Ada beberapa wanita berpakaian seksi sedang duduk di ruang tamu. Saat melihat kedatangan Kase, mereka langsung mengerumuninya.Kase yang dikerumuni para wanita itu melihat ke sisi Theresia. “Nona Lacey, apa-apaan ini?”Ujung bibir Theresia melengkung ke atas. “Aku tahu Tuan Kase suka sama cewek cantik. Ini adalah hadiah pertemuan dari Raja Bondala. Selamat menikmati!”Usai berbicara, Theresia mengangguk dengan perlahan, kemudian meninggalkan tempat.Kase sudah pasti tidak tertarik dengan wanita-wanita ini. Dia melangkah hendak berjalan pergi, tetapi dia malah dikerumuni oleh mereka.“Tuan Kase, jangan pergi!”“Kami sudah menunggumu dari tadi!”“Dengar-dengar Tuan Kase sangat perkasa, kami semua sangat penasaran.”Keenam wanita dengan berbagai warna kulit. Beberapa di antaranya berbicara dalam bahasa asing, sedangkan yang lain berbicara bahasa lokal yang logatnya aneh. Mereka semua merangkul Kase dan membawanya ke sisi sofa.Sofanya sangat besar, Kase tenggelam ke dalamnya. Sebelum dia
Reza berjalan pergi. Yang lain pun segera mengikuti langkahnya. Setelah mereka semua pergi, Sonia baru mendorong troli ke dalam lift, mulai menjalankan tugasnya untuk mengantar makanan.Sonia tahu Reza ingin bertemu dengannya. Cepat atau lambat mereka memang akan bertemu. Reza bisa bertahan sampai sekarang, tidak membongkar identitasnya di depan semua orang, sudah tergolong melindunginya.…Selesai Sonia mengantar makan malam, dia mengisi spaghetti ke dalam kotak makanan. Dia mengendarai mobil pergi ke vila yang ditempati Reza dan juga Theresia.Bel pintu ditekan. Theresia pergi membuka pintu, lalu berkata dengan tersenyum lembut, “Kami sudah menunggumu dari tadi. Silakan masuk.”Sonia mengangguk, lalu memasuki vila.Theresia menutupi pintu sembari berkata pada Sonia, “Ke atas sana. Raja Bondala sedang menunggumu di atas. Tenang saja. Semua orang di sekitar gedung ini adalah anggotanya. Tidak ada kamera CCTV juga di atas. Kamu bisa mengatakan semua yang ingin kamu katakan!”Sonia ters
Hati Sonia terasa sakit. Pelukannya spontan semakin erat. Dia membenamkan kepalanya di dalam pelukan Reza. “Reza, aku bersalah sama kamu. Aku tahu, kok!”Reza berkata, “Kamu tidak bersalah sama aku. Aku sendiri yang mencintaimu hingga tidak bisa mengendalikan diriku!”Hati Sonia semakin sesak saja. “Kamu jangan berbicara seperti ini. Aku akan semakin merasa bersalah!”Reza menekan Sonia di dalam dekapannya, lalu berkata dengan suara rendah, “Kalau dengan membuatmu merasa bersalah, kamu pun akan memberi tahu semua masalahmu, aku akan beri tahu kamu bagaimana perasaanku selama beberapa hari ini! Biar kamu merasa bersalah!”Sonia meremas pakaian di bagian punggung Reza, lalu memeluknya dengan erat. Reza adalah cahaya bagi Sonia, juga adalah kekuatan saat Sonia berada di dalam kegelapan!Amarah di hati Reza mulai memudar. Dia mencium pipi Sonia. “Jangan takut. Aku sudah datang!”“Emm!” Sonia mengangguk dengan terisak-isak.Ketika Sonia terjebak dalam mimpi, apalagi ketika pikiran dan kekua
“Oh, ya?” Terlihat kilauan dalam mata Reza. “Ternyata kedudukanku di hatimu begitu tinggi!”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Dulu aku mengagumimu. Sekarang aku merasa bangga!”Ternyata pahlawan itu milik Sonia!Reza mengusap pipi Sonia. “Mengenai masalah Federasi Mali, kita bicarakan detailnya lain kali.”“Aku sangat menantikannya!” Sonia mengangkat kepala untuk mengecup ujung bibirnya. “Sudah saatnya aku pergi!”Reza merangkul pinggang langsing Sonia. Terlihat tatapan serius di dalam matanya. “Jauhi Kase. Aku tidak menyukainya!”Sebelumnya Reza hanya pernah mendengar tuan muda dari Keluarga Milana, tetapi mereka tidak pernah berhubungan. Namun ketika bertemu tadi, Reza merasa tidak nyaman ketika melihatnya!“Tenang saja!” Sonia tersenyum. “Aku pergi dulu!”“Ingat, ada aku di sini. Kamu tidak usah mencemaskan apa pun!” Reza menatapnya dengan tatapan serius. “Kamu jalankan misimu saja. Aku akan membantumu untuk menemukan kakakmu. Sekarang kakakmu pasti dalam keadaan baik-baik saja!”“O
Setelah Sonia pergi, Reza duduk di sofa sembari mengambil sebatang rokok. Dia berkata pada Theresia, “Terima kasih. Kamu pergi istirahat sana!”Theresia menuangkan segelas anggur, lalu berjalan ke sisi jendela. Dia menatap pemandangan malam di Istana Fers. Entah di mana Morgan saat ini? Apa dia benar-benar sedang berada di Istana Fers?Pada saat ini, Theresia memalingkan kepala Reza. “Tuan, Federasi Mali yang kamu pimpin dan Barkia milik Tuan Morgan adalah tanah suci. Biarkan Hondura juga kembali menjadi tanah suci.”Dulu, Theresia pertama kali bertemu dengan Morgan di Hondura. Pada saat itu, ada sebuah tempat bernama Red Hole yang khusus melelang gadis-gadis muda. Theresia adalah salah satu dari mereka yang dilelang.Theresia dijual oleh orang tuanya, lebih tepatnya oleh orang tua asuhnya. Setelah dibawa pergi dari perbatasan, dia melewati banyak tempat, lalu pada akhirnya tiba di Hondura yang mana merupakan neraka bagi para manusia.Morgan lebih tua sepuluh tahun daripada Theresia. P
Reza semakin tidak menyukai Kase lagi. Dia pun memerintah dengan suara dingin, “Pergi! Pergi ledakkan aula persembahan itu! Hancurkan!”“Raja Bondala!” Theresia buru-buru mendekatinya. “Aku sangat memahami perasaanmu saat ini. Tapi, aku harap kamu bisa menenangkan dirimu. Jangan menimbulkan masalah baru dalam kondisi seperti ini! Kalau kamu meledakkan aula persembahan Kediaman Keluarga Milana, seharusnya Kase dan Rayden akan menyelidiki sampai ke dirimu. Kalau mereka menelusuri identitasmu, bisa jadi mereka juga akan menemukan informasi mengenai Sonia.”Suara Theresia terdengar sangat tenang. “Suki sudah ‘mati’. Sonia juga nggak akan ungkit nama itu lagi di hadapan siapa pun. Kase nggak bakal mengetahuinya. Seandainya kamu meledakkan aula persembahan itu, malah akan menimbulkan kecurigaan.”Raut wajah Reza kelihatan sangat tenang. “Maksudmu, aku mesti bersabar?”Theresia berkata, “Untuk sementara ini, kamu terpaksa bersabar dulu!”Reza memadamkan rokok ke dalam asbak, lalu mengangguk d
Sonia menatap Reza yang berada di dalam layar mulai memejamkan matanya. Bulu mata lentiknya mulai menutup bola mata indahnya. Reza benar-benar sudah kecapekan!Sonia tahu betapa Reza mencemaskannya selama beberapa hari ini. Dia juga mengerti betapa bersabarnya Reza selama beberapa saat ini! Sonia juga tahu betapa Reza mencintainya.Sonia menatap wajah Reza yang sedang tidur. Rasa gembira dan pilu meluap di dalam hatinya. Matanya spontan menjadi basah. Kemudian, Sonia bergumam, “Suamiku, aku mencintaimu!”Kebersamaan selama dua hari dua malam di ruang rahasia bawah tanah membuat Sonia merasakan gejolak dalam hatinya, sebuah perasaan yang berbeda dari persahabatan di medan perang. Itulah sebabnya Sonia memutuskan untuk pergi ke Jembara untuk mencari jawaban atas perasaan aneh itu.Namun, saat benar-benar bertemu dengan Reza dan menghabiskan waktu bersama, Sonia baru menyadari betapa luar biasanya pria itu. Saat itulah Sonia benar-benar memahami apa yang dinamakan cinta.Perasaan itu baga
Setelah tiba di luar kamar Sonia, Kase juga tidak mengetuk pintu, sebab dia tahu Sonia masih belum bangun.Sekarang asalkan Sonia tidur, dia pun tidak bisa bangun dengan sendirinya, mesti ada yang membangunkannya.Kase berjalan ke dalam, lalu duduk di samping ranjang. Ketika menatap ekspresi kesakitan di wajah Sonia, hati Kase terasa bagai sedang diremuk saja.Entah apa yang sedang dimimpikan Sonia hingga dia begitu ketakutan?Kase sudah mengutus anggotanya untuk mencari obat untuk menetralisir racun di dalam tubuh Sonia, tetapi semua obat yang ditemukannya tidak berkhasiat sama sekali. Sonia masih saja terjebak dalam mimpinya.Biasanya Sonia sangat suka tidur. Namun sekarang, tidur sudah menjadi siksaan baginya.Hati Kase semakin penat lagi, juga semakin menyesal. Dia spontan berkata dengan lembut, “Ruila, bangunlah!”“Sayangku, sudah pagi, sudah saatnya untuk bangun!”“Matahari sudah terbit!”…Pada akhirnya, Kase terpaksa menggoyang lengan Sonia. Sonia pun baru terbangun dengan kage
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu