Air mata Kelly meleleh dan mengalir di pipinya. Tangannya terangkat dan menutup wajahnya. Air mata perempuan itu mengalir melewati telapak tangannya.“Kelly, Mama tahu kamu yang paling dirugikan di sini. Kalau mau menyalahkan orang, maka berarti mama yang salah. Jangan salahkan kakakmu. Dia saja nggak berani telepon kamu. Kakak iparmu ngambek terus sama kakakmu karena masalah rumah. Kakak benar-benar nggak ada cara lain.”Kelly menarik napas dalam-dalam dan mengusap air matanya sambil mengangguk dan berkata, “Aku tahu, aku akan cari tempat tinggal sendiri.”“Kelly, Mama tahu kamu anak yang pengertian,” ujar ibunya seperti sambil membekap mulut menahan tangis.Setelah sambungan telepon terputus, Kelly duduk di kasur dengan perasaan yang penuh akan rasa sedih dan tidak rela. Papanya pergi tanpa berita dan sekarang dia juga kehilangan rumah. Kehidupannya yang paling bahagia adalah sebelum menginjak usia 12 tahun. Kala itu papanya belum kecanduan narkoba dan keluarganya hidup dengan bahagi
Jason tercenung dan terkejut. Setelah itu dia mempersilakan lelaki itu masuk dengan sopan.“Kelly bilang dia pulang karena ada urusan. Mungkin Om boleh telepon dia.”Iwan masuk ke dalam rumah dengan hati gembira dan menyapu pandangannya ke sekitar dengan tatapan menilai. Ada beberapa barang yang belum pernah dia temui sebelumnya, tapi sekali lihat saja semua orang akan tahu bahwa rumah ini adalah rumah orang kaya.Lelaki itu terlihat terkejut dan juga bahagia dan sikapnya terlihat semakin santun. Jason menuangkan minuman dan menghampiri Iwan sambil berkata, “Duduk, Om.”“Baik, baik!” sahut Iwan sambil menerima gelas dengan kedua tangannya dan duduk di sofa.“Kelly sudah tinggal satu rumah dengan kamu?” tanya Iwan.Jason dapat melihat sorot berharap di mata lelaki paruh baya tersebut. Dan dengan sedikit terkejut dia tersenyum dan berkata, “Bukan, akhir-akhir ini aku terluka dan meminta Kelly untuk merawatku.”“Oh, begitu,” kata Iwan dengan ekspresi kecewa yang begitu jelas.Dia melihat
Melihat ekspresi perempuan itu yang keruh membuat Jason mengira Kelly masih kepikiran dengan penyakit yang diderita ibunya. Dia berinisiatif menghibur dan berkata, “Papa kamu hari ini datang dan cerita tentang penyakit mama kamu. Kamu tenang saja, aku ada kasih uang dan mama kamu akan sembuh dalam waktu yang cepat.”Kelly tercenung dan bertanya dengan raut linglung, “Kamu bilang siapa yang datang?”“Papa kamu, dia bilang namanya Iwan,” jawab Jason.Raut wajah Kelly tampak pucat pasi dan suaranya sedikit serak sambil bertanya, “Dia minta uang sama kamu? Kamu kasih dia berapa banyak?”“Dua ratus juta. Mama kamu bukannya butuh 200 juta untuk biaya operasi?”Dada Kelly seperti terkena pukulan telak hingga membuat rasa sakit menyerang seluruh tubuhnya. Kepalanya berdengung dan kardus di tangannya jatuh ke lantai. Barang yang ada di dalam kardus tersebut berserakan ke seluruh tempat.Kejadian yang dia lalui hari ini bagaikan terjangan badai yang menggulungnya dan membuatnya tidak bisa bernap
Kelly tidak berbicara ketika mereka sedang makan. Situasi seperti ini membuat Jason merasa tidak terbiasa sehingga dia memutuskan untuk mencari topik terlebih dahulu.“Kamu suka lego?”“Aku hanya ada satu dan itu dikasih oleh papa waktu ulang tahun aku kesepuluh,” jawab Kelly dengan suara pelan.Waktu itu ayahnya masih belum mengenal dunia perjudian dan baru saja diangkat menjadi kepala koki di sebuah hotel. Gaji ayahnya naik hingga dua kali lipat dan dengan bangga membelikan lego idamannya sebagai kado ulang tahun.Tahun itu mereka pindah ke rumah yang baru dan membuat semua keluarga dan tetangga merasa kagum serta iri dengan mereka sekeluarga.Namun hari ini mereka justru telah menjual rumahnya dan keluarganya menjadi hancur lebur. Semua karena perjudian yang membuatnya menjadi seperti sekarang. Kelly tidak pernah merasa benci dengan sesuatu selama dirinya hidup di dunia ini.“Kalau gitu papa kamu lumayan baik sama kamu. Selanjutnya kenapa dia bisa terjerat?”Ekspresi Kelly semakin m
Saat Sonia kembali ke lantai atas, dia menerima pesan dari Reza, “Datang ke kamar utama!”Sonia mengetuk pintu dan masuk ke kamar. Pria itu sedang duduk di tempat tidur sambil membaca buku. Begitu dia melihat Sonia datang, dia langsung tersenyum, “Ke sini!”Sonia berjalan mendekat, lalu telungkup di tempat tidur. Dagunya bertumpu pada kaki Reza yang ramping. Kemudian, dia menatap pria itu dengan sepasang matanya yang besar dan jernih. Sonia tampak ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu-ragu.Reza membungkukkan badannya sedikit, lalu mengelus kepala Sonia dan bertanya, “Ada apa?”Sonia menarik tangan Reza dan meletakkan tangan itu di wajahnya. Setelah itu, dia berkata, “Kamu tahu banyak hal. Menurutmu, kenapa ada orang tua yang nggak sayang sama anak mereka sendiri?”Di bawah telapak tangan Reza ada pipi Sonia yang lembut, tapi pria itu merasakan seolah-olah seluruh bagian dari Sonia ada di telapak tangannya. Dia berpikir sejenak, lalu pelan-pelan berkata, “Sifat manusia sangat rumit, suli
Usai berkata, Susan melihat Sonia mengangkat wajah dan menatapnya dengan sepasang mata jernih. Sorot matanya tampak dingin dan dalam. Kalau dilihat lebih jelas, mata itu juga seperti genangan air jernih yang tidak menyembunyikan apa pun.Susan yang ditatap seperti itu spontan merasa bersalah. Untuk menutupi perasaannya, dia segera tersenyum dan berkata, “Nggak apa-apa kalau kamu nggak sempat. Paling-paling aku urus dua-duanya sendirian.”Sonia menyimpan bukunya, lalu berdiri dan berkata, “Boleh, kok. Siapa nama teman kamu itu?”Susan sangat senang, dia pun segera berkata, “Wulan. Kamu ke lantai enam dan bilang sama Kak Sunny kalau kamu gantikan Wulan. Dia tahu, kok.”“Oke!” kata Sonia.“Terima kasih, Sonia. Kapan-kapan aku traktir kamu.” Susan mengucapkan terima kasih.Setelah Sonia pergi, Jessy berjalan menghampiri Susan dan bertanya dengan heran, “Dia ke sana begitu saja?”“Perempuan nggak punya otak. Kalau Reza dan Melvin nggak melindungi dia, kamu kira dia bisa bertahan lama di Kas
Mereka berdua masuk ke ruangan sambil membawa buah dan minuman. Seseorang sedang bernyanyi di ruangan dengan lampu berkedip-kedip itu. Suara musik begitu keras hingga memekakkan telinga.Semua orang sedang bersenang-senang. Tidak ada yang memperhatikan dua pelayan yang datang untuk mengantarkan minuman dan buah.Sonia melihat Yoko yang duduk di sofa seberangnya ketika dia menuangkan minuman. Perempuan dengan gaun merah muda yang tadi sedang duduk di sebelahnya sambil main game.Begitu perempuan itu melihat buah, dia langsung menoleh dan bersikap manja pada Yoko, “Aku ingin makan leci.”Senyum hangat merekah di wajah tampan Yoko. Dia mengambil leci lalu menyerahkannya pada perempuan itu.Orang-orang di sebelahnya spontan berseru, “Kupaskan untuk Rani, dong!”“Nggak hanya dikupas, kamu juga harus suapi Rani!”“Menurut kalian, harus suapi dengan cara apa?”“Tentu saja dengan mulut!”Saat semua orang tengah tertawa, perempuan itu mengangkat kepalanya sedikit dan menunggu Yoko mengupas leci
Pukul 10.30, Sonia kembali ke Imperial Garden. Dia juga telah menerima informasi dari Ariel. Bos Yoko bernama Jordan dan memiliki seorang putri yang bernama Rani. Di dalam informasi mencakup latar belakang dan riwayat keluarga itu. Pada dasarnya, Jordan memulai usahanya dari nol. Mereka perhiasan yang dia dirikan cukup terkenal di Kota Jembara. Desain perhiasannya berasal dari Arkava Studio, yang merupakan nilai jual utama perusahaannya.Setelah itu ada informasi mengenai Yoko, penduduk asli Kota Jagar. Kedua orang tuanya adalah pekerja biasa.Satu hal yang mengejutkan Sonia yaitu keluarga Yoko dan keluarga Jordan masih kerabat. Nenek Yoko dari sebelah ibu adalah sepupu ibunya Jordan. Yoko seharusnya memanggil Jordan paman.Hubungan saudara yang sudah sangat jauh. Entah Yoko masuk ke perusahaan itu ada hubungannya dengan hal itu atau tidak.Selain hubungan saudara ini, informasi lainnya hampir sesuai dengan dugaan Sonia. Perempuan yang dilihatnya hari ini seharusnya adalah Rani, putri
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia