Cameron terkejut, Lizbeth diam. Lucien tetap tenang, Samantha menghela napas.“Dad,” kata Lizbeth yang akhirnya duduk lagi. Lizbeth tidak menginginkan semua ini.“Jika Lucien memang tulus mencintaimu. Maka syarat ini bukan apa-apa untuknya.” Caspian menatap Cameron. “Berdirilah. Aku sudah sejak lama memaafkanmu. Hanya saja aku memiliki harga diri yang tinggi untuk mengakuinya.”Cameron pun akhirnya berdiri. Dan perlahan mendekat, lalu duduk di samping Caspian, seraya menatap matanya. “Jadi, apa syarat yang kamu ajukan kepada Lucien?”Caspian tersenyum tipis menatap Cameron. “Kenapa, kamu takut?”Saat Cameron hendak berbicara, suara Lucien terdengar. “Silakan Paman katakan. Apabila masuk akal, aku akan mempertimbangkannya. Dan jika tidak— bukan berarti aku akan melepaskan Lizbeth. Aku akan memperjuangkannya dengan cara yang lain.”Caspian menarik napas. “Baik.”Lizbeth mendadak tegang. Ia tahu, permintaan sang ayah pastinya bukanlah sesuatu hal yang biasa. Pasti akan menyulitkan Lucien
Semua orang terkejut, ruangan mendadak hening seketika.Lucien menunduk, matanya tajam menatap meja makan di depannya. Lizbeth terdiam, jantungnya berdebar begitu keras sampai terasa di telinganya. Suasana yang sebelumnya hangat, mendadak dipenuhi tekanan tak kasat mata.Caspian dan Cameron pun terdiam. Tidak ada yang menyangka bahwa Samantha akan secara gamblang menjatuhkan keputusan sebesar itu di hadapan semua orang.Lucien akhirnya mengangkat wajahnya. Tatapannya mengarah langsung ke Samantha. “Nenek … kenapa sekarang?” suaranya datar, tetapi ada nada hati-hati yang tak bisa disembunyikan.Samantha menatap tajam Lucien. “Kau sudah tidak mau lagi dengan Lizbeth?” tanyanya. “Bukankah ini yang kau inginkan? Sekarang aku mengabulkan permintaan kalian, maka segeralah menikah.”“Tapi, saat ini waktunya tidak tepat.” Lucien menatap Samantha.“Waktunya telah tiba,” jawab Samantha tegas. “Aku tidak akan tinggal diam melihat keluarga ini terpecah belah lagi. Hanya kalian berdua yang bisa me
Lizbeth menoleh ke arah Lucien. “Tentu.”Lucien menarik tangan Lizbeth, membawanya ke kamarnya. Lizbeth hanya mengikuti Lucien dalam diam, mereka masuk ke dalam kamar.Setelah satu jam berlalu, langit sudah hampir terang. Lucien memeluk Lizbeth erat, tetapi tidak satupun dari mereka yang tertidur. Lizbeth menepuk-nepuk pelan punggung Lucien.“Kamu bisa melewatinya— ibumu, dia pasti akan segera sadar.”Lizbeth menanamkan sifat positif pada Lucien. Jika dirinya ikut sedih, bagaimana dengan Lucien. Saat salah satu dari mereka menjadi lemah, salah satu dari mereka harus menguatkan.“Lilibeth,” panggilnya dengan suara yang lembut.“Ya ….”“Saat melihat ibumu sakit— menyaksikan detik terakhirnya—” bibir Lucien bergetar hebat.Deg!Lizbeth membelalak, tidak menyangka Lucien akan menanyakan hal sepahit ini. Mengorek kembali luka lama, yang sudah hampir dia lupakan.“Saat itu, duniaku terasa hancur. Ada rasa tidak rela, karena banyak hal yang belum bisa aku berikan dan lakukan bersamanya. Aku
Lizbeth terdiam sesaat. Hari itu dia pernah berpikir, bahwa semua itu bagian dari skenario Victoria untuk menyingkirkannya. Jika bukan Victoria, lalu siapa lagi yang menginginkan kematiannya? Lucien melihat keraguan di mata kekasihnya. “Percayalah.”Lizbeth diam sejenak, hingga akhirnya manggut. “Siapapun orangnya. Harus ada pertanggung jawaban untuk Lucas.”“Pasti.” Lucien menjawabnya dengan tegas.Lucien dan Lizbeth saling menguatkan. Lucien juga sudah meminta Cameron, menyiapkan kepulangan ibunya ke New York. Dan meminta tim medis khusus untuk merawat ibunya.Dan esok harinya, di ruangan VIP tempat Victoria dirawat. Para tim medis, sedang mempersiapkan untuk pemindahan Victoria ke rumah sakit milik keluarga Kingsley di New York. Tim medis mulai memasang perlengkapan transportasi ICU. Selang oksigen, monitor portabel, brankar khusus dengan penyangga leher dan tulang belakang. Victoria tetap tidak bergerak, napasnya tenang di bawah bantuan alat.Lucien berdiri di samping ranjang. L
Samantha tidak ingin itu terjadi. Dia tidak ingin lagi, ada kudeta untuk kedua kalinya. Sudah cukup sampai Caspian, Cameron. Dan tidak boleh terjadi lagi, sampai ke Lizbeth dan Lucien.Samantha tidak pernah melupakan hari dimana putra pertamanya Caspian, hampir saja kehilangan nyawanya. Semua itu terjadi, atas kudeta dari keluarga Mafia pihak suaminya Keegan Silas Kingsley. Mereka yang sejak lahir menjadi seorang Mafia, ingin menjadikan Kingsley sebagai mahkota mereka untuk menutupi barang haram. Pembunuhan, menjadikan Kingsley sebagai pelindung dari kejahatan yang mereka perbuat.Mereka yang tidak setuju dengan keputusan Keegan menjadikan Caspian sebagai penerus utama, tentunya akan mencari celah untuk menyingkirkan Caspian. Dengan membuat Caspian kecelakaan, dan memanipulasi publik dengan mengatakan Caspian memakai barang haram hingga teler, dan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dengan kekasihnya. Namun, Samantha tidak pernah percaya, dia yakin semua itu hanyalah rekayasa da
Lizbeth membalas pelukan Lucien. Dia memejamkan matanya. “Aku juga Lucien, sangat merindukanmu.”Waktu seakan berhenti di situ, saat ini hanyut dalam pelukan Lucien. Setelah beberapa saat, Lucien melepaskan pelukannya. Lalu menyentuh wajah Lizbeth, matanya berkaca-kaca. Lalu maju bersama dengan langkah Lizbeth.Lucien menutup pintu, menarik koper masuk ke dalam. Lalu Lizbeth dan Lucien masuk ke dalam kamar.“Kamu pasti lelah, sebaiknya kamu beristirahat dulu.”Lucien tidak menjawab, dia melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya. Lizbeth merasa, Lucien agak murung. Lizbeth ingin bertanya, tetapi ada rasa sungkan di dalam hatinya.Lucien berjalan menuju kamar mandi, ia pun mandi. Lizbeth merasa tidak tenang, jadi mengambil ponsel miliknya dan menghubungi Kilian secara diam-diam. Tidak lama panggilan itu langsung tersambung.“Kilian, ada yang ingin aku tanyakan.”“Silakan Nona,” jawab Kilian.“Apa terjadi sesuatu? Lucien, aku mera—”“Nyonya Victoria, mengalami kecelakaan!” jawab Kilia