Share

Hidup Dengan Kebencian

“Kelihatannya seseorang sedang beruntung atau senyum bahagia itu dari semua donat yang telah kubawa?” Jery mempermainkan nada bicaranya ketika aku berjalan memasuki dapur terlambat satu menit.

Wajahku seolah terbakar. “Aku suka donatnya. Terima kasih dan aku minta maaf aku lupa kemarin malam. Ini karena uh… aku memiliki hari yang gila,” jawabku, mengambil celemekku dan takut membuat kontak mata dengannya.

“Sayang, jika aku baru saja keluar dari ranjang dengan Rudy Adhitama aku akan menyeringai seperti orang gila juga. Kenyataannya, aku sangat iri. Aku tahu donatku tidak menaruh kilatan puas di matamu.”

Aku mulai terkekeh dan meraih bolpoin dan kertas. “Dia sangat mengagumkan.”

“Oh, tolong ceritakan detailnya padaku. Aku akan mengikuti setiap katanya,” Jery memohon sambil berjalan menuju ruang makan disampingku.

“Pergi godalah wanita-wanita itu dan berhenti berkhayal tentang&he

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status