Melvin akhirnya pulang dengan menggunakan taksi. Pelayan yang melihatnya pulang begitu awal tampak sedikit terkejut. Dia hendak menanyakan lelaki itu ingin minum sesuatu atau tidak mengurungkan niatnya karena melihat raut wajah lelaki itu yang tampak keruh.

Dia memiliki sifat yang buruk dan sulit sekali menebak perasaan lelaki itu. Para pelayan sebisa mungkin berusaha untuk tidak mengusik Melvin. Dia memang tidak pernah diperlakukan seperti itu, perempuan yang selama ini ada di sisinya berusaha keras mengambil perhatiannya.

Bahkan ada beberapa orang yang menggunakan sedikit kekerasan, tetapi tidak ada yang berani mengusiknya. Akan tetapi hari ini dia dibuat marah dan juga kesal.

Perempuan yang bernama Sonia itu tidak menghargainya sama sekali! Melvin naik untuk mengganti pakaiannya. Dia mencoba bermain ponsel untuk menghilangkan perasaan buruknya, tetapi justru tidak membantu.

Melvin melemparkan ponselnya karena teringat akan sesuatu. Bagaimana cara Sonia mengembalikan mobilnya? Mobilnya itu merupakan serial terbatas dan hanya ada dua buah saja di seluruh Kota Jembara. Dia tidak percaya Sonia berani membawanya pulang atau meninggalkannya di sembarang tempat.

Mungkin Sonia akan meminta bantuan polisi dan polisi juga tidak mungkin semudah itu melepaskannya. Sampai saat itu tiba, dia akan mengatakan sesuatu dan membuat perempuan itu sulit untuk bebas. Pada akhirnya, Sonia akan meminta bantuannya lagi.

Melvin sudah menyusun semua rencana di dalam kepalanya. Mendadak ponselnya berdering dan terlihat satu deret nomor telepon asing. Dia menerima panggilan tersebut dan terdengar nada bicara santun dari orang di seberang sana,

“Apakah dengan Pak Melvin?”

“Dengan siapa ini?” Tanya Melvin sambil bersandar pada sofa dengan malas-malasan.

“Pak Melvin, saya adalah polisi lalu lintas, tadi kami menemukan sebuah mobil di tepi jalan dan melacak bahwa plat mobil tersebut adalah milik Pak Melvin. Di tepi jalan dilarang untuk menjual bunga, mohon Bapak dapat membawa mobilnya pergi dari tempat tersebut.”

“Menjual bunga? Jual bunga apa?” tanya Melvin dengan kening berkerut.

“Eum … sebaiknya Pak Melvin datang dan lihat sendiri saja,” ujar polisi tersebut dengan nada ragu-ragu.

Melvin memutuskan sambungan telepon dan mengeluarkan satu mobil lagi dari tempat parkiran. Setelah itu dia bergegas menuju ke jalan yang disebutkan oleh polisi tadi. Sekitar setengah jam kemudian, dia melihat mobil yang tadi dibawa pergi oleh Sonia. Wajahnya berubah menjadi luar biasa keruh.

Mobilnya diparkir di tengah jalan dengan selembar kertas yang tertempel di sana. Kertas tersebut bertuliskan, “Dijual! Satu tangkai dua puluh ribu. Hanya menerima uang tunai dan bunga diambil sendiri!”

Bunga mawar mahal yang ada di dalam mobil sudah tersisa setengah dengan tempat duduk samping kemudi yang terdapat lembaran uang receh. Di bawah uang-uang tersebut terdapat kunci mobilnya tergeletak di sana.

Sekarang sudah tidak banyak orang yang membawa uang tunai dan hanya menggunakan alat pembayaran elektronik saja. Oleh karena itu, ada yang menggunakan kesempatan bisnis kali ini untuk menjual belikan uang tunai bagi orang-orang yang berlalu lalang.

Ternyata cukup banyak orang yang menukarkan uang tunai untuk membeli bunga mawar. Mereka melemparkan uang kertas ke dalam mobil di hadapan Melvin, kemudian mengambil bunganya dan melenggang pergi.

Kebetulan karena di daerah tersebut terlihat cukup ramai, mau tidak mau menarik perhatian pihak berwajib. Melvin tertawa untuk menutupi amarahnya yang menggelegak. Bagus sekali, Sonia!

Ada orang yang datang untuk membeli mawar lagi, tetapi kabur karena lirikan tajam lelaki itu sambil mengomel, “Jual bunga saja sombong sekali!”

Melvin hanya diam membisu di tempat.

Awalnya pihak kepolisian ingin menyampaikan beberapa pesan pada lelaki itu. Akan tetapi mereka mengurungkan niatnya ketika melihat air muka lelaki itu yang sepertinya sedang tidak baik, ditambah lagi dengan mobil miliknya yang harganya selangit. Mereka meminta Melvin membawa mobilnya pergi dari sana dan meninggalkan lelaki itu.

Sedangkan Melvin mencoba meredam emosi yang nyaris meledak di dalam dadanya. Dia menghubungi supirnya untuk datang mengambil mobil.

Anak lelaki yang menukarkan uang tunai pada para pembeli menghampirinya dan memandangi Melvin sambil berkata, “Om adalah Om Melvin, bukan? Situ adalah supermarket milik keluargaku.”

Seorang bocah lelaki berusia dua belas tahun menunjuk toko yang ada di seberang jalan dan lanjut berceloteh, “Tadi ada satu orang kakak cantik yang membeli air, dia bilang aku boleh menjual uang tunai untuk menambah uang jajan.”

Mata Melvin menyipit saat mendengar ucapan bocah tersebut. Dia mengambil uang receh dari dalam mobil dan memberikannya pada anak lelaki itu sambil bertanya, “Dia bilang apa lagi?”

“Kakak cantik itu bilang sama aku untuk bantu jaga mobilnya. Nanti akan ada Om galak yang datang dan setelah itu aku sudah boleh pulang,” lanjut bocah itu sambil tersenyum lebar karena mendapatkan banyak uang.

Lelaki itu mengepalkan tangannya mendengar sebutan Sonia tadi. Bahkan perempuan itu sudah bisa menebak ekspresinya seperti apa. Akan tetapi dia justru tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh Sonia.

Entah kenapa emosi yang tadi menggelegak di dadanya padam secara tiba-tiba. Sebersit rasa tidak mau kalah timbul di hatinya. Melvin tidak percaya bahwa dirinya tidak akan bisa menaklukkan seorang anak kecil!

Seulas senyum dingin terbit di bibirnya. Dia menepuk kepala bocah lelaki itu dan berkata, “Sudah, pulanglah!”

Anak lelaki tersebut berlari dengan langkah ringan sambil melompat kecil. Kebetulan sekali telepon dari Hana berdering. “Sudah dapat?”

“Baru dua hari, kenapa buru-buru?!” tanya Melvin dengan ketus.

Setelah itu dia langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Wajahnya tampak menggelap sambil melangkah masuk dalam mobil. Ponselnya berdering sekali lagi. Melvin pikir Hana mencoba menghubunginya lagi, dengan wajah kesal dia meraih ponselnya dan membaca nama Lewis yang ada di layar ponselnya.

Lelaki itu memintanya untuk pergi ke Kasen. Dia tiba di sana saat langit sudah gelap. Melvin membuka pintu ruangan dan suara-suara yang memekakkan telinga menghampirinya. Aroma alkohol yang begitu kuat memenuhi seluruh ruangan tersebut.

Semua orang yang tengah bermain kartu, bernyanyi, dan yang tengah memeluk perempuan tampak berdiri dan menyapanya. Dengan kompak semua orang bergeser dan memberikan posisi bagian tengah untuk lelaki itu.

Melvin duduk dan melambaikan tangannya pada orang yang lainnya dan meminta mereka melanjutkan kegiatan senang-senang yang tadi sempat terhenti. Ruangan tersebut kembali riuh dalam waktu sedetik kemudian.

Lewis duduk di sampingnya dan bertanya sambil tertawa, “Kenapa? Lagi nggak senang?”

“Nggak apa-apa!” jawab Melvin sambil menuangkan satu gelas alkohol.

“Ada beberapa orang baru yang datang dan nggak pernah dipakai. Mau kamu coba untuk menghilangkan penat?” tawar Lewis dengan senyum penuh arti.

Melvin meliriknya sekilas dan bertanya, “Kamu baru mengenalku?”

Alis Lewis naik turun dan memadamkan rokok yang ada di tangannya sambil menjawab, “Bukannya karena mahasiswi itu?”

Lirikan Melvin kembali menyapu wajah Lewis seakan bertanya bagaimana lelaki itu mengetahuinya?

Lewis terkikik dan menjawab, “Kamu lupa kalau adik aku ada di Jembara University? Aku lihat foto kamu di sosial media dia. Siapa perempuan itu? Bisa-bisanya dia menolak tuan besar Melvin!”

Melvin meneguk alkohol dalam satu tegukan tanpa berbicara apa pun. Lewis mencoba mendekatkan dirinya dan berkata, “Mau aku kasih sedikit ide?”

“Semua wanitamu itu datang karena uang, nggak akan gunanya buat naklukin dia!” kata Melvin dengan acuh tak acuh.

“Kalau gitu kamu yang nggak mengerti. Perempuan polos seperti itu nggak boleh ditaklukkan dengan uang. Kalau nggak, mereka akan berpikiran kamu sedang merendahkan mereka,” ujar Lewis.

“Lalu harus bagaimana?” tanya Melvin sambil menatap lelaki di sampingnya.

“Mereka banyak membaca buku tapi nggak ada pengalaman di kehidupan sosial. Mereka mendambakan pahlawan yang menolong mereka, jadi kamu harus membuat dia merasa kamu adalah orang yang bisa diandalkan. Dengan begitu kesempatannya akan datang sendiri!”

“Nggak akan berguna,” potong Melvin. Dia sudah menceritakan pengalaman pertamanya ketika bertemu dengan Sonia.

“Yang itu nggak termasuk. Hanya beberapa perempuan saja nggak akan membuatnya merasa terancam. Kamu harus tunggu sampai dia benar-benar menghadapi situasi mengancam dan nggak berdaya dulu baru muncul di hadapannya,” terang Lewis sambil menaik turunkan alisnya lagi.

Melvin tenggelam dalam pikirannya sendiri, kemudian secara perlahan senyumannya kembali terbit.

 
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2215

    Kening Theresia berkerut. “Kamu malah berani memelototiku. Awas aku cungkil matamu!”“Jangan!” Molly menunduk dengan ketakutan.Theresia mengangkat-angkat alisnya. Dia segera membalikkan tubuhnya untuk mengayunkan tongkat, lalu menyerang muka orang yang hendak menyerangnya secara diam-diam. Orang itu dipukul hingga kedua giginya copot. Namun, masih ada belasan orang yang menyerbu ke dirinya. Mungkin karena tidak berhasil mengalahkan Morgan, jadi mereka ingin turun tangan dari diri Theresia.Bola mata indah Theresia kelihatan tenang. Dia memutar tubuhnya, lalu menendang dan mengayunkan tongkat kayu dengan tangkas!Lantaran sudah terlalu lama tidak latihan, saat dikepung oleh banyak orang, gerakan Theresia mulai melambat. Saat pundaknya terpukul oleh tongkat, Theresia menggertakkan giginya, lalu melompat untuk menendang dua orang, dan segera melarikan diri.Berhubung tidak sanggup mengalahkan mereka, Theresia memilih untuk melarikan diri, jangan sampai rencana mereka tercapai!Saat ini,

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2214

    Morgan segera turun tangan. Reaksi orang lain juga tidak secepat Morgan. Saat mereka hendak beraksi, Mateo sudah dikendalikan oleh Morgan.Pergelangan tangan Mateo telah patah. Dia kesakitan hingga keringat dingin terus mengalir dari atas keningnya. Dia menatap Mateo dengan gusar. “Kalau kamu berani, ayo bunuh aku!”Tatapan Morgan kelihatan datar. Dia berkata dengan sinis, “Saat latihan dulu, kamu juga tidak puas, diam-diam mencariku. Pada akhirnya, kamu juga ngomong ucapan ini. Sudah bertahun-tahun, kamu jangan cuma jago bicara kata-kata sadis, coba tingkatkan sedikit kemampuanmu!”Amarah Mateo terpancing. Dia menggertakkan giginya, lalu menabrak Morgan dengan mendadak. Dia berasal dari latar belakang keluarga yang istimewa. Jadi, ada sikap liar dan arogan di dalam dirinya. Selama beberapa tahun ini, dia bersikap jahat dan semena-mena. Dia tidak pernah memasukkan Mateo ke hatinya. Dia selalu merasa meremehkan dan iri terhadap Morgan.Saat Mateo menabrak Morgan, tiba-tiba Molly melompa

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2213

    Ingga mengira jika Ashley ke sana, paling-paling Mateo tidak memberinya muka saja. Dia sungguh tidak menyangka Mateo akan bersikap arogan hingga seperti ini. Dia malah berani menculik Ashley!Panggilan masih belum diakhiri, hanya disenyapkan saja. Morgan berjalan kemari. “Lihat titik lokasinya, sekarang Ashley lagi di mana?”Theresia mengangguk. Berdasarkan panggilan masuk tadi, dia menelusuri keberadaan Ashley. Saat ini, dia menyadari Ashley telah menjauhi pusat kota. Titik lokasinya telah bergerak menuju ke area barat daya.Morgan menyerahkan jaket kepada Theresia. “Ayo!”Theresia mengambil jaket, lalu mengenakannya. Dia pun berkata pada Ingga, “Kamu jangan sebar luaskan masalah ini dulu, jangan sampai menimbulkan kepanikan. Kami pergi cari Ashley dulu!”Ingga menggeleng dengan tidak berdaya. “Terlalu berbahaya kalau kamu pergi berdua dengan Tuan Morgan. Lebih baik lapor polisi saja!”Mateo berani menculik Ashley. Dia pasti sudah menyusun jebakan untuk mereka. Jika Theresia dan Morga

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2212

    “Aku pergi ke Perusahaan Victory untuk negosiasi!” Ashley menjelaskan, “Ibuku itu kakak sepupunya dari ibunya Tuan Mateo. Aku tergolong sepupuan dengan Tuan Mateo. Biarkan aku saja yang negosiasi sama dia. Kalau dia mau kerja sama, biar aku saja yang tanggung jawab atas proyeknya. Kalau dia nggak bersedia, aku juga bisa membujuknya untuk jangan menentang perusahaan kita.”Theresia berkata dengan suara datar, “Kalau kamu melakukannya demi perusahaan, kamu nggak usah ke sana!”Ashley berkata, “Bos, kamu izinkan aku ke sana, ya. Aku yakin aku bisa menyelesaikan masalah ini.”Morgan yang sedang duduk di sofa tiba-tiba mengangkat kepalanya, kemudian berkata dengan suara datar, “Tidak ada yang bisa menebak apa yang akan dilakukan Mateo. Dia juga belum tentu peduli dengan hubungan sepupu kalian. Aku sarankan kamu jangan ke sana!”Ashley berkata, “Dulu kedua keluarga kami sering berhubungan. Sewaktu kecil dulu, aku juga pernah main bareng kakak sepupuku. Aku rasa dia akan beri aku muka!” Kemud

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2211

    Theresia terbangun dari mimpinya. Dia membuka matanya, lalu menatap Morgan dengan linglung.Morgan mengusap wajahnya. “Jangan tidur lagi. Ada yang cari kamu!”“Emm!” balas Theresia, lalu menunduk untuk membenamkan kepalanya di dalam pelukan Morgan. Setelah itu, dia baru duduk di tempat. Saat melihat bayangan di luar pintu, dia merapikan pakaiannya, lalu berjalan ke sisi meja kerja.“Masuk!” Ingga mendorong pintu dengan hati-hati. Dia melihat Morgan sekilas, baru berjalan ke sisi Theresia dengan ragu. “Bos, tadi ada telepon dari Perusahaan Victory. Katanya mau bahas soal kerja sama dengan kita.”Theresia telah memblokir nomor kontak Mateo. Dia tidak bisa menghubungi Theresia lagi, makanya dia menyuruh bawahannya untuk mencari Ingga.Ingga tidak tahu konflik di antara bosnya dengan Mateo, hanya saja dia pernah mendengar nama Mateo sebelumnya. Dia merasa Mateo memiliki niat buruk.Theresia telah sadar. Ekspresinya kelihatan dingin. “Beri tahu mereka, masalah kerja sama sudah dibatalkan. S

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2210

    Semalam, Gosin bisa memberanikan dirinya murni karena efek alkohol. Subuh hari tadi, dia dan Mateo mencampakkan Molly sendirian di Altena. Mereka berdua telah melarikan diri. Setelah kesadarannya kembali, Gosin mulai merasa takut. Gosin bahkan tidak pergi bekerja, melainkan pergi ke perusahaan Mateo untuk berdiskusi. “Apa Molly akan balas dendam sama aku?”Keluarga Amara memang bukan tergolong keluarga konglomerat di Kota Jembara, tetapi mereka sanggup untuk menghadapi seorang karyawan biasa.Mateo tidak memedulikannya. “Tenang saja, ada aku yang melindungimu. Molly tidak berani melakukan apa-apa terhadapmu!”Gosin merasa agak tenang. “Dua hari ini aku cuti. Aku tidak pergi bekerja dulu. Aku akan tinggal bersama Kak Mateo selama dua hari ini.”Mateo mentertawakannya. “Lihat sosok pengecutmu!”Gosin tersenyum. “Dari dulu, Molly itu galak sekali. Aku benar-benar takut dia akan cari aku di perusahaan!”“Dia tidak berani. Dia sendiri juga ikut serta dalam masalah ini. Dia cuma bisa bungka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status